Translate

Minggu, 30 November 2014

Sepatu Kayu VS Gelar

♚ SEPATU KAYU & GELAR ♔

Abu Hanifah Nu’man bin Tsabit, atau populer disebut Imam Hanafi, pernah berpapasan dengan seorang anak kecil yang tampak berjalan mengenakan sepatu kayu.

”Hati-hati, Nak, dengan sepatu kayumu itu. Jangan sampai kau tergelincir,” sang imam menasehati.

Bocah miskin ini pun tersenyum, menyambut perhatian pendiri mazhab Hanafi ini dengan ucapan terima kasih.

”Bolehkah saya tahu namamu, Tuan?” tanya si bocah.

”Nu’man.”

"Jadi, Tuan lah yang selama ini terkenal dengan gelar al-imam al-a‘zham (imam agung) itu?”

”Bukan aku yang menyematkan gelar itu. Masyarakatlah yang berprasangka baik dan menyematkan gelar itu kepadaku.”

"Wahai Imam, hati-hati dengan gelarmu.
Jangan sampai Tuan tergelincir ke neraka gara-gara dia.
Sepatu kayuku ini mungkin hanya menggelincirkanku di dunia.
Tapi gelarmu itu dapat menjerumuskanmu ke kubangan api yang kekal jika kesombongan dan keangkuhan menyertainya.”

Ulama kaliber yang diikuti banyak umat Islam itu pun tersungkur menangis.
Imam Hanafi bersyukur. Siapa sangka, peringatan datang dari lidah seorang bocah.

✪ Moral of the story:
Seringkali manusia mewaspadai sesuatu yg dampak buruknya kecil tapi mengejar sesuatu yg tanpa sadar dampak buruknya lebih besar baginya.

Berhati2lah dalam melangkah krn kulit pisang tidaklah menggelincirkan banyak org dibandingkan jabatan, pujian dan lisan.

والله أعلم بالصواب
بارك اللّـﮧ فـيكم

Mendo'akan Saudara

# Mendoakan saudara muslim
--------------

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda: 

دَعْوَةُ الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ لأَخِيْهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ مُسْتَجَابَةٌ عِنْدَ رَأْسِهِ مَلَكٌ مُوَكَّلٌ. كُلَّمَا دَعَا ِلأَخِيْهِ بِخَيْرٍ، قَالَ الْمَلَكُ الْمُوَكَّلُ بِهِ: آمِيْنَ. وَلَكَ بِمِثْلٍ. 

‘Do’a seorang muslim untuk saudaranya yang dilakukan tanpa sepengetahuan orang yang dido’akannya [1] adalah do’a yang akan dikabulkan. Pada kepalanya ada Malaikat yang menjadi wakil baginya. Setiap kali dia berdo’a untuk saudaranya dengan sebuah kebaikan, maka Malaikat tersebut berkata: ‘Aamiin dan engkau pun mendapatkan apa yang ia dapatkan.’”[2]

Al-Imam Ibnu Hibban membuat sebuah bab dalam Shahiihnya dengan judul: “Anjuran untuk Memperbanyak Berdo’a kepada Saudara Sesama Muslim Tanpa Sepengetahuan Orang yang Dido’akan, dengan Harapan Permohonan untuk Keduanya Dikabulkan.”[3]

Mari Saudaraku seiman, kita senantiasa mendoakan kebaikan untuk diri kita, keluarga, dan saudara kita sesama muslim.

Footnote
[1]. Termasuk juga orang yang dido’akannya berada di hadapan orang yang mendo'akannya, seperti berdo'a dengan hatinya atau dengan lisan tetapi tidak terdengar oleh orang yang dido'akan. (‘Aunul Ma’buud IV/275-276)
[2]. Shahiih Muslim kitab adz-Dzikr wad Du’aa’ wat Taubah wal Istighfaar bab Fadhlud Du’aa’ lil Muslimiin bi Zhahril Ghaib (IV/ 2094 no. 2733 (88)).
[3]. Al-Ihsaan fii Taqriibi Shahih Ibni Hibban kitab ar-Raqaa-iq bab al-Ad’iyah (III/278)

Mudah2an yang sedikit ini bermanfaat untuk kita semua.

Minggu, 23 November 2014

Iman = ujian

# Kekokohan Iman Dan Kadar Ujian Selalu Berbanding Lurus

Saudaraku seiman, Semakin kuat iman seseorang, maka ujian yang akan diberikan oleh Allâh akan semakin besar.

Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya oleh Sa'd bin Abî Waqqâsh Radhiyallahu anhu : 

يَا رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ النَّاسِ أَشَدُّ بَلاَءً قَالَ الأَنْبِيَاءُ ثُمَّ الأَمْثَلُ فَالأَمْثَلُ فَيُبْتَلَى الرَّجُلُ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ فَإِنْ كَانَ دِينُهُ صُلْبًا اشْتَدَّ بَلاَؤُهُ وَإِنْ كَانَ فِى دِينِهِ رِقَّةٌ ابْتُلِىَ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ

“Ya Rasûlullâh! Siapakah yang paling berat ujiannya?" Beliau menjawab, "Para Nabi kemudian orang-orang yang semisalnya, kemudian orang yang semisalnya. Seseorang akan diuji sesuai kadar (kekuatan) agamanya. Jika agamanya kuat, maka ujiannya akan bertambah berat. Jika agamanya lemah maka akan diuji sesuai kadar kekuatan agamanya” [HR. at-Tirmidzi no. 2398, an-Nasâi no. 7482, Ibnu Mâjah no. 4523 (ash-Shahîhah no. 143)] 

Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga pernah bersabda:

" Sesungguhnya besarnya pahala tergantung dengan besarnya ujian. Sesungguhnya, apabila Allâh mencintai suatu kaum, maka Dia akan mengujinya. Siapa yang ridha dengan ujian itu, maka ia akan mendapat keridhaan-Nya. Siapa yang membencinya maka ia akan mendapatkan kemurkaan-Nya" [HR. at-Tirmidzi no. 2396 dan Ibnu Mâjah no. 4031 (Ash-Shahîhah no. 146)] 

Mengapa Allâh Azza wa Jalla Mengabarkan Bahwa Ujian Ini Pasti Akan Terjadi?
Ada beberapa faedah yang bisa dipetik dari berita tentang kepastian ujian pada kita, di antaranya:

1. Kita akan mengetahui bahwa ujian tersebut mengandung hikmah Allâh Azza wa Jalla. Yakni, dapat dibedakan siapa Muslim yang imannya benar dengan yang tidak.

2. Kita akan mengetahui bahwa Allâhlah yang menakdirkan semua ini. 

3. Kita bisa bersiap-siap untuk menghadapi ujian itu dan akan bisa bersabar serta akan merasa lebih ringan dalam menghadapinya. [Lihat Taisîr Al-Karîm Ar-Rahmân fî Tafsîr Kalâm Al-Mannân hal. 160.],mks

Istighfar

ISTIGHFAR

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,"Barangsiapa yang senantiasa beristighfar, maka Allah akan memberikan kegembiraan dari setiap kesedihannya, dan kelapangan bagi setiap kesempitannya, dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangka." (HR. Abu Daud, Ibnu Majah dan Ahmad)

Tambahan:
Diantara hikmah mengapa kita harus sering istighfar adalah bahwa memang manusia mudah sekali berbuat dosa, baik sengaja maupun tidak.
Istighfar akan mudah dilakukan jika kita bertaqwa, dan itu akan menuntun kita kepada solusi.

وَمَن يَتَّقِ ٱللَّهَ يَجْعَل لَّهُۥ مَخْرَجًا

Barangsiapa bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar". (QS Ath Thalaaq 65: ayat 2)

وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُۥٓ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ بَٰلِغُ أَمْرِهِۦ ۚ قَدْ جَعَلَ ٱللَّهُ لِكُلِّ شَىْءٍ قَدْرًا

Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu. (QS Ath Thalaaq 65: ayat 3).

Jadi, istighfar itu selain mendekatkan kita kepada Allah, karena kita sadar bikin salah (melulu), membuat kita selalu taqwa dan tawakkal kepada Allah, diberikan jalan keluar dari masalah yang kita hadapi, diberi kecukupan untuk kebutuhan hidup dan dapat rejeki dari arah yang gak kita bayangkan.

Satu poin lagi, bahwa istighfar itu bukan sebuah ibadah sulit untuk dilakukan, justru mudah dan menyenangkan.

Wallahu 'alam bi showwab.

Rabu, 19 November 2014

Pemimpin

KAMPANYE DIRI UNTUK MENJADI PEMIMPIN, HATI-HATI YA!

Dari Abdurrahman bin Samurah radiyallahu anhu, dia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam berkata kepadaku: "Wahai Abdurrahman bin Samurah, janganlah kamu meminta untuk menjadi pemimpin. Sesungguhnya jika kamu diberikan kekuasaan untuk menjadi pemimpin atas permintaanmu, maka kamu akan dibebani tanggung jawab sepenuhnya dan jika kamu diberikan kekuasaan untuk menjadi pemimpin bukan karena permintaanmu sendiri, maka kamu akan dibantu untuk memikul tanggung jawab kepemimpinan itu. Jika kamu telah bersumpah, kemudian kamu melihat sesuatu yang lain yang lebih baik daripada sumpahmu, maka hendaklah kamu membayar kafarat (denda) sumpahmu lalu laksanakanlah sesuatu yang lebih baik itu." (HR. Muslim)

Selasa, 11 November 2014

Istighfar

Hukum istighfar sama dengan hukum doa.

Bila Allah menghendaki, Dia akan menerima dan mengampuninya. Terlebih jika istighfar itu muncul dari hati yang benar-benar menyesal atas segala dosa, atau diminta pada saat-saat yang tepat, seperti pada waktu sahur (penghujung malam) dan seusai shalat.

Diriwayatkan, Luqman Al Hakim berpesan kepada anaknya, "Wahai anakku, biasakanlah lisanmu untuk mengucapkan Allahummaghfirli (ya Allah, ampunilah aku).

Sesunggugnya Allah memiliki saat-saat yang ketika itu tidak ada seorang pun yang meminta kepadaNya kecuali dikabulkan.

« Hasan Al Bashri rahimmahullah bertutur, "Perbanyaklah istighfar di rumah-rumah, di meja-meja makan, di jalan-jalan, di pasar-pasar, di majlis-majlis kalian, dan di manapun kalian berada. Sesungguhnya kalian tidak mengetahui kapan maghfirah itu datang!"

« Aisyah radhiyallahu'anha berkata, "Berbahagialah, orang yang mendapati catatan amalnya dipenuhi dengan istighfar."
« Qatadah bertutur, "Al Qur'an menunjukkan kepada kalian tentang penyakit yang bisa menimpa kalian dan penawarnya. Penyakit iitu adalah semua dosa. Adapun penawarnya adalah istighfar."

« 'Ali berkata, "Allah tidak akan mengilhamkan istighfar kepada seorang hamba yang akan diadzabNya."

[Tazkiyatun Nufs,Ibn Qoyyim]

Minggu, 02 November 2014

Sikap Suami terhadap Istri

# Lemah lembut kepada istri

Saudaraku seiman, Sesungguhnya sikap lemah lembut terhadap isteri merupakan indikasi sempurnanya akhlak dan bertambahnya keimanan seorang mukmin, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam:

أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِيْنَ إِيْمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا، وَخِيَارُكُمْ خِيَارُكُمْ لِنِسَائِهِمْ.

“Orang mukmin yang paling sempurna imannya ialah yang paling bagus akhlaknya dan sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap isterinya.” [Hasan Shahih: [Shahiih Sunan at-Tirmidzi (no. 928)], Sunan at-Tirmidzi (II/315, no. 1172).]

Sikap memuliakan isteri menunjukkan kepribadian yang sempurna, sedangkan sikap merendahkan isteri adalah suatu tanda akan kehinaan orang tersebut. Dan di antara sikap memuliakan isteri adalah dengan bersikap lemah lembut dan bersenda gurau dengannya.maaf dan mks

Sabtu, 01 November 2014

Puasa Asyura

# Keutamaan Puasa Asyura

Saudaraku seiman, Puasa Asyura dilakukan pada hari kesepuluh dari bulan Muharram dan lebih baik jika ditambahkan pada hari kesembilan.

Berikut beberapa keutamaan puasa Asyura yang semestinya kita tahu sehingga semangat melakukan puasa tersebut.

1. Puasa di bulan Muharram adalah sebaik-baik puasa.

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah – Muharram. Sementara shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam.” (HR. Muslim no. 1163).

2. Puasa Asyura menghapuskan dosa setahun yang lalu

Dari Abu Qotadah Al Anshoriy, berkata,

“Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ditanya mengenai keutamaan puasa Arafah? Beliau menjawab, ”Puasa Arafah akan menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” Beliau juga ditanya mengenai keistimewaan puasa ’Asyura? Beliau menjawab, ”Puasa ’Asyura akan menghapus dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim no. 1162).

3. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam punya keinginan berpuasa pada hari kesembilan (tasu’ah).

Kenapa sebaiknya menambahkan dengan hari kesembilan untuk berpuasa? Kata Imam Nawawi rahimahullah, para ulama berkata bahwa maksudnya adalah untuk menyelisihi orang Yahudi yang cuma berpuasa tanggal 10 Muharram saja. Itulah yang ditunjukkan dalam hadits di atas. Lihat Syarh Shahih Muslim, 8: 14.

# TAHUN INI (1436 H), tanggal 9 dan 10 Muharram jatuh pada hari AHAD dan SENIN (2 dan 3 November 2014).

Semoga kita bisa menjalaninya dan jangan lupa sampaikan pada istri, anak, kerabat dan rekan-rekan muslim lainnya..mks

Kebahagiaan

Suatu hari, Khalil Gibran bertanya kepada gurunya :
"Bagaimana caranya agar kita mendapatkan sesuatu yang paling sempurna dalam hidup..?"

Sang Guru : "Berjalanlah lurus di taman bunga, lalu petiklah bunga yang paling indah menurutmu dan jangan pernah kembali kebelakang..!"

Setelah berjalan dan sampai di ujung taman, Gibran kembali dengan tangan hampa..

Lalu Sang Guru bertanya : "Mengapa kamu tidak mendapatkan bunga satu pun...???"

Gibran : "Sebenarnya tadi aku sudah menemukannya, tapi aku tidak memetiknya, karena aku pikir mungkin yang di depan pasti ada yang lebih indah. Namun ketika aku sudah sampai di ujung, aku baru sadar bahwa yang aku lihat tadi adalah yang TERINDAH, dan aku pun tak bisa kembali kebelakang lagi..!"

Sambil tersenyum, Sang Guru berkata : "Ya, itulah hidup.. semakin kita mencari kesempurnaan, semakin pula kita tak akan pernah mendapatkannya.Karena sejatinya kesempurnaan yang hakiki tdk pernah ada, yang ada hanyalah keikhlasan hati kita utk menerima kekurangan..,mencoba untuk evaluasi diri dan melakukan yang terbaik terhadap orang disekitar kita dengan ikhlas hanya berharap dari Dzat Yang Maha Sempurna"umtuk menyempunakan pekerjaan dan hasil yang kita akukan.....aamiin,maaf dan mks