"Di sekitar Arasy ada menara2 dari cahaya. Didalamnya ada org2 yang pakaiannya dari cahaya & wajah mereka bercahaya. Mereka bukan para Nabi & syuhada, hingga para Nabi & syuhada kagum kepada mereka." Ketika ditanya oleh para sahabat, Rosululloh SAW menjawab, "Mereka adalah orang2 yang saling mencintai karena ALLAH, saling bersahabat karena ALLAH, saling silaturahmi karena ALLAH & saling memaafkan karena ALLAH". Semoga kita mjd bagian dr golongan tersebut,aamiiiin,...mks
Senin, 29 Juni 2015
Do'a Ijabah
Buat teman-teman mudah-mudahan banyak manfaatnya
dari
Prof Dr H Dedi (eks Rektor Uninus)
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ
Di bulαn Ŕamadhan ada 1 waktu yg mustajab utk berdoa yaitu Ashar sampai adzan Maghrib.
Banyak kaum Muslimin tidak paham sehingga melalaikannya..
Di Мekkah & Madinah, 1 jam sebelum adzan Maghrib orang-orang sudah menengadahkan tangan ke langit berdoa untuk kemudahan dari segala hajat dunia akhirat, mereka berdoa dengan syahdu sepenuh keyakinan, sambil meneteskan air mata mereka mengalir deras.
[Kesalahan yang dilakukan kebanyakan kaum Muslimin yaitu adalah menyia-nyiakan waktu yang sangat spesial tsb dengan ngabuburit atau hangout bersama atau duduk terpaku di depan TV sampai menjelang adzan Maghrib tiba]
Mereka kemudian berkumpul menghadapi hidangan buka, membaca Βismillah, berbuka selanjutnya membaca:
"Dzahaba dhoma'u wabtallatil 'uruuqu wa tsabatal ajru insya Allah"
Kini setelah kita memahaminya, hendaknya minimal 10 menit sebelum adzan Maghrib (sudah berwudhu) berdoa, lakukan puji-pujian kepada Allah سبحانه وتعالى & juga bersholawatlah, meminta apa saja.
Karena Allah menggaransi bahwa Doa-doa tsb akan dikabulkan Allah, sesuai prasangka hamba-hamba kepada-Nya.
Musuh-musuh tahu betapa hebat umat Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, bila kita berdoa pada Rabb semesta alam ini saat menjelang buka. Karena itu, mereka buat tipu daya dengab program TV & media lainnya sehingga ummat ini boleh makan, namun tak sempat untuk ber Doa.
Untuk itu kaum Muslimin.. di bulan yang penuh berkah ini manfaatkan waktumu jelang berbuka.
والله أعلم بالصواب
بارك اللّـﮧ فـيكم
Kamis, 18 Juni 2015
Rindu Cinta-Mu
Rindu Cinta-Mu..
Aku tidak heran jika aku mencintaiMu, karena aku hanyalah seorang hamba yang miskin papa..
Aku menjadi heran ketika Engkau mencintaiku padahal Engkau adalah Maha Raja yang Maha Berkuasa..
------------------
Kata 'Aku Mencintaimu', hanya membutuhkan beberapa detik untuk mengucapkannya, tapi butuh sepanjang umur untuk membuktikannya..!
-------------------
Jika ada orang berlaku buruk kepada Anda, jangan marah, tapi tersenyumlah, karena orang tersebut telah mengungkap jati dirinya yang sesungguhnya..
------------------
Uang bisa membeli rumah, tapi bukan membeli bahagia..!
Uang bisa membeli ranjang mewah, tapi bukan membeli tidur..!
-------------------
Ya Robb, berilah hamba rizki masa depan yang lebih baik dari apa yang hamba cita-citakan..mks
Menundukkan dan Menguasai Hawa Nafsu
Hikmah dan Pesan Moral Ramadhan [3]
Puasa Latihan Menundukkan dan Menguasai Hawa Nafsu
Diantara hikmah puasa adalah latihan menundukkan dan menguasai hawa nafsu sehingga benar-benar tunduh dan patuh untuk dikendalikan dan diarahkan menuju kebaikan, kebahagiaan dan keselamatan. Karena pada dasarnya nafsu selalu mengajak kepada keburukan kecuali yang dirahmati Allah. Isteri Al-Aziz yang menggoda Nabi Yusuf –Alaihis Salam berkata (sebagian Ahli Tafsir mengatakan bahwa ini adalah ucapan Nabi Yusuf –Alaihis Salam) : "Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang." (QS. Yusuf: 53).
Apabila nafsu dilepaskan dan tidak dikendalikan pasti akan menjerumuskan seseorang ke dalam kehinaan, kebinasaan dan kesengsaraan. Namun, apabila dikendalikan dan ditundukkan pasti seseorang akan mampu membawanya menuju derajat dan kedudukan yang tinggi lagi mulia.
"Adapun orang yang melampaui batas, dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggal(nya). Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya syurgalah tempat tinggal(nya)." (QS. An-Naazi'aat: 37-41).
"dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas (kacau dan sia-sia)." (QS. Al-Kahfi: 28).
Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib –Radhiallahu 'Anhu mengatakan: "Medan pertama yang harus kamu hadapi adalah nafsumu sendiri. Jika kamu menang atasnya maka terhadap yang lainnya kamu lebih menang. Dan jika kamu kalah dengannya maka terhadap yang lainnya kamu lebih kalah. Karena itu, cobalah kamu berjuang melawannya dahulu."
Seseorang meminta nasehat kepada orang saleh: "Berilah aku nasehat". Orang saleh tersebut menjawab: "Nafsumu! Jika kamu tidak menyibukkannya dengan yang positif pasti dia akan menyibukkan kamu dengan yang negatif."mks
Bekal Bekal Ramadhan
~BEKAL-BEKAL RAMADHĀN~
Bulan Ramadhān adalah bulan yang ditunggu-tunggu oleh kaum muslimin, bulan dimana Allāh Subhānahu Wa Ta'āla menjanjikan pahala yang besar, bulan yang di malamnya ada Lailatul Qadr, bulan yang menyebabkan dosa-dosa dihancurkan.
عن أبي هريرة أن رسول الله صلى الله عليه وسلم رقي المنبر فقال : آمين ، آمين ، آمين ، فقيل له : يا رسول الله ، ما كنت تصنع هذا ؟ فقال: قال لي جبريل : أرغم الله أنف عبد أو بَعُدَ دخل رمضان فلم يغفر له ، فقلت : آمين ، ثم قال : رغم أنف عبدٍ أو بَعُدَ أدرك والديه أو أحدهما لم يدخله الجنة ، فقلت : آمين ، ثم قال : رغم أنف عبد أو بَعُدَ ذُكِرت عنده فلم يصل عليك ، فقلت : آمين. (رواه ابن خزيمة، رقم 1888، واللفظ له، والترمذي، رقم 3545، وأحمد، رقم 7444، وابن حبان، رقم 908، انظر صحيح الجامع، رقم 3510 )
Dari Abū Hurairah radhiyallāhu 'anhu sesungguhnya Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam naik mimbar dan mengatakan: "Āmīn, āmīn, āmīn (semoga Allāh kabulkan). Seseorang bertanya kepada beliau: “Wahai Rasūlullāh, apa yang anda lakukan?” Beliau menjawab: “Malaikat Jibrīl berkata kepadaku: Semoga Allāh mencelakakan seorang hamba atau menjauhkannya, (yaitu) orang yang mendapatkan bulan Ramadhān, tetapi dirinya tidak mendapatkan ampunan. Maka aku pun berkata: “āmīn” Kemudian (Jibrīl) mengatakan: “Celakalah seorang hamba atau dijauhkan, (yaitu) orang yang mendapatkan kedua orang tuanya atau salah salah satu dari keduanya, akan tetapi hal itu tidak memasukkan ke surga.” Maka aku pun mengatakan, “āmīn”. Kemudian (Jibrīl) mengatakan lagi: “Semoga Allāh mencelakakan seorang hamba atau menjauhkannya, disebutkan namaku, tetapi dia tidak bershalawat kepada engkau.” Maka akupun berkata “āmīn”. (HR. Ibnu Huzaimah, 1888. Lafadz hadits berasal darinya, dan Tirmizi, no. 3545, Ahmad, 7444, Ibnu Majah, 908. Silahkan anda lihat Shahih Al-Jami, 3510)
Inilah 3 perkara yang disebutkan Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam yang dido'akan oleh malaikat Jibrīl dengan kecelakaan dan di"āmīn"kan oleh Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam yaitu salah satunya orang yang masuk bulan Ramadhān tetapi keluar bulan Ramadhān dalam keadaan dosanya belum terampuni.
Kenapa bisa demikian?
Karena dia tidak menganggap bulan Ramadhān sebagai bulan yang istimewa, dia menganggap bulan Ramadhān sebagai bulan bermalas-malasan, bulan mencicipi makanan, bahkan hanya mengisinya dengan tidur.
Lalu bagaimana yang seharusnya dilakukan dibulan Ramadhān?
• PERTAMA •
Bersungguh-sungguh didalam beribadah.
Yang pertama dilakukan ketika sudah mulai masuk bulan Ramadhān adalah shalat Tarāwīh, maka bersungguh-sungguhlah dalam shalat Tarāwīh.
Adapun hukum shalat Tarāwīh adalah sunnah tetapi tidak pantas seorang muslim meninggalkannya. Sebab Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam mengatakan:
تِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa melakukan qiyam Ramadhān karena iman dan mencari pahala, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari no. 37 dan Muslim no. 759, dari Abu Hurairah).
• KEDUA •
Hendaknya dia harus berniat berpuasa dimalam harinya.
Jika puasa sunnah diperbolehkan jika berniat di siang harinya, adapun puasa Ramadhān harus berniat dimalam hari sebelumnya.
Hadits dari Hafshah, Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:
مَنْ لَمْ يُبَيِّتْ الصِّيَامَ قَبْلَ الْفَجْرِ فَلَا صِيَامَ لَهُ
“Siapa yang belum berniat di malam hari sebelum Shubuh, maka tidak ada puasa untuknya.” (HR. An-Nasāi no. 2333, Ibnu Majah no. 1700 dan Abu Daud no. 2454. Al Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini dha'īf, Syaikh Al Albani menshahihkan hadits ini).
• KETIGA •
Hendaknya tidak kita tinggalkan makan sahur.
Hadits yang diriwayatkan oleh Anas bin Mālik radhiyallāhu 'anhu, Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:
تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِي السَّحُورِ بَرَكَةً
“Makan sahurlah, karena dalam sahur itu terdapat barokah” (HR. Bukhari 1923 dan Muslim 1095)
KEBERKAHAN MAKAN SAHUR
Apa keberkahan makan sahur?
⑴ Mengikuti sunnah Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam.
⑵ Dengan sahur bisa memperkuat puasa.
⑶ Orang yang makan sahur dipuji-puji Allāh dan dido'akan malaikat.
Dari Abu Sa’īd Al Khudri, Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:
السُّحُورُ أَكْلُهُ بَرَكَةٌ فَلاَ تَدَعُوهُ وَلَوْ أَنْ يَجْرَعَ أَحَدُكُمْ جَرْعَةً مِنْ مَاءٍ فَإِنَّ اللَّهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى الْمُتَسَحِّرِينَ
“Makan sahur adalah makan penuh berkah. Janganlah kalian meninggalkannya walau dengan seteguk air karena Allāh dan malaikat-Nya bershalawat kepada orang yang makan sahur.” (HR. Ahmad 3: 44. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih lighairihi).
Shalawat Allāh yaitu pujian Allāh kepada orang yang makan sahur di hadapan malaikat. sedangkan shalawat malaikat adalah permohonan ampun dari malaikat untuk orang yang makan sahur.
Alangkah hebatnya orang yang makan sahur.
• KEEMPAT •
Disiang harinya kita wajib meninggalkan 5 perkara yang membatalkan puasa;
⑴ Makan & minum dengan sengaja.
⑵ Muntah dengan sengaja.
⑶ Haidh atau nifas
⑷ Infus zat makanan.
⑸ Berjima' dengan sengaja.
Hendaknya seorang muslim meninggalkan pembatal-pembatal puasa.
Selain itu ada perkara yang tidak membatalkan puasa tetapi bisa mengurangi pahala puasa, diantaranya yaitu qawluz zūr (kata-kata dusta/palsu).
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِى أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ
“Barangsiapa yang tidak meninggalkan kata-kata dusta dan malah melakukan konsekuensinya, maka Allāh tidak pandang lagi pada makan dan minum yang ia tinggalkan.” (HR. Bukhari no. 1903)
Engkau tidak makan dan tidak minum tetapi lisanmu senantiasa ghibah dan berdusta maka puasanya tidak ada harganya. Mungkin gugur kewajiban puasanya tetapi pahala puasa tidak dia dapatkan.
Maka tinggalkanlah hal-hal yang bisa merusak puasa. Bahkan kalau ada orang yang menyakiti kita dan mengajak bertengkar maka katakanlah: "Saya sedang berpuasa".
Hal-hal yang diperbolehkan ketika puasa adalah:
⑴ Memasuki waktu shubuh dalam keadaan junub karena belum sempat mandi.
⑵ Berkumur-kumur, istinsyaq dan madhmadhah.
⑶ Berbekam
Nabi pernah berbekam dalam keadaan Beliau berpuasa.
⑷ Seorang suami mencium istrinya jika mampu mengendalikan hawa nafsu.
Dari 'Abdullāh bin ‘Amr bin ‘Ash radhiyallāhu 'anhumā dia berkata :
كُــنَّـا عِنْدَ النَّبِيِّ فَجَاءَ شَابٌّ فَقَالَ : "يَا رَسُولَ اللهِ أُقَـبِّلُ وَأَنَا صَائِمٌ ؟ " قَالَ : لاَ فَجَاءَ شَــيْخٌ فَقَالَ : "أُقَــبِّلُ وَأَنــَا صَائِمٌ ؟" قَالَ " نَعَمْ قَالَ فَـنَظَرَ بَعْضُنَا إِلَى بَـعْضٍ فَقَالَ رَسُولُ اللهِ قَدْ عَلِمْتُ لِمَ نَظَرَ بـَعْضُكُمْ إِلَى بَعْضٍ إِنَّ الشَّــيْخَ يَمْلِكُ نَفْسَهُ رواه أحمد و الطبراني
“Kami pernah berada di sisi Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam, maka datanglah seorang pemuda seraya berkata, “Ya Rasūlullāh, bolehkah aku mencium (istriku) sedang aku dalam keadaan berpuasa?” Beliau menjawab : “Tidak”, kemudian datang pula seorang yang sudah tua dan dia berkata : “Ya Rasūlullāh, bolehkah aku mencium (istriku) sedang aku dalam keadaan berpuasa?”, beliau menjawab : “Ya”, sebagian kamipun memandang kepada temannya yang lain, maka Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda : “Sesungguhnya aku mengetahui maksud kalian saling memandang satu sama lain, ketahuilah bahwasanya orang tua (lebih bisa) menahan dirinya” (HR. Ahmad dan Ath-Thabrani)
⑸ Mencicipi makanan asal tidak sampai ke tenggorokan.
⑹ Mandi/mengguyurkan air yang dingin di atas kepala.
Inilah sedikit bekal-bekal untuk menghadapi bulan puasa Ramadhān.
[Ust. Sulam Mustareja, LC]
_______________
Jumat, 12 Juni 2015
Istighfar
🌺Nasehat Menjelang Musim Ketaatan (Ramadhan)🌺
Syaikh Muhammad bin Muhammad Mukhtar As-Syinqity hafidzahullah pernah ditanya:
"Wahai Syaikh..
Dengan amalan apa anda menasehati saya dalam menyongsong datangnya musim ketaatan...?
Syaikh menjawab:
"Sebaik-baik amalan yang dapat dilakukan dalam menyongsong datangnya musim ketaatan adalah memperbanyak istighfar. Sebab dosa akan menghalangi seseorang dari taufiq Allah (untuk melaksanakan ketaatan)."
Tidaklah hati seorang hamba selalu beristighfar melainkan ia akan disucikan.
✅ Bila ia lemah, maka akan dikuatkan
✅ Bila ia sakit, maka akan disembuhkan
✅ Bila ia diuji, maka ujian itu akan diangkat darinya.
✅ Bila ia kalut, maka akan diberi petunjuk
✅ Dan bila ia galau, maka akan diberi ketenangan.
Istighfar merupakan benteng pengaman yang tersisa untuk kita (dari adzab Allah) sepeninggal Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam.
Ibnu Katsir rahimahullah, berkata:
"Barangsiapa yang menghiasi dirinya dengan amalan ini, yaitu memperbanyak istighfar, maka Allah akan mempermudah rezekinya, memudahkan urusannya dan menjaga kekuatan jiwa dan raganya"
Maka apa lagi yang kau tunggu ...?
( Perbanyaklah istighfar ... )
Ibnul Qayyim, rahimahullah, mengatakan:
"Bila engkau ingin berdo'a, sementara waktu begitu sempit, padahal di dalam dadamu dipenuhi oleh begitu banyak hajat (kebutuhan), maka jadikan seluruh isi do'amu berupa permohonan maaf kepada Allah. Karena bila Dia memaafkanmu, maka semua keperluanmu akan dipenuhi oleh-Nya tanpa engkau memintanya."
Yaa Allah ...
Sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf, mencintai Kemaafan, maka ampunilah Aku yaa Allah... 😭😭
Rabu, 10 Juni 2015
Orang Tua = Rezeki
Silahkan baca biar jadi tambahan :
Budi Harta Winata, Pengusaha baja.
Ketika ditanya rahasia suksesnya menjadi Pengusaha, jawabnya singkat,
“Jadikan Orang tuamu Raja, maka Rezeki-nya seperti Raja”.
Pengusaha yg kini tinggal di Cikarang ini pun bercerita bhw Orang2 hebat & sukses yg ia kenal semuanya memperlakukan Orang tua nya seperti Raja.
Mereka menghormati, memuliakan, melayani & memprioritaskan Orang tua-nya.
Lelaki asal Banyuwangi ini bertutur, “Jangan perlakukan Orang tua seperti Pembantu.
Sudah tahu Orang tua sdh melahirkan & membesarkan kita, lha kok masih tega2nya kita minta harta kemereka, pd hal kita sdh dewasa.
Atau, Orang tua diminta merawat anak kita sementara kita sibuk bekerja.
Bila ini yg terjadi maka Rezeki Orang itu, Rezeki Pembantu, krn ia memperlakukan Orang tua-nya seperti Pembantu.
Walau Suami-istri bekerja, rezekinya tetap kurang bahkan nombok setiap bulannya”.
Dari diskusi itu, kami pun melakukan survey kecil2 an kpd bbrp org.
Kami bertanya anaknya brp ?
Siapa yg paling sukses?
Siapa yg paling susah?
TERNYATA jawabnya semua sama.
Anak2 yg sukses adalah : Anak yg memperlakukan Orang tua-nya seperti Raja. Dan anak2 yg sengsara hidupnya adalah mereka yg sibuk dgn urusan dirinya sendiri & krg perduli pd org tuanya.
Tapi juga JANGAN mendekati org tua utk mendapatkan Hartanya.
Mari terus berusaha keras agar kita bisa memperlakukan org tua seperti raja.
Buktikan & jgn hanya ada di angan2.
Beruntunglah bagi yg msh memiliki org tua, msh BELUM TERLAMBAT utk berbakti.
UANG bisa dicari, tp kesempatan utk mengasihi tdk bisa.lagi.!!! Dan ini NYATA loh !!!
Selasa, 02 Juni 2015
Nisfu' Sya'ban
Nisfu' Sya'ban
------------
“Apabila datang malam nishfu sya’ban, maka hidupkanlah malam tersebut dan berpuasalah di siang harinya. Karena ketika itu, Allah turun ke langit dunia pada malam tersebut mulai dari tenggelamnya matahari. Allah Ta’ala berfirman, “Siapa saja yg meminta ampunan, Aku akan mengampuninya. Siapa saja yg meminta rizki, aku pun akan memberinya. Siapa saja yg tertimpa kesulitan, Aku pun akan membebaskannya. Siapa pun yg meminta sesuatu, Aku akan mengabulkannya hingga terbit fajar”.
---------------------
Bagaimana hadits tsb diatas?
Hadits tsb diatas riwayat Ibnu Majah 1388.
Al Mubarakfuri dlm Tuhfat al Ahwadzi 3/444, BELIAU MENGATAKAN:
HADITS INI SANGAT LEMAH/PALSU.
Imam Nawawi rahimahullah berkata: "shalat rajab (raghaib) dan shalat nisfu sya'ban adlh merupakan dua bid'ah yg mungkar serta sangat buruk".
Dalam kitab “Al Mukhtashor” Syaukani berkata : "hadits yang menerangkan tentang sholat Nisfu Sya’ban adalah BATHIL"
Kemudian lanjutan tsb adalah :
-------------------
Rasulullah bersabda: "Barang siapa yg mengingatkan sesama tentang kedatangan bulan ini. Maka api neraka diharamkan baginya" mohon ma'af lahir & batin.
------------------
Bahwa bbm seperti kalimat diatas adalah sebuah kedustaan besar yg disandarkan n diatas namakan kepada Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ , yg mana dikatakan sebagai sabda Rasululllah, tapi tanpa perawi, tanpa derajat hadits.
Dan jika anda semua tidak mau ikut masuk kedalam golongan para pendusta, maka jangan menyebar atau memforward bbm seperti itu atau berbohong yg mengatasnamakan Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ , karena beliau bersabda :
"Barang siapa yg berdusta atas namaku apa2 yang tidak pernah ku ucapkan , maka tempatnya adlh neraka. (Hadist Shahih. HR. Bukhari juz 1 hal 35, Ahmad juz 4 hal 48).
Semoga bermanfaat.
[2/6 18:33] +62 823-3549-9849: Pertanyaan:
Assalamu ‘alaikum. Apakah shalat “nishfu Sya’ban” itu ada dan sesuai dengan Sunah? Saya sering mendengar adanya pelaksanaan shalat tersebut secara berjemaah, biasanya dalam rangka menyambut Ramadhan. Jazakallahu khairan.
Arya (dwiarya**@***.com)
Jawaban:
Wa’alaikumussalam warahmatullah.
Keutamaan Malam Nisfu Syaban
Allah berfirman:
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ * فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ
“Sesungguhnya Kami menurunkan Al-Quran di malam yang berkah, dan sesungguhnya Kami yang memberi peringatan. () Di malam itu diturunkan setiap takdir dari Yang Maha Bijaksana.” (QS. Ad-Dukkhan: 3 – 4).
Diriwayatkan dari Ikrimah – rahimahullah – bahwa yang dimaksud malam pada ayat di atas adalah malam nisfu syaban. Ikrimah mengatakan:
أن هذه الليلة هي ليلة النصف من شعبان ، يبرم فيها أمر السنة
Sesungguhnya malam tersebut adalah malam nisfu syaban. Di malam ini Allah menetapkan takdir setahun. (Tafsir Al-Qurtubi, 16/126).
Sementara itu, mayoritas ulama berpendapat bahwa malam yang disebutkan pada ayat di atas adalah lailatul qadar dan bukan nisfu syaban. Sebagaimana keterangan Ibnu Katsir, setelah menyebutkan ayat di atas, beliau mengatakan:
يقول تعالى مخبراً عن القرآن العظيم أنه أنزله في ليلة مباركة ، وهي ليلة القدر كما قال عز وجل :{ إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْر} وكان ذلك في شهر رمضان، كما قال: تعالى: { شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنزلَ فِيهِ الْقُرْآنُ }
Allah berfirman menceritakan tentang Al-Quran bahwa Dia menurunkan kitab itu pada malam yang berkah, yaitu lailatul qadar. Sebagaimana yang Allah tegaskan di ayat yang lain, (yang artinya); “Sesungguhnya Kami menurunkan Al-Quran di lailatul qadar.” Dan itu terjadi di bulan ramadhan, sebagaimana yang Allah tegaskan, (yang artinya); “Bulan ramadhan, yang mana di bulan ini diturunkan Al-Quran.” (Tafsir Ibn Katsir, 7/245).
Selanjutnya Ibnu Katsir menegaskan lebih jauh:
ومن قال : إنها ليلة النصف من شعبان -كما روي عن عكرمة-فقد أبعد النَّجْعَة فإن نص القرآن أنها في رمضان
Karena itu, siapa yang mengatakan, yang dimaksud malam pada ayat di atas adalah malam nisfu syaban – sebagaimana riwayat dari Ikrimah – maka itu pendapat yang terlalu jauh, karena nash Al-Quran dengan tegas bahwa malam itu terjadi di bulan ramadhan. (Tafsir Ibn Katsir, 7/246).
Dengan demikian, pendapat yang kuat tentang malam yang berkah, yang disebutkan pada surat Ad-Dukhan di atas adalah lailatul qadar di bulan ramadhan dan bukan malam nisfu Syaban. Karena itu, ayat dalam surat Ad-Dukhan di atas, tidak bisa dijadikan dalil untuk menunjukkan keutamaan malam nisfu Syaban.
Hadis seputar nisfu syaban
Terdapat beberapa hadis yang menunjukkan keutamaan nisfu syaban. Ada yang shahih, ada yang dhaif, bahkan ada yang palsu.
Berikut beberapa hadis tentang nisfu syaban yang tenar di masyarakat;
Pertama,
إِذَا كَانَتْ لَيْلَةُ مِنْ شَعْبَانَ فَقُوْمُوْا لَيْلَهَا وَصُوْمُوْا نَهَارَهَا فَإِنَّ اللهَ يَنْزِلُ فِيْهَا لِغُرُوْبِ الشَّمْسِ إِلَى سَمَاءِ الدُّنْيَا فَيَقُوْلُ أَلاَ مِنْ مُسْتَغْفِرٍ لِيْ فَأَغْفِرَ لَهُ أَلاَ مُسْتَرْزِقٌ فَأَرْزُقَهُ أَلاَ مُبْتَلًى فَأُعَافِيَهُ أَلاَ كَذَا أَلاَ كَذَا حَتَّى يَطْلُعَ الْفَجْرُ
“Jika datang malam pertengahan bulan Sya’ban, maka lakukanlah qiyamul lail, dan berpuasalah di siang harinya, karena Allah turun ke langit dunia saat itu pada waktu matahari tenggelam, lalu Allah berfirman, ‘Adakah orang yang minta ampun kepada-Ku, maka Aku akan ampuni dia. Adakah orang yang meminta rezeki kepada-Ku, maka Aku akan memberi rezeki kepadanya. Adakah orang yang diuji, maka Aku akan selamatkan dia, dst…?’ (Allah berfirman tentang hal ini) sampai terbit fajar.” (HR. Ibnu Majah, 1/421; HR. al-Baihaqi dalam Su’abul Iman, 3/378)
Keterangan:
Hadits di atas diriwayatkan dari jalur Ibnu Abi Sabrah, dari Ibrahim bin Muhammad, dari Mu’awiyah bin Abdillah bin Ja’far, dari ayahnya, dari Ali bin Abi Thalib, secara marfu’ (sampai kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam).
Hadits dengan redaksi di atas adalah hadits maudhu’ (palsu), karena perawi bernama Ibnu Abi Sabrah statusnya muttaham bil kadzib (tertuduh berdusta), sebagaimana keterangan Ibnu Hajar dalam At-Taqrib. Imam Ahmad dan gurunya (Ibnu Ma’in) berkomentar tentang Ibnu Abi Sabrah, “Dia adalah perawi yang memalsukan hadits.”[ Lihat Silsilah Dha’ifah, no. 2132]
Kedua,
Riwayat dari A’isyah, bahwa beliau menuturkan:
فقدت النبي صلى الله عليه وسلم فخرجت فإذا هو بالبقيع رافعا رأسه إلى السماء فقال: “أكنت تخافين أن يحيف الله عليك ورسوله” فقلت يا رسول الله ظننت أنك أتيت بعض نسائك فقال: ” إن الله تبارك وتعالى ينزل ليلة النصف من شعبان إلى السماء الدنيا فيغفر لأكثر من عدد شعر غنم كلب
Aku pernah kehilangan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kemudian aku keluar, ternyata beliau di Baqi, sambil menengadahkan wajah ke langit. Nabi bertanya; “Kamu khawatir Allah dan Rasul-Nya akan menipumu?” (maksudnya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak memberi jatah Aisyah). Aisyah mengatakan: Wahai Rasulullah, saya hanya menyangka anda mendatangi istri yang lain. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya Allah turun ke langit dunia pada malam nisfu syaban, kemudian Dia mengampuni lebih dari jumlah bulu domba bani kalb.”
Keterangan:
Hadis ini diriwayatkan At-Turmudzi, Ibn Majah dari jalur Hajjaj bin Arthah dari Yahya bin Abi Katsir dari Urwah bin Zubair dari Aisyah. At-Turmudzi menegaskan: “Saya pernah mendengar Imam Bukhari mendhaifkan hadis ini.” Lebih lanjut, imam Bukhari menerangkan: “Yahya tidak mendengar dari Urwah, sementara Hajaj tidak mendengar dari Yahya.” (Asna Al-Mathalib, 1/84).
Ibnul Jauzi mengutip perkataan Ad-Daruquthni tentang hadis ini:
“Diriwayatkan dari berbagai jalur, dan sanadnya goncang, tidak kuat.” (Al-Ilal Al-Mutanahiyah, 3/556).
Akan tetapi hadis ini dishahihkan Al-Albani, karena kelemahan dalam hadis ini bukanlah kelemahan yang parah, sementara hadis ini memiliki banyak jalur, sehingga bisa terangkat menjadi shahih dan diterima. (lihat Silsilah Ahadits Dhaifah, 3/138).
Ketiga,
Hadis dari Abu Musa Al-Asy’ari, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إن الله ليطلع ليلة النصف من شعبان فيغفر لجميع خلقه إلا لمشرك أو مشاحن
“Sesungguhnya Allah melihat pada malam pertengahan Sya’ban. Maka Dia mengampuni semua makhluknya, kecuali orang musyrik dan orang yang bermusuhan.”
Keterangan:
Hadis ini memiliki banyak jalur, diriwayatkan dari beberapa sahabat, diantaranya Abu Musa, Muadz bin Jabal, Abu Tsa’labah Al-Khusyani, Abu Hurairah, dan Abdullah bin Amr radhiyallahu ‘anhum. Hadis dishahihkan oleh Imam Al-Albani dan dimasukkan dalam Silsilah Ahadits Shahihah, no. 1144. Beliau menilai hadis ini sebagai hadis shahih, karena memiliki banyak jalur dan satu sama saling menguatkan. Meskipun ada juga ulama yang menilai hadis ini sebagai hadis lemah, dan bahkan mereka menyimpulkan semua hadis yang menyebutkan tentang keutamaan nisfu syaban sebagai hadis dhaif.
Sikap ulama terkait nisfu syaban
Berangkat dari perselisihan mereka dalam menilai status keshahihan hadis, para ulama berselisish pendapat tentang keutamaan malam nisfu Syaban. Setidaknya, ada dua pendapat yang saling bertolak belakang dalam masalah ini. Berikut ini rinciannya:
Pendapat pertama: Tidak ada keutamaan khusus untuk malam nishfu Sya’ban.
Statusnya sama dengan malam-malam biasa lainnya. Mereka menyatakan bahwa semua dalil yang menyebutkan keutamaan malam nishfu Sya’ban adalah hadis lemah. Al-Hafizh Abu Syamah mengatakan, “Al-Hafizh Abul Khithab bin Dihyah, dalam kitabnya tentang bulan Sya’ban, mengatakan, ‘Para ulama ahli hadis dan kritik perawi mengatakan, ‘Tidak terdapat satu pun hadis sahih yang menyebutkan keutamaan malam nishfu Sya’ban.”” (Al-Ba’its ‘ala Inkaril Bida’, hlm. 33)
Dalam nukilan yang lain, Ibnu Dihyah mengatakan:
لم يصح في ليلة نصف من شعبان شيء ولا نطق بالصلاة فيها ذو صدق من الرواة وما أحدثه إلا متلاعب بالشريعة المحمدية راغب في زي المجوسية
“Tidak ada satupun riwayat yang shahih tentang malam nisfu syaban, dan para perowi yang jujur tidak menyampaikan adanya shalat khusus di malam ini. Sementara yang terjadi di masyarakat berasal dari mereka yang suka mempermainkan syariat Muhammad yang masih mencintai kebiasaan orang majusi (baca: Syiah). (Asna Al-Mathalib, 1/84)
Hal yang sama juga dinyatakan oleh Syekh Abdul Aziz bin Baz. Beliau mengingkari adanya keutamaan malam nishfu Sya’ban. Beliau mengatakan, “Terdapat beberapa hadis dhaif tentang keutamaan malam nishfu Sya’ban, yang tidak boleh dijadikan landasan. Adapun hadis yang menyebutkan keutamaan shalat di malam nishfu Sya’ban, semuanya statusnya palsu, sebagaimana keterangan para ulama (pakar hadis).” (At-Tahdzir min Al-Bida’, hlm. 11)
Pendapat kedua: Ada keutamaan khusus untuk malam nishfu Sya’ban.
Para ulama yang menilai shahih beberapa dalil tentang keutamaan nisfu syaban, mereka mengimaninya dan menegaskan adanya keutamaan malam tersebut. Diantara hadis pokok yang mereka jadikan landasan adalah hadis dari Abu Musa Al-Asy’ari;
إن الله ليطلع ليلة النصف من شعبان فيغفر لجميع خلقه إلا لمشرك أو مشاحن
“Sesungguhnya Allah melihat pada malam pertengahan Sya’ban. Maka Dia mengampuni semua makhluknya, kecuali orang musyrik dan orang yang bermusuhan.” (H.R. Ibnu Majah dan Ath-Thabrani; dinilai sahih oleh Al-Albani)
Diantara jajaran ulama ahlus sunah yang memegang pendapat ini adalah ahli hadis abad ini, Imam Muhammad Nasiruddin Al-Albani. Bahkan beliau menganggap sikap sebagian orang yang menolak semua hadis tentang malam nisfu syaban termasuk tindakan yang gegabah. Setelah menyebutkan salah satu hadis tentang keutamaan malam nisfu syaban, Syaikh Al-Albani mengatakan:
فما نقله الشيخ القاسمي رحمه الله تعالى في ” إصلاح المساجد ” (ص 107) عن أهل التعديل والتجريح أنه ليس في فضل ليلة النصف من شعبان حديث صحيح، فليس مما ينبغي الاعتماد عليه، ولئن كان أحد منهم أطلق مثل هذا القول فإنما أوتي من قبل التسرع وعدم وسع الجهد لتتبع الطرق على هذا النحو الذي بين يديك. والله تعالى هو الموفق
Keterangan yang dinukil oleh Syekh Al-Qosimi -rahimahullah- dalam buku beliau; ‘Ishlah Al-Masajid’ dari beberapa ulama ahli hadis, bahwa tidak ada satupun hadis shahih tentang keutamaan malam nisfu syaban, termasuk keterangan yang tidak layak untuk dijadikan sandaran. Sementara, sikap sebagian ulama yang menegaskan tidak ada keutamaan malam nisfu syaban secara mutlak, sesungguhnya dilakukan karena terlalu terburu-buru dan tidak berusaha mencurahkan kemampuan untuk meneliti semua jalur untuk riwayat ini, sebagaimana yang ada di hadapan anda. Dan hanyalah Allah yang memberi taufiq. (Silsilah Ahadits Shahihah, 3/139)
Setelah menyebutkan beberapa waktu yang utama, Syekhul Islam mengatakan, “… Pendapat yang dipegang mayoritas ulama dan kebanyakan ulama dalam Mazhab Hanbali adalah meyakini adanya keutamaan malam nishfu Sya’ban. Ini juga sesuai keterangan Imam Ahmad. Mengingat adanya banyak hadis yang terkait masalah ini, serta dibenarkan oleh berbagai riwayat dari para shahabat dan tabi’in ….” (Majmu’ Fatawa, 23/123)
Ibnu Rajab mengatakan, “Terkait malam nishfu Sya’ban, dahulu para tabi’in penduduk Syam, seperti Khalid bin Ma’dan, Mak-hul, Luqman bin Amir, dan beberapa tabi’in lainnya memuliakannya dan bersungguh-sungguh dalam beribadah di malam itu ….” (Lathaiful Ma’arif, hlm. 247)
Kesimpulan:
Dari keterangan di atas, ada beberapa hal yang dapat disimpulkan:
Pertama, malam nishfu syaban termasuk malam yang memiliki keutamaan. Hal ini berdasarkan hadis, sebagaimana yang telah disebutkan. Meskipun sebagian ulama menyebut hadis ini hadis yang dhaif, namun, insya Allah yang lebih kuat adalah penilaian Syekh Al-Albani, yaitu bahwa hadis tersebut berstatus sahih.
Kedua, belum ditemukan satu pun riwayat yang shahih, yang menganjurkan amalan khusus maupun ibadah tertentu ketika nishfu Syaban, baik berupa puasa atau shalat. Hadis shahih tentang malam nisfu syaban hanya menunjukkan bahwa Allah mengampuni semua hamba-Nya di malam nishfu sya’ban, tanpa dikaitkan dengan amal tertentu. Karena itu, praktek sebagian kaum muslimin yang melakukan shalat khusus di malam itu dan dianggap sebagai shalat malam nisfu syaban adalah anggapan yang tidak benar.
Ketiga, Ulama berselisih pendapat tentang apakah dianjurkan menghidupkan malam nishfu Sya’ban dengan banyak beribadah? Sebagian ulama menganjurkan, seperti sikap beberapa ulama tabi’in yang bersungguh-sungguh dalam ibadah. Sebagian yang lain menganggap bahwa mengkhususkan malam nishfu Sya’ban untuk beribadah adalah bid’ah.
Keempat, Ulama yang memperbolehkan memperbanyak amal di malam nishfu Sya’ban menegaskan bahwa tidak boleh mengadakan acara khusus, atau ibadah tertentu, baik secara berjamaah maupun sendiri-sendiri, di malam nisfu syaban, karena tidak ada amalan sunah khusus di malam nishfu Sya’ban. Untuk itu, menurut pendapat ini, seseorang diperbolehkan memperbanyak ibadah secara mutlak, apa pun bentuk ibadah tersebut.
Allahu a’lam,mks
Segelas Susu
Segelas Susu
Suatu hari, anak seorang lelaki miskin
yang hidup dari menjual asongan dari
pintu ke pintu menemukan bahwa
kantongnya hanya tersisa beberapa
sen uangnya, dan dia sangat lapar.
Anak lelaki tersebut memutuskan
untuk meminta makanan dari rumah
berikutnya. Akan tetapi, anak itu
kehilangan keberanian saat seorang
wanita muda membuka pintu rumah.
Anak itu tidak jadi meminta makanan,
dia hanya berani meminta segelas air.
Wanita muda tersebut melihat dan
berpikir bahwa anak lelaki tersebut
pastilah lapar. Oleh karena itu, dia
membawakan segelas susu. Anak
lelaki itu meminumnya dengan
lambat.
Kemudian, dia bertanya, “ Berapa aku
harus membayar untuk segelas susu
ini?” Wanita itu menjawab, “Kamu
tidak perlu bayar apa pun. Ibu kami
mengajarkan tidak menerima bayaran
untuk kebaikan,” kata wanita itu
menambahkan.
Kemudian, anak lelaki itu
menghabiskan susunya dan berkata,
“Dari dalam hatiku, aku sangat
berterima kasih kepada Anda.”
Sekian tahun kemudian, wanita muda
tersebut mengalami sakit yang sangat
kritis. Para dokter di kota itu sudah
tidak sanggup menanganinya.
Akhirnya, mereka mengirimnya ke
kota besar tempat dokter spesialis
yang mampu menangani penyakit
langkanya tersebut.
Dr. Howard Kelly dipanggil untuk
melakukan pemeriksaan. Saat dia
mendengar kota asal si wanita
tersebut, terbersit seberkas pancaran
aneh pada mata Dr. Kelly. Dia segera
bangkit dan bergegas turun melalui
hall rumah sakit menuju kamar si
wanita tersebut.
Dengan berpakaian jubah kedokteran,
dia menemui si wanitaitu. Dia
langsung mengenali wanita itu pada
sekali pandang. Kemudian, dia kembali
ke ruang konsultasi dan memutuskan
untuk melakukan upaya terbaik untuk
menyelamatkan nyawa wanita itu.
Mulai hari itu, dia selalu memberikan
perhatian khusus pada kasus wanita
tersebut.
Setelah melalui perjuangan yang
panjang, akhirnya diperoleh
kemenangan.. Wanita itu sembuh!
Kemudian , Dr. Kelly meminta bagian
keuangan rumah sakit untuk
mengirimkan seluruh tagihan biaya
pengobatan wanita itu kepadanya... Dr.
Kelly melihatnyadan menuliskan
sesuatu pada pojok atas lembar
tagihan, lalu mengirimkannya ke
kamar pasien.
Wanita itu takut untuk membuka
tagihan tersebut. Dia sangat yakin
bahwa dia tak akan mampu membayar
tagihan tersebut, walaupun harus
dicicil seumur hidupnya.
Akhirnya, dia memberanikan diri untuk
membaca tagihan tersebut. Ada
sesuatu yang menarik perhatiannya
pada pojok atas lembar tagihan
tersebut. Dia membaca tulisan yang
berbunyi...
“Telah dibayar lunas dengan segelas
susu!”
Tertanda,
Dr. Howard Kelly
Air mata kebahagiaan membanjiri
mata wanita itu. Dia berdoa, “Ya Allah,
terima kasih… bahwa cinta-Mu telah
memenuhi seluruh bumi melalui hati
dan tangan manusia.”
Terkadang, Sedekah dan Kebaikan
dimasa lalu dapat menyelesaikan
masalah kita di masa yang akan
datang.
Ya ALLAH..
* Mudahkanlah urusan orang yg
Membaca tulisan ini , Dekatkanlah
Rezekinya...Sehatkanlah jiwa raganya
untuk
orang yang nge-Like dan nge-share
status ini....
Aamiin ya Rabbal'alamin..