Translate

Kamis, 29 Oktober 2015

Keutamaan Membaca Al-Qur'an

Keutamaan Membaca Al Qur’an

Sebagian orang malas membaca Al Quran padahal di dalam terdapat petunjuk untuk hidup di dunia.

Sebagian orang merasa tidak punya waktu untuk membaca Al Quran padahal di dalamnya terdapat pahala yang besar.

Sebagian orang merasa tidak sanggup belajar Al Quran karena sulit katanya, padahal membacanya sangat mudah dan sangat mendatangkan kebaikan. Mari perhatikan hal-hal berikut:

Membaca Al Quran adalah perdagangan yang tidak pernah merugi

{الَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَأَنْفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً يَرْجُونَ تِجَارَةً لَنْ تَبُورَ (29) لِيُوَفِّيَهُمْ أُجُورَهُمْ وَيَزِيدَهُمْ مِنْ فَضْلِهِ إِنَّهُ غَفُورٌ شَكُورٌ (30)}

“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan salat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi”. “Agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.” (QS. Fathir: 29-30).

Ibnu Katsir rahimahullah berkata,

قال قتادة  رحمه الله: كان مُطَرف، رحمه الله، إذا قرأ هذه الآية يقول: هذه آية القراء.

“Qatadah (wafat: 118 H) rahimahullah berkata, “Mutharrif bin Abdullah (Tabi’in, wafat 95H) jika membaca ayat ini beliau berkata: “Ini adalah ayat orang-orang yang suka membaca Al Quran” (Lihat kitab Tafsir Al Quran Al Azhim).

Asy Syaukani (w: 1281H) rahimahullah berkata,

أي: يستمرّون على تلاوته ، ويداومونها .

“Maksudnya adalah terus menerus membacanya dan menjadi kebiasaannya”(Lihat kitab Tafsir Fath Al Qadir).

Dari manakah sisi tidak meruginya perdagangan dengan membaca Al Quran?

Satu hurufnya diganjar dengan 1 kebaikan dan dilipatkan menjadi 10 kebaikan.
عَنْ عَبْد اللَّهِ بْنَ مَسْعُودٍ رضى الله عنه يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لاَ أَقُولُ الم حرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ ».

“Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Siapa yang membaca satu huruf dari Al Quran maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan semisalnya dan aku tidak mengatakan الم satu huruf akan tetapi Alif satu huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf.” (HR. Tirmidzi dan dishahihkan di dalam kitab Shahih Al Jami’, no. 6469)

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بن مسعود رضى الله عنه قَالَ : تَعَلَّمُوا هَذَا الْقُرْآنَ ، فَإِنَّكُمْ تُؤْجَرُونَ بِتِلاَوَتِهِ بِكُلِّ حَرْفٍ عَشْرَ حَسَنَاتٍ ، أَمَا إِنِّى لاَ أَقُولُ بِ الم وَلَكِنْ بِأَلِفٍ وَلاَمٍ وَمِيمٍ بِكُلِّ حَرْفٍ عَشْرُ حَسَنَاتٍ.

“Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata: “Pelajarilah Al Quran ini, karena sesungguhnya kalian diganjar dengan membacanya setiap hurufnya 10 kebaikan, aku tidak mengatakan itu untuk الم  , akan tetapi untuk untuk Alif, Laam, Miim, setiap hurufnya sepuluh kebaikan.” (Atsar riwayat Ad Darimy dan disebutkan di dalam kitab Silsilat Al Ahadits Ash Shahihah, no. 660).
Dan hadits ini sangat menunjukan dengan jelas, bahwa muslim siapapun yang membaca Al Quran baik paham atau tidak paham, maka dia akan mendapatkan ganjaran pahala sebagaimana yang dijanjikan. Dan sesungguhnya kemuliaan Allah Ta’ala itu Maha Luas, meliputi seluruh makhluk, baik orang Arab atau ‘Ajam (yang bukan Arab), baik yang bisa bahasa Arab atau tidak.

Kebaikan akan menghapuskan kesalahan.
{إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ} [هود: 114]

“Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk.” (QS. Hud: 114)

Setiap kali bertambah kuantitas bacaan, bertambah pula ganjaran pahala dari Allah.
عنْ تَمِيمٍ الدَّارِىِّ رضى الله عنه قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « مَنْ قَرَأَ بِمِائَةِ آيَةٍ فِى لَيْلَةٍ كُتِبَ لَهُ قُنُوتُ لَيْلَةٍ»

“Tamim Ad Dary radhiyalahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Siapa yang membaca 100 ayat pada suatu malam dituliskan baginya pahala shalat sepanjang malam.” (HR. Ahmad dan dishahihkan di dalam kitab Shahih Al Jami’, no. 6468).

Bacaan Al Quran akan bertambah agung dan mulia jika terjadi di dalam shalat.
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رضى الله عنه قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ إِذَا رَجَعَ إِلَى أَهْلِهِ أَنْ يَجِدَ فِيهِ ثَلاَثَ خَلِفَاتٍ عِظَامٍ سِمَانٍ قُلْنَا نَعَمْ. قَالَ « فَثَلاَثُ آيَاتٍ يَقْرَأُ بِهِنَّ أَحَدُكُمْ فِى صَلاَتِهِ خَيْرٌ لَهُ مِنْ ثَلاَثِ خَلِفَاتٍ عِظَامٍ سِمَانٍ

“Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Maukah salah seorang dari kalian jika dia kembali ke rumahnya mendapati di dalamnya 3 onta yang hamil, gemuk serta besar?” Kami (para shahabat) menjawab: “Iya”, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Salah seorang dari kalian membaca tiga ayat di dalam shalat lebih baik baginya daripada mendapatkan tiga onta yang hamil, gemuk dan besar.” (HR. Muslim).

Membaca Al Quran bagaimanapun akan mendatangkan kebaikan

عَنْ عَائِشَةَ رضى الله عنها قَالَتْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « الْمَاهِرُ بِالْقُرْآنِ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ وَالَّذِى يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ فِيهِ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ لَهُ أَجْرَانِ ».

“Aisyah radhiyallahu ‘anha meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Seorang yang lancar membaca Al Quran akan bersama para malaikat yang mulia dan senantiasa selalu taat kepada Allah, adapun yang membaca Al Quran dan terbata-bata di dalamnya dan sulit atasnya bacaan tersebut maka baginya dua pahala” (HR. Muslim).

Membaca Al Quran akan mendatangkan syafa’at

عَنْ أَبي أُمَامَةَ الْبَاهِلِىُّ رضى الله عنه قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ « اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لأَصْحَابِهِ…

“Abu Umamah Al Bahily radhiyallahu ‘anhu berkata: “Aku telah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Bacalah Al Quran karena sesungguhnya dia akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafa’at kepada orang yang membacanya” (HR. Muslim).

Masih banyak lagi keutamaan-keutamaan yang memotivasi seseorang untuk memperbanyak bacaan Al Quran terutama di bulan membaca Al Quran.

Dan pada tulisan kali ini hanya menyebutkan sebagian kecil keutamaan dari membaca Al Quran bukan untuk menyebutkan seluruh keutamaannya.

Dan ternyata generasi yang diridhai Allah itu, adalah mereka orang-orang yang giat dan semangat membaca Al Quran bahkan mereka mempunyai jadwal tersendiri untuk baca Al Quran.

عَنْ أَبِى مُوسَى رضى الله عنه قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « إِنِّى لأَعْرِفُ أَصْوَاتَ رُفْقَةِ الأَشْعَرِيِّينَ بِالْقُرْآنِ حِينَ يَدْخُلُونَ بِاللَّيْلِ وَأَعْرِفُ مَنَازِلَهُمْ مِنْ أَصْوَاتِهِمْ بِالْقُرْآنِ بِاللَّيْلِ وَإِنْ كُنْتُ لَمْ أَرَ مَنَازِلَهُمْ حِينَ نَزَلُوا بِالنَّهَارِ…».

“Abu Musa Al Asy’ary radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya aku benar-benar mengetahui suara kelompok orang-orang keturunan Asy’ary dengan bacaan Al Quran, jika mereka memasuki waktu malam dan aku mengenal rumah-rumah mereka dari suara-suara mereka membaca Al Quran pada waktu malam, meskipun sebenarnya aku belum melihat rumah-rumah mereka ketika mereka berdiam (disana) pada siang hari…” (HR. Muslim).

MasyaAllah, coba kita bandingkan dengan diri kita apakah yang kita pegang ketika malam hari, sebagian ada yang memegang remote televisi menonton program-program yang terkadang bukan hanya tidak bermanfaat tetapi mengandung dosa dan maksiat, apalagi di dalam bulan Ramadhan.

Dan jikalau riwayat di bawah ini shahih tentunya juga akan menjadi dalil penguat, bahwa kebiasan generasi yang diridhai Allah yaitu para shahabat radhiyallahu ‘anhum ketika malam hari senantiasa mereka membaca Al Quran. Tetapi riwayat di bawah ini sebagian ulama hadits ada yang melemahkannya.

عَنْ أَبِى صَالِحٍ رحمه الله قَالَ قَالَ كَعْبٌ رضى الله عنه: نَجِدُ مَكْتُوباً : مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- لاَ فَظٌّ وَلاَ غَلِيظٌ ، وَلاَ صَخَّابٌ بِالأَسْوَاقِ ، وَلاَ يَجْزِى بِالسَّيِّئَةِ السَّيِّئَةَ ، وَلَكِنْ يَعْفُو وَيَغْفِرُ ، وَأُمَّتُهُ الْحَمَّادُونَ ، يُكَبِّرُونَ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ عَلَى كُلِّ نَجْدٍ ، وَيَحْمَدُونَهُ فِى كُلِّ مَنْزِلَةٍ ، يَتَأَزَّرُونَ عَلَى أَنْصَافِهِمْ ، وَيَتَوَضَّئُونَ عَلَى أَطْرَافِهِمْ ، مُنَادِيهِمْ يُنَادِى فِى جَوِّ السَّمَاءِ ، صَفُّهُمْ فِى الْقِتَالِ وَصَفُّهُمْ فِى الصَّلاَةِ سَوَاءٌ ، لَهُمْ بِاللَّيْلِ دَوِىٌّ كَدَوِىِّ النَّحْلِ ، مَوْلِدُهُ بِمَكَّةَ ، وَمُهَاجِرُهُ بِطَيْبَةَ ، وَمُلْكُهُ بِالشَّامِ.

“Abu Shalih berkata: “Ka’ab radhiyallahu ‘anhu berkata: “Kami dapati tertulis (di dalam kitab suci lain): “Muhammad adalah Rasulullah shallallahu ‘alahi wasallam, tidak kasar, tidak pemarah, tidak berteriak di pasar, tidak membalas keburukan dengan keburukan akan tetapi memaafkan dan mengampuni, dan umat (para shahabat)nya adalah orang-orang yang selalu memuji Allah, membesarkan Allah ‘Azza wa Jalla atas setiap perkara, memuji-Nya pada setiap kedudukan, batas pakaian mereka pada setengah betis mereka, berwudhu sampai ujung-ujung anggota tubuh mereka, yang mengumandangkan adzan mengumandangkan di tempat atas, shaf mereka di dalam pertempuran dan di dalam shalat sama (ratanya), mereka memiliki suara dengungan seperti dengungannya lebah pada waktu malam, tempat kelahiran beliau adalah Mekkah, tempat hijranya adalah Thayyibah (Madinah) dan kerajaannya di Syam.”

Maksud dari “mereka memiliki suara dengungan seperti dengungannya lebah pada waktu malam” adalah:

أي صوت خفي بالتسبيح والتهليل وقراءة القرآن كدوي النحل

“Suara yang lirih berupa ucapan tasbih (Subhanallah), tahlil (Laa Ilaaha Illallah), dan bacaan Al Quran seperti dengungannya lebah”. (Lihat kitab Mirqat Al Mafatih Syarh Misykat Al Mashabih).

Salah satu ibadah paling agung adalah membaca Al Quran

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رضى الله عنهما : ضَمِنَ اللَّهُ لِمَنَ اتَّبَعَ الْقُرْآنَ أَنْ لاَ يَضِلَّ فِي الدُّنْيَا ، وَلاَ يَشْقَى فِي الآخِرَةِ ، ثُمَّ تَلاَ {فَمَنَ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلاَ يَضِلُّ وَلاَ يَشْقَى}.

“Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhu berkata: “Allah telah menjamin bagi siapa yang mengikuti Al Quran, tidak akan sesat di dunia dan tidak akan merugi di akhirat”, kemudian beliau membaca ayat:

{فَمَنَ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلاَ يَضِلُّ وَلاَ يَشْقَى}

“Lalu barang siapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka”. (QS. Thaha: 123) (Atsar shahih diriwayatkan di dalam kitab Mushannaf Ibnu Abi Syaibah).

عَنْ خَبَّابِ بْنِ الْأَرَتِّ رضى الله عنه أَنَّهُ قَالَ: ” تَقَرَّبْ مَا اسْتَطَعْتَ، وَاعْلَمْ أَنَّكَ لَنْ تَتَقَرَّبَ إِلَى اللهِ بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ كَلَامِهِ “.

“Khabbab bin Al Arat radhiyallahu ‘anhu berkata: “Beribadah kepada Allah semampumu dan ketahuilah bahwa sesungguhnya kamu tidak akan pernah beribadah kepada Allah dengan sesuatu yang lebih dicintai-Nya dibandingkan (membaca) firman-Nya.” (Atsar shahih diriwayatkan di dalam kitab Syu’ab Al Iman, karya Al Baihaqi).

عَنْ عَبْدِ اللهِ بن مسعود رضى الله عنه ، أنه قَالَ: ” مَنْ أَحَبَّ أَنْ يَعْلَمَ أَنَّهُ يُحِبُّ اللهَ وَرَسُولَهُ فَلْيَنْظُرْ، فَإِنْ كَانَ يُحِبُّ الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يُحِبُّ اللهَ وَرَسُولَهُ “.

“Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata: “Siapa yang ingin mengetahui bahwa dia mencintai Allah dan Rasul-Nya, maka perhatikanlah jika dia mencintai Al Quran maka sesungguhnya dia mencintai Allah dan rasul-Nya.” (Atsar shahih diriwayatkan di dalam kitab Syu’ab Al Iman, karya Al Baihaqi).

وقال وهيب رحمه الله: “نظرنا في هذه الأحاديث والمواعظ فلم نجد شيئًا أرق للقلوب ولا أشد استجلابًا للحزن من قراءة القرآن وتفهمه وتدبره”.

“Berkata Wuhaib rahimahullah: “Kami telah memperhatikan di dalam hadits-hadits dan nasehat ini, maka kami tidak mendapati ada sesuatu yang paling melembutkan hati dan mendatangkan kesedihan dibandingkan bacaan Al Quran, memahami dan mentadabburinya”.
Mks

Minggu, 25 Oktober 2015

Al-Qur'an

QS. Qaf: Ayat 45ٍ..
..ۖ فَذَكِّرْ بِالْقُرْءَانِ مَن يَخَافُ وَعِيدِ
... Maka beri peringatanlah dengan Al Quran orang yang takut dengan ancaman-Ku."
Kmdn tugas Rasulullah adlh menjelaskan
QS. An-Nahl: Ayat 64
- وَمَآ أَنزَلْنَا عَلَيْكَ الْكِتٰبَ إِلَّا لِتُبَيِّنَ لَهُمُ الَّذِى اخْتَلَفُوا فِيهِ ۙ وَهُدًى وَرَحْمَةً لِّقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ
"Dan Kami tidak menurunkan kepadamu Al-Kitab (Al Quran) ini, melainkan agar kamu dapat menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan itu dan menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman."
QS. An-Nahl: Ayat 44
-...  وَأَنزَلْنَآ إِلَيْكَ الذِّكْرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَا نُزِّلَ إِلَيْهِمْ وَلَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ
"...Dan Kami turunkan kepadamu Al Quran, agar kamu menerangkan pada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan,"
Karena Al Qur'an adlh kitab yg menerangkan sgl sesuatu
QS. An-Nahl: Ayat 89
-... ِ ۚ وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتٰبَ تِبْيٰنًا لِّكُلِّ شَىْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً وَبُشْرٰى لِلْمُسْلِمِينَ
"...Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri."

  ...وَمَآ ءَاتٰىكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهٰىكُمْ عَنْهُ فَانتَهُوا ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۖ إِنَّ اللَّ شَدِيدُ الْعِقَابِ...Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah sangat keras hukuman-Nya.

[QS. Al-Hasyr: Ayat 7]

Sabtu, 24 Oktober 2015

Salman Al Farisi

"Aku tertawa (heran) kepada orang yang mengejar-ngejar dunia padahal kematian terus mengincarnya, dan kepada orang yang melalaikan kematian padahal maut tak pernah lalai terhadapnya, dan kepada orang yang tertawa lebar sepenuh mulutnya padahal tidak tahu apakah Tuhannya ridha atau murka terhadapnya" (Salman al-Farisi)

Jumat, 23 Oktober 2015

3 Amalan Pemuda Ahli Syurga

🌻3 amalan seorang pemuda hingga disebut ahli surga...🌻

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Di salah satu sudut Masjid Nabawi terdapat satu ruang yang kini digunakan sebagai ruang khadimat.

Dahulu di tempat itulah Rasulullah shalallahu 'alaihi wasalaam senantiasa berkumpul bermusyawarah bersama para Shahabatnya radhiallaahu 'anhum.

Di sana Beliau SAW memberi taushiyyah, bermudzakarah, dan ta'lim.

Suatu ketika, saat Rasulullah SAW memberikan taushiyyahnya, tiba-tiba Beliau SAW berucap,

"Sebentar lagi akan datang seorang pemuda ahli surga."

Para Shahabat r.hum pun saling bertatapan, di sana ada Abu Bakar Ash Shiddiqradhiallaahu 'anhu, Utsman bin Affanradhiallaahu 'anhu, Umar bin Khattabradhiallaahu 'anhu, dan beberapa Shahabat lainnya.

Tak lama kemudian, datanglah seorang pemuda yang sederhana.

Pakaiannya sederhana, penampilannya sederhana, wajahnya masih basah dengan air wudhu.

Di tangan kirinya menenteng sandalnya yang sederhana pula.

Di kesempatan lain, ketika Rasulullah SAW berkumpul dengan para Shahabatnya, Beliau SAW pun berucap,

"Sebentar lagi kalian akan melihat seorang pemuda ahli surga."

Dan pemuda sederhana itu datang lagi, dengan keadaan yang masih tetap sama, sederhana.

Para Shahabat yang berkumpul pun terheran-heran, siapa dengan pemuda sederhana itu?

Bahkan hingga ketiga kalinya Rasulullah SAW mengatakan hal yang serupa.

Bahwa pemuda sederhana itu adalah seorang ahli surga.

Seorang Shahabat, Mu'adz bin Jabbalradhiallaahu 'anhupun merasa penasaran.

Amalan apa yang dimilikinya sampai-sampai Rasul menyebutnya pemuda ahli surga?

Maka Mu'adzradhiallaahu'anhu berusaha mencari tahu. Ia berdalih sedang berselisih dengan ayahnya dan meminta izin untuk menginap beberapa malam di kediaman si pemuda tersebut. Si pemuda pun mengizinkan. Dan mulai saat itu Mu'adz mengamati setiap amalan pemuda tersebut.

Malam pertama, ketika Mu'adz bangun untuk tahajud, pemuda tersebut masih terlelap hingga datang waktu shubuh.

Ba'da shubuh, mereka bertilawah. Diamatinya bacaan pemuda tersebut yang masih terbata-bata, dan tidak begitu fasih.

Ketika masuk waktu dhuha, Mu'adz bergegas menunaikan shalat dhuha, sementara pemuda itu tidak.

Keesokkannya, Mu'adz kembali mengamati amalan pemuda tersebut.

Malam tanpa tahajjud, bacaan tilawah terbata-bata dan tidak begitu fasih, serta di pagi harinya tidak shalat dhuha.

 
Begitu pun di hari ketiga, amalan pemuda itu masih tetap sama.

Bahkan di hari itu Mu'adz shaum sunnah, sedangkan pemuda itu tidak shaum sunnah.

Mu'adz pun semakin heran dengan ucapan Rasulullah SAW.

Tidak ada yang istimewa dari amalan pemuda itu,

tetapi Beliau SAW menyebutnya sebagai pemuda ahli surga.

Hingga Mu'adz pun langsung mengungkapkan keheranannya pada pemuda itu.

"Wahai Saudaraku, sesungguhnya Rasulullah SAW menyebut-nyebut engkau sebagai pemuda ahli surga.

Tetapi setelah aku amati, tidak ada amalan istimewa yang engkau amalkan.

Engkau tidak tahajjud, bacaanmu pun tidak begitu fasih, pagi hari pun kau lalui tanpa shalat dhuha, bahkan shaum sunnah pun tidak.

Lalu amal apa yang engkau miliki sehingga Rasul SAW menyebutmu sebagai ahli surga?"

 
"Saudaraku, aku memang belum mampu tahajjud.

Bacaanku pun tidak fasih. Aku juga belum mampu shalat dhuha.

Dan aku pun belum mampu untuk shaum sunnah.

Tetapi ketahuilah, sudah beberapa minggu ini aku berusaha untuk menjaga tiga amalan yang baru mampu aku amalkan."

"Amalan apakah itu?"

"Pertama, aku berusaha untuk tidak menyakiti orang lain.

Sekecil apapun, aku berusaha untuk tidak menyinggung perasaan orang lain.

Baik itu kepada ibu bapakku, istri dan anak-anakku, kerabatku, tetanggaku, dan semua orang yang hidup di sekelilingku.

Aku tak ingin mereka tersakiti atau bahkan tersinggung oleh ucapan dan perbuatanku."

"Subhanallah...kemudian apa?"

"Yang kedua, aku berusaha untuk tidak marah dan memaafkan.

Karena yang aku tahu bahwa Rasullullah tidak suka marah dan mudah memaafkan."

"Subhanallah...lalu kemudian?"

"Dan yang terakhir, aku berusaha untuk menjaga tali shilaturrahim.

Menjalin hubungan baik dengan siapapun.

Dan menyambungkan kembali tali shilaturrahim yang terputus."

"Demi Allah...engkau benar-benar ahli surga.

Ketiga amalan yang engkau sebut itulah amalan yang paling sulit aku amalkan."

Wallahu a'lam bi shawwab.

Semoga kita berkenan menempuh jalan ke bahagia

10 Muharrom


Setelah beratus-ratus tahun meminta ampun dan bertaubat pada Allah, maka pada hari yang bersejarah di tanggal 10 Muharram inilah, Allah telah menerima taubat Nabi Adam. Ini adalah satu penghormatan kepada Nabi Adam a.s.

Pada tanggal 10 Muharram juga, Nabi Idris a.s telah di bawa ke langit, sebagai tanda Allah menaikkan derajat untuknya.

Pada 10 Muharam, adalah tanggal berlabuhnya perahu Nabi Nuh a.s karena banjir yang melanda seluruh alam di mana hanya ada 40 keluarga termasuk manusia binatang sahaja yang terselamat dari banjir tersebut. Kita merupakan cucu-cicit antara 40 keluarga tadi. Ini merupakan penghormatan kepada Nabi Nuh a.s kerana 40 keluarga ini saja yang terselamat dan dipilih oleh Allah. Selain dari itu, mereka adalah orang-orang yang ingkar pada Nabi Nuh a.s.

Nabi Ibrahim dilahirkan pada 10 Muharam dan di tanggal 10 Muharram juga beliau diselamatkan dari api yang dinyalakan oleh Namrud. Nabi Ibrahim diberi penghormatan dengan Allah memerintahkan kepada api supaya menjadi sejuk dan tidak membakar Nabi Ibrahim. Maka selamatlah Nabi Ibrahim dari angkara kekejaman Namrud.

Pada 10 Muharam, Allah menerima taubat Nabi Daud kerana Nabi Daud merampas isteri orang walaupun beliau sendiri sudah memiliki 99 orang isteri, masih lagi ingin isteri orang. Allah telah menurunkan dua malaikat yang menyamar sebagai manusia untuk menegur dan menyindir atas perbuatan Nabi Daud itu. Seketika itu sadarlah Nabi Daud atas perbuatannya dan beliau memohon ampun pada Allah. Sebagai penghormatan kepada Nabi Daud a.s maka Allah mengampuninya pada tanggal 10 Muharram.

Pada 10 Muharram ini juga, Allah mengangkat Nabi Isa ke langit, di mana Allah telah menukarkan Nabi Isa dengan Yahuza. Ini merupakan satu penghormatan dan penyelamatan Nabi Isa dari kekejaman kaum Bani Israil.

Allah juga telah menyelamatkan Nabi Musa pada tanggal 10 Muharram dari kekejaman Firaun dengan mengkaruniakan mukjizat tongkat yang dapat menjadi ular besar yang memakan semua ular-ular ahli sihir dan menjadikan laut terbelah untuk dilalui oleh tentara Nabi Musa.

Allah juga telah menenggelamkan Firaun, Haman dan Qarun serta kesemua harta-harta Qarun dalam bumi kerena kedzaliman mereka. 10 Muharram, 10 Muharram merupakan berakhirnya kekejaman Firaun di masa itu.

Allah juga telah mengeluarkan Nabi Yunus dari perut ikan setelah tinggal selama 40 hari di dalamnya. Allah telah memberikan hukuman secara tidak langsung kepada Nabi Yunus dengan cara ikan Nun menelannya. Dan pada 10 Muharram ini, Allah memberikan penghormatan kepada Nabi Yunus dengan mengampuninya dan mengeluarkannya dari perut ikan Nun.

Allah juga telah mengembalikan kerajaan Nabi Sulaiman a.s pada tanggal 10 Muharram sebagai penghormatan kepadanya. Dengan kejadian itu, mereka berpuasa dan beribadah kepada Allah sebagai tanda kesyukuran kepada Allah swt.

Demikian Beberapa Peristiwa Bersejarah di Bulan Muharram, semoga di bulan Muharram yang dimuliakan Allah ini kita diberikan kesempatan untuk melaksanakan sunnah-sunnah NabiNya, Terutama puasa Asyura dan Tasu'a. Amiin

Orang Tuaku Yang Meninggal

Subhanallah.
ANAK KECIL ITU ADALAH GURU KEHIDUPANKU...
Tak tahan air mataku menetes ...
Sesudah jumatan aku masih duduk di teras mesjid di salah satu kompleks sekolah.
Jamaah mesjid sudah sepi, bubar masing-masing dengan kesibukannya.
Seorang nenek tua menawarkan dagangannya, kue traditional. Satu plastik harganya lima ribu rupiah.
Aku sebetulnya tidak berminat, tetapi karena kasihan aku beli satu plastik.
Si nenek penjual kue terlihat letih dan duduk di teras mesjid tak jauh dariku. Kulihat masih banyak dagangannya.
Tak lama kulihat seorang anak lelaki dari komplek sekolah itu mendatangi si nenek. Aku perkirakan bocah itu baru murid kelas satu atau dua.
Dialognya dengan si nenek jelas terdengar dari tempat aku duduk.
"Berapa harganya Nek?"
"Satu plastik kue Lima ribu, nak", jawab si nenek.
Anak kecil itu mengeluarkan uang lima puluh ribuan dari kantongnya dan berkata :
"Saya beli 10 plastik, ini uangnya, tapi buat Nenek aja kuenya kan bisa dijual lagi."
Si nenek jelas sekali terlihat berbinar2 matanya : "Ya Allah terima ksh bnyk Nak. Alhamdulillah ya Allah kabulkan doa saya utk beli obat cucu yg lagi sakit." Si nenek langsung jalan.

Refleks aku panggil anak lelaki itu.
"Siapa namamu ? Kelas berapa?"
"Nama saya Radit, kelas 2, pak", jawabnya sopan.
"Uang jajan kamu sehari lima puluh ribu?'"
" Oh .. tidak Pak, saya dikasih uang jajan sama papa sepuluh ribu sehari. Tapi saya tidak pernah jajan, karena saya juga bawa bekal makanan dari rumah."
"Jadi yang kamu kasih ke nenek tadi tabungan uang jajan kamu sejak hari senin?", tanyaku semakin tertarik.
"Betul Pak, jadi setiap jumat saya bisa sedekah Lima puluh ribu rupiah. Dan sesudah itu saya selalu berdoa agar Allah berikan pahalanya untuk ibu saya yang sudah meninggal. Saya pernah mendengar ceramah ada seorang ibu yang Allah ampuni dan selamatkan dari api neraka karena anaknya bersedekah sepotong roti, Pak", anak SD itu berbicara dengan fasihnya.
Aku pegang bahu anak itu : " Sejak kapan ibumu meninggal, Radit?"
"Ketika saya masih TK, pak"
Tak terasa air mataku menetes : "Hatimu jauh lebih mulia dari aku Radit, ini aku ganti uang kamu yg Lima puluh ribu tadi ya...", kataku sambil menyerahkan selembar uang lima puluh ribuan ke tangannya.
Tapi dengan sopan Radit menolaknya dan berkata : "Terima kasih banyak, Pak... Tapi untuk keperluan bapak aja, saya masih anak kecil tidak punya tanggungan... Tapi bapa punya keluarga.... Saya pamit balik ke kelas Pak".
Radit menyalami tanganku dan menciumnya.
"Allah menjagamu, nak ..", jawabku lirih.
Aku pun beranjak pergi, tidak jauh dari situ kulihat si nenek penjual kue ada di sebuah apotik. Bergegas aku kesana, kulihat si nenek akan membayar obat yang dibelinya. Aku bertanya kepada kasir berapa harga obatnya.
Kasir menjawab : " Empat puluh ribu rupiah.."
Aku serahkan uang yang ditolak anak tadi ke kasir : " Ini saya yang bayar... Kembaliannya berikan kepada si nenek ini.."
"Ya Allah.. Pak..."
Belum sempat si nenek berterima kasih, aku sudah bergegas meninggalkan apotik... Aku bergegas menuju Pandeglang menyusul teman-teman yang sedang keliling dakwah disana.
Dalam hati aku berdoa semoga Allah terima sedekahku dan ampuni kedua orang tuaku serta putri tercintaku yang sudah pergi mendahuluiku kembali kepada Allah.mks

Ibu

WAJIB DIBACA

Salah seorang dokter bercerita tentang kisah sangat menyentuh yang pernah dialaminya.  Hingga aku tidak dapat menahan diri saat mendengarnya.

Aku pun menangis karena tersentuh kisah tersebut. Dokter itu memulai ceritanya dengan mengatakan :

“Suatu hari, masuklah seorang wanita lanjut usia ke ruang praktek saya di sebuah Rumah Sakit. Wanita itu ditemani seorang pemuda yang usianya sekitar 30 tahun. Saya perhatikan pemuda itu memberikan perhatian yang lebih
kepada wanita tersebut dengan memegang tangannya, memperbaiki pakaiannya, dan memberikan makanan serta minuman padanya…

Setelah saya menanyainya seputar masalah kesehatan dan memintanya untuk diperiksa, saya bertanya pada pemuda itu tentang kondisi akalnya, karena saya dapati bahwa perilaku
dan jawaban wanita tersebut tidak sesuai dengan pertanyaan yang ku ajukan.

Pemuda itu menjawab :
“Dia ibuku, dan memiliki keterbelakangan mental sejak aku lahir”

Keingintahuanku mendorongku untuk bertanya lagi : “Siapa yang merawatnya?”
Ia menjawab : “Aku”

Aku bertanya lagi : “Lalu siapa yang memandikan dan mencuci pakaiannya?”
Ia menjawab : “Aku suruh ia masuk ke kamar mandi dan membawakan baju untuknya serta menantinya hingga ia selesai. Aku yang melipat dan menyusun bajunya di lemari. Aku masukkan pakaiannya yang kotor ke dalam mesin cuci dan
membelikannya pakaian yang dibutuhkannya”

Aku bertanya : “Mengapa engkau tidak mencarikan untuknya pembantu?”
Ia menjawab : “Karena ibuku tidak bisa melakukan apa-apa dan seperti anak kecil, aku khawatir pembantu tidak memperhatikannya dengan baik dan tidak dapat memahaminya,
sementara aku sangat paham dengan ibuku”

Aku terperangah dengan jawabannya dan baktinya yang begitu besar..

Aku pun bertanya : “Apakah engkau sudah beristri?”
Ia menjawab : “Alhamdulillah, aku sudah beristri dan punya beberapa anak”

Aku berkomentar : “Kalau begitu berarti istrimu juga ikut merawat ibumu?”
Ia menjawab : “Istriku membantu semampunya, dia yang memasak dan menyuguhkannya kepada ibuku. Aku telah mendatangkan pembantu untuk istriku agar dapat membantu pekerjaannya. Akan tetapi aku berusaha selalu untuk makan bersama ibuku supaya dapat mengontrol kadar gulanya”

Aku Tanya : “Memangnya ibumu juga terkena penyakit Gula?”
Ia menjawab : “Ya, (tapi tetap saja) Alhamdulillah atas segalanya”

Aku semakin takjub dengan pemuda ini dan aku berusaha menahan air mataku…

Aku mencuri pandang pada kuku tangan wanita itu, dan aku dapati kukunya pendek dan bersih.

Aku bertanya lagi : “Siapa yang memotong kuku-kukunya?”
Ia menjawab : “Aku Dokter, ibuku tidak dapat melakukan apa-apa”

Tiba-tiba sang ibu memandang putranya dan bertanya seperti anak kecil : “Kapan engkau akan membelikan untukku kentang?”
Ia menjawab : “Tenanglah ibu, sekarang kita akan pergi ke kedai”

Ibunya meloncat-loncat karena kegirangan dan berkata :
“Sekarang…sekarang!”

Pemuda itu menoleh kepadaku dan berkata : “Demi Allah, kebahagiaanku melihat ibuku gembira lebih besar dari kebahagiaanku melihat anak-anakku gembira…”

Aku sangat tersentuh dengan kata-katanya…dan aku pun pura-pura melihat ke lembaran data ibunya.

Lalu aku bertanya lagi : “Apakah Anda punya saudara?”
Ia menjawab : “Aku putranya semata wayang, karena ayahku menceraikannya sebulan setelah pernikahan mereka”

Aku bertanya : “Jadi Anda dirawat ayah?”
Ia menjawab : “Tidak, tapi nenek yang merawatku dan ibuku.

Nenek telah meninggal – semoga Allah subhanahu wa ta’ala.merahmatinya – saat aku berusia 10 tahun”

Aku bertanya : “Apakah ibumu merawatmu saat Anda sakit, atau ingatkah Anda bahwa ibu pernah memperhatikan Anda? Atau dia ikut bahagia atas kebahagiaan Anda, atau sedih karena kesedihan Anda?”
Ia menjawab : “Dokter…sejak aku lahir ibu tidak mengerti apa-apa…kasihan dia…dan aku sudah merawatnya sejak usiaku 10 tahun”

Aku pun menuliskan resep serta menjelaskannya…

Ia memegang tangan ibunya dan berkata : “Mari kita ke kedai..”
Ibunya menjawab : “Tidak, aku sekarang mau ke Makkah saja!”

Aku heran mendengar ucapan ibu tersebut…
Maka aku bertanya padanya : “Mengapa ibu ingin pergi ke Makkah?”

Ibu itu menjawab dengan girang : “Agar aku bisa naik pesawat!”

Aku pun bertanya pada putranya : “Apakah Anda akan benar- benar membawanya ke Makkah?”
Ia menjawab : “Tentu…aku akan mengusahakan berangkat kesana akhir pekan ini”

Aku katakan pada pemuda itu : “Tidak ada kewajiban umrah bagi ibu Anda…lalu mengapa Anda membawanya ke Makkah?”
Ia menjawab : “Mungkin saja kebahagiaan yang ia rasakan saat aku membawanya ke Makkah akan membuat pahalaku lebih besar daripada aku pergi umrah tanpa membawanya”.

Lalu pemuda dan ibunya itu meninggalkan tempat praktekku. Aku pun segera meminta pada perawat agar keluar dari ruanganku dengan alasan aku ingin istirahat…

Padahal sebenarnya aku tidak tahan lagi menahan tangis haru…

Aku pun menangis sejadi-jadinya menumpahkan seluruh yang ada dalam hatiku…

Aku berkata dalam diriku : “Begitu berbaktinya pemuda itu, padahal ibunya tidak pernah menjadi ibu sepenuhnya….

Ia hanya mengandung dan melahirkan pemuda itu… Ibunya tidak pernah merawatnya…
Tidak pernah mendekap dan membelainya penuh kasih sayang…

Tidak pernah menyuapinya ketika masih kecil…
Tidak pernah begadang malam…
Tidak pernah mengajarinya…
Tidak pernah sedih karenanya…
Tidak pernah menangis untuknya…
Tidak pernah tertawa melihat kelucuannya…
Tidak pernah terganggu tidurnya disebabkan khawatir pada putranya…
Tidak pernah….dan tidak pernah…!
Walaupun demikian…pemuda itu berbakti sepenuhnya pada sang ibu”. Apakah kita akan berbakti pada ibu-ibu kita yang kondisinya sehat. Seperti bakti pemuda itu pada ibunya yang
memiliki keterbelakangan mental???.mks

Senin, 19 Oktober 2015

Syurga

Renungan
Ayahmu adalah pintu menuju syurga dan ibumu adalah kuncinya,maka datangi pintu itu dengan membanggakan ayahmu,dan bukalah kuncinya dngn ketaatan pada ibumu.

Malaikat Berdo'a Untuk Kita

Agar KITA mendapatkan do'anya para Malaikat

Bismillah… Segala puji bagi Allah semata… Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi tercinta, para kerabat dan sahabatnya, serta pengikutnya yang baik hingga hari kiamat.

Siapa yang tidak ingin mendapatkan doa kebaikan dari Malaikat?! Tentunya semuanya menginginkannya, karena malaikat adalah makhluk yg mulia, selalu berbuat ketaatan, dan tidak pernah sekalipun berbuat dosa… Tentunya doanya akan didengar oleh Allah ta’ala.

Untuk mendapatkan doa-doa kebaikan dari para malaikat itu, marilah kita lakukan hal-hal berikut ini:

1. Menunggu sholat berjama’ah, sebagaimana sabda Nabi -shollallohu alaihi wasallam-:

لَا يَزَالُ الْعَبْدُ فِي صَلَاةٍ مَا كَانَ فِي مُصَلَّاهُ يَنْتَظِرُ الصَّلَاةَ، وَتَقُولُ الْمَلَائِكَةُ: اللهُمَّ اغْفِرْ لَهُ، اللهُمَّ ارْحَمْهُ، حَتَّى يَنْصَرِفَ أَوْ يُحْدِثَ

“Seorang hamba akan terus (dicatat) sebagai seorang yang sholat selama dia masih menunggu sholat (berjama’ah) di tempat sholatnya. PARA MALAIKAT akan terus BERDOA UNTUKNYA: ‘Ya Allah ampunilah dosanya, Ya Allah rahmatilah dia’, hingga ia beranjak pergi atau berhadats (batal wudlunya)”. [HR. Muslim: 649]

2. Sholat berjama’ah di shof pertama, sebagaimana sabda Nabi -shollallohu alaihi wasallam-:

إِنَّ اللَّهَ عز وجل وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى الصَّفِّ الْأَوَّلِ

Sesungguhnya Allah dan para malaikatnya bersholawat untuk mereka yang sholat (berjama’ah) di shof pertama. [HR. Ibnu Majah: 997 dan yang lainnya. Dishohihkan oleh Syeikh Albani]

Faedah: maksud dari sholawat dari Allah di sini adalah pujian dan pengagungan Allah untuk orang tersebut. Sedang makna sholawat dari para malaikat dan yang lainnya untuk  seseorang adalah permintaan mereka agar Allah menambah pujian dan pengagungan-Nya kepada orang tersebut.

Alhafizh Ibnu Hajar mengatakan:

وأولى الأقوال ما تقدم عن أبي العالية أن معنى صلاة الله على نبيه؛ ثناؤه عليه وتعظيمه، وصلاة الملائكة وغيرهم؛ طلب ذلك له من الله تعالى، والمراد طلب الزيادة لا طلب أصل الصلاة

Pendapat paling baik (dalam masalah ini) adalah pendapat yang telah lalu, yang dinukil dari Abul Aliyah: bahwa makna sholawat Allah kepada Nabi-Nya adalah pujian dan pengagungan dari-Nya. Sedang makna sholawat para malaikat dan yang lainnya (untuk Nabi) adalah memintakan tambahan hal tersebut dari Allah ta’ala. (Fathul Bari: 11/136)

3. Menyambung shof yang terputus dalam sholat berjama’ah, sebagaimana sabda Nabi -shollallohu alaihi wasallam-:

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى الَّذِينَ يَصِلُونَ الصُّفُوفَ

Sesungguhnya Allah dan para malaikatnya bersholawat untuk mereka yang menyambung shof-shof (yang terputus). [HR. Ibnu Majah: 995. Dishohihkan oleh Syeikh Albani]

4. Sholat shubuh berjama’ah, kemudian duduk (berdzikir) di tempat sholatnya, sebagaimana sabda Nabi -shollallohu alaihi wasallam-:

من صلى الفجر ثم جلس في مصلاه صلت عليه الملائكة وصلاتهم عليه : اللهم اغفر له اللهم ارحمه

“Barangsiapa Sholat Fajar, kemudian duduk (berdzikir) di tempat sholatnya, maka para malaikat berdoa untuknya, dan doa mereka kepada orang tersebut adalah: Ya Allah ampunilah dosanya, Ya Allah rahmatilah dia” [HR. Ahmad 1251, dihasankan oleh pentahqiqnya]

5. Mendoakan saudara seiman dari jauh (tanpa sepengetahuannya), sebagaimana sabda Nabi -shollallohu alaihi wasallam-:

دَعْوَةُ الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ لِأَخِيهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ مُسْتَجَابَةٌ، عِنْدَ رَأْسِهِ مَلَكٌ مُوَكَّلٌ، كُلَّمَا دَعَا لِأَخِيهِ بِخَيْرٍ قَالَ الْمَلَكُ الْمُوَكَّلُ بِهِ: آمِينَ وَلَكَ بِمِثْلٍ

Doa seorang muslim untuk saudaranya (seiman) dari jauh adalah mustajab, di sisi kepalanya ada malaikat yang ditugaskan, setiap orang tersebut mendoakan kebaikan untuk saudaranya (seiman), malaikat yang ditugaskan tersebut mendoakan: ‘Amin, dan untukmu juga seperti itu’ [HR. Muslim: 2733].

6. Bersedekah atau berinfak, sebagaimana sabda Nabi -shollallohu alaihi wasallam-:

ما من يوم يصبح العباد فيه إلا ملكان ينزلان فيقول أحدهما: اللهم أعط منفقا خلفا، ويقول الآخر: اللهم أعط ممسكا تلفا

Tidaklah para hamba memasuki waktu pagi hari, melainkan ada dua malaikat turun (ke dunia). Maka salah satu dari mereka berdoa: ‘Ya Allah, berikanlah ganti (yang baik) kepada orang yang bersedekah’. Sedang malaikat yang satunya lagi mengatakan: ‘Ya Allah, timpakanlah kerugian kepada orang yang menahan hartanya’. [Muttafaqun Alaih].

7. Berdakwah mengajarkan kebaikan kepada manusia, sebagaimana sabda Nabi -shollallohu alaihi wasallam-:

إن الله وملائكته وأهل السماوات وأهل الأرضين حتى النملة في جحرها وحتى الحوت ليصلون على معلم الناس الخير

Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya, penghuni langit dan penghuni bumi, bahkan semut di liangnya dan juga ikan, mereka benar-benar bersholawat untuk orang yang (berdakwah) mengajarkan kebaikan kepada manusia. [HR. Attirmidzi: 2685, dishohihkan oleh Syeikh Albani]

Itulah beberapa amalan yang mendatangkan doa para malaikat untuk kita semua… Marilah kita peraktekkan ilmu ini, minimal kita biasakan diri mendoakan kebaikan untuk saudara-saudara kita seiman, agar kebaikan demi kebaikan semakin menyebar di tengah-tengah kita.

وصلى الله وسلم وبارك على نبينا محمد، وعلى آله وصحبه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين, والحمد لله رب العالمين

Minggu, 18 Oktober 2015

Wanita Haid Membaca Al-Qur'an

Hukum Wanita Haid Membaca Al-Quran
Para Ulama besar memiliki pendapat yang berbeda mengenai Hukum wanita yang sedang membaca Al-Quran diperbolehkan atau tidak ?? Ada pendapat Ulama yang mengatakan bagi wanita yang sedang haid diperbolehkan membaca Al-Quran karena belum diketahui secara pasti dalil shahih yang melarang.

Namun ada dalil dan hadist dari sabda Rasulullah SAW yang menyebutkan bahwa wanita yang sedang menstruasi diperbolehkan membaca Al-Quran dan kemudian hendak melaksanakan ibadah Umrah akan tetapi sedang dalam masa menstruasi :

Berkata Syeikh Al-Albany:

“Hadist ini menunjukkan bolehnya wanita yang haid membaca Al-Quran, karena membaca Al-Quran termasuk amalan yang paling utama dalam ibadah haji, dan nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah membolehkan bagi Aisyah semua amalan kecuali thawaf dan shalat, dan seandainya haram baginya membaca Al-Quran tentunya akan beliau terangkan sebagaimana beliau menerangkan hukum shalat (ketika haid), bahkan hukum membaca Al-Quran (ketika haid) lebih berhak untuk diterangkan karena tidak adanya nash dan ijma’ yang mengharamkan, berbeda dengan hukum shalat (ketika haid). Kalau beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang Aisyah dari shalat (ketika haid) dan tidak berbicara tentang hukum membaca Al-Quran (ketika haid) ini menunjukkan bahwa membaca Al-Quran ketika haid diperbolehkan, karena mengakhirkan keterangan ketika diperlukan tidak diperbolehkan, sebagaimana hal ini ditetapkan dalam ilmu ushul fiqh, dan ini jelas tidak samar lagi, walhamdu lillah.” (Hajjatun Nabi hal:69).

Namun jika orang yang berhadats kecil dan wanita haid ingin membaca Al-Quran maka dilarang menyentuh mushhaf atau bagian dari mushhaf, dan ini adalah pendapat empat madzhab, Hanafiyyah (Al-Mabsuth 3/152), Malikiyyah (Mukhtashar Al-Khalil hal: 17-18), Syafi’iyyah (Al-Majmu’ 2/67), Hanabilah (Al-Mughny 1/137). Mushhaf disebut juga dengan Al-Quran.

Kemudian mereka mengeluarkan dalil dengan firman Allah ta’alaa:

yang artinya : “Tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang suci.”

pendapat dari ulama lainnya adalah dilarang menyentuh Al-Quran termasuk sampulnya karena dia masih menempel. Ketika seorang wanita yang sedang haid boleh saja menyentuh Al-Quran namun dengan catatan membungkus tangan dengan kaos tangan, maka Al-Quran boleh disentuh.

Berkata Syeikh Bin Baz :

“Boleh bagi wanita haid dan nifas untuk membaca Al-Quran menurut pendapat yang lebih shahih dari 2 pendapat ulama, karena tidak ada dalil yang melarang, namun tidak boleh menyentuh mushhaf, dan boleh memegangnya dengan penghalang seperti kain yang bersih atau selainnya, dan boleh juga memegang kertas yang ada tulisan Al-Quran (dengan menggunakan penghalang) ketika diperlukan” (Fatawa Syeikh Bin Baz 24/344).

Akan tetapi yang lebih baik adalah ketika hendak membaca Al-Quran dalam keadaan suci , diperbolehkan menyentuh dan membaca Al-Quran bila dalam keadaan hadast kecil. Pendapat tersebut dikemukakan dengan kesepakatan oleh beberapa ulama.

Berkata Imam An-Nawawy :

“Kaum muslimin telah bersepakat atas bolehnya membaca Al-Quran untuk orang yang tidak suci karena hadats kecil, dan yang lebih utama hendaknya dia berwudhu.” (Al-Majmu’, An-Nawawy 2/163).

Adapula dalil yang mengatakan bahwa bolehnya membaca Al-Quran meski tidak berwudhu terlebih dahulu ada dalam hadist Ibnu Abbas. Beliau ketika itu sedang menginap di rumah bibinya Maimunah Radhiyaallhu’anha ( istri dari Rasulullah SAW), kemudian beliau berkata dalam dalilnya :

“Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidur sampai ketika tiba tengah malam, atau sebelumnya atau sesudahnya, beliau bangun kemudian duduk dan mengusap muka dengan tangan beliau supaya tidak mengantuk, kemudian membaca sepuluh ayat terakhir dari surat Ali Imran.” (HR.Al-Bukhary)

Di dalam hadist ini Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca Al-Quran setelah bangun tidur, sebelum beliau berwudhu.

Sabtu, 17 Oktober 2015

Rizki dan Ibadah

Rizki dan Ibadah

"Janganlah khawatir Rezekimu di mana, itu sepenuhnya hak Allah..tapi khawatirlah bila ibadahmu tak semakin membaik"..!

Mungkin kau tak tahu dimana rizkimu...
Tapi rizkimu tahu dimana dirimu...
Dari lautan biru, bumi dan gunung...
Allah memerintahkannya menujumu...
Allah menjamin rizkimu, sejak 4 bulan 10 hari kau dalam kandungan ibumu.

Amatlah keliru bila bertawakkal rizki, dimaknai dari hasil bekerja.
Karena bekerja adalah ibadah..sedang rizki itu urusanNya...

Melalaikan kebenaran demi mengkhawatirkan apa yang dijaminNya adalah kekeliruan besar.
Manusia membanting tulang, demi angka simpanan gaji...
Yang mungkin esok akan ditinggal mati...
Mereka lupa bahwa hakekat rizki bukan apa yang tertulis dalam angka...
Tapi apa yang telah dinikmatinya...

Rizki tak selalu terletak pada pekerjaan kita...
Allah menaruh sekehendakNya...
Ketika Siti Hajar bolak balik 7x shafa dan marwa...
Tapi zamzam justru muncul dari kaki bayinya...
Ikhtiar itu perbuatan...
Rizki itu kejutan atas kehendak Allah semata...

Dan jangan lupa...
Tiap hakekat rizki akan ditanya...
"Darimana dan untuk apa??"...
Karena rizki adalah "hak guna pakai"
Halalnya di HISAB..
Haramnya di AZAB..

Maka, jangan kau iri pada rizki orang lain...
Bila kau iri pada rizkinya, kau juga harus iri pada takdir matinya dan ujian hidupnya ...

Karena Allah membagi rizki, jodoh dan usia ummatnya...
Tanpa bisa tertukar satu dan lainnya...
Jadi yakinlah semua adalah dan atas kehendakNya..

Semoga bermanfaat.
Semangat Pagi semua....

Cinta dalam keluarga

Sang Miliader, Merawat Sendiri Istri nya " Selama 25 Tahun " !!!

Eko Pratomo Suyatno, siapa yang tidak kenal lelaki bersahaja ini??? Namanya sering muncul di koran, televisi, di buku-buku investasi dan keuangan. Dialah salah seorang tokoh di balik kemajuan industri reksadana di Indonesia sekarang ini, juga seorang pemimpin dari sebuah perusahaan investasi reksadana besar di negeri ini. Ia tergolong miliader.

Dalam posisinya seperti sekarang ini, boleh jadi kita beranggapan, pria ini pasti super sibuk dengan segudang jadwal padat. Tulisan ini, bukan hendak menyoroti kesuksesan beliau sebagai eksekutif. Tetapi, kesehariannya yang luar biasa.
Usianya sudah tidak terbilang muda lagi, 60 tahun. Orang bilang sudah senja, bahkan sudah mendekati malam. Tapi Pak Suyatno masih bersemangat merawat istrinya yang sedang sakit. Mereka menikah sudah lebih 32 tahun. Dikaruniai 4 orang anak.
Cobaan menerpa, tatkala istrinya melahirkan anak yang ke empat. Tiba-tiba kakinya lumpuh dan tidak bisa digerakkan. Hal itu terjadi selama 2 tahun. Menginjak tahun ke tiga, seluruh tubuhnya menjadi lemah, bahkan terasa tidak bertulang. Lidahnya pun sudah tidak bisa digerakkan lagi.

Setiap hari sebelum berangkat kerja Pak Suyatno sendirian memandikan, membersihkan kotoran, menyuapi dan mengangkat istrinya ke tempat tidur. Dia gendong istrinya ke depan TV, agar tidak merasa kesepian. Istrinya sudah tidak dapat bicara, selalu hanya terlihat senyum. Untunglah kantor Pak Suyatno tidak terlalu jauh dari kediamannya, sehingga siang hari dapat pulang untuk menyuapi istrinya untuk makan siang.

Sorenya adalah jadwal memandikan istrinya, mengganti pakaian dan selepas maghrib dia temani istrinya nonton televisi sambil menceritakan apa saja yang dia alami seharian. Walaupun istrinya hanya bisa menanggapi lewat tatapan mata, namun bagi Pak Suyatno sudah cukup menyenangkan. Bahkan terkadang diselingi dengan menggoda istrinya setiap berangkat tidur. Rutinitas ini dilakukan Pak Suyatno lebih kurang 25 tahun !!!

Dengan penuh kesabaran dia merawat istrinya bahkan sambil membesarkan ke 4 buah hati mereka. Sekarang anak- anak mereka sudah dewasa, tinggal si bungsu yang masih kuliah. Pada suatu hari…saat seluruh anaknya berkumpul di rumah menjenguk ibunya – karena setelah anak-anak mereka menikah dan tinggal bersama keluarga masing-masing – Pak Suyatno memutuskan dirinyalah yang merawat ibu mereka karena yang dia inginkan hanya satu: semua anaknya dapat berhasil.

Dengan kalimat yang cukup hati-hati, si anak sulung berkata:
“Pak kami ingin sekali merawat ibu, semenjak kami kecil melihat bapak merawat ibu tidak ada sedikitpun keluhan keluar dari bibir bapak. Bahkan bapak tidak ijinkan kami menjaga ibu,” kata si sulung dengan air mata berlinang.

“Sudah ke empat kalinya kami mengijinkan bapak menikah lagi, kami rasa ibu pun akan mengijinkannya. Kapan bapak menikmati masa tua bapak??? Dengan berkorban seperti ini, kami tidak tega melihat bapak, kami berjanji akan merawat ibu sebaik-baiknya secara bergantian,” tambah si sulung melanjutkan permohonannya.

”Anak-anakku… Jika perkawinan dan hidup di dunia ini hanya untuk nafsu, mungkin bapak akan menikah lagi. Tetapi ketahuilah, dengan adanya ibu kalian di sampingku, itu sudah lebih dari cukup. Dia telah melahirkan kalian." Sejenak kerongkongannya tersekat.

"Kalian yang selalu kurindukan hadir di dunia ini dengan penuh cinta, tidak satu pun dapat dihargai dengan apa pun. Coba kalian tanya ibumu, apakah dia menginginkan keadaanya seperti ini???Kalian menginginkan bapak bahagia, apakah bathin bapak bisa bahagia meninggalkan ibumu dengan keadaanya seperti sekarang??? Kalian menginginkan bapak yang masih diberi Tuhan kesehatan dirawat oleh orang lain, bagaimana dengan ibumu yang masih sakit???" Pak Suyatno menjawab hal yang sama sekali tidak diduga anak-anaknya.

Meledaklah tangis anak-anak Pak Suyatno. Mereka juga menyaksikan butiran-butiran kecil jatuh di pelupuk mata Ibu Suyatno, yang dengan pilu menatap mata suami yang sangat dicintainya. Sampailah akhirnya Pak Suyatno diundang oleh salah satu stasiun TV swasta di Jakarta untuk menjadi narasumber. Host mengajukan pertanyaan kepada Pak Suyatno, kenapa mampu bertahan selama 25 tahun merawat istrinya yang sudah tidak bisa apa-apa??? Di saat itulah meledak tangis Pak Suyatno, bersama tamu yang hadir di studio yang kebanyakan kaum perempuan pun tidak sanggup menahan haru.

Pak Suyatno bercerita: “Jika manusia di dunia ini mengagungkan sebuah cinta dalam perkawinan tetapi tidak mau memberi waktu, tenaga, pikiran, perhatian, semua itu adalah kesia-siaan. Saya memilih istri saya menjadi pendamping hidup saya, yang sewaktu sehat dia dengan sabar merawat saya, mencintai saya dengan hati dan bathinnya, bukan dengan mata. Dia memberi saya empat anak yang lucu-lucu. Sekarang saat dia sakit karena berkorban untuk cinta kami bersama, itu merupakan ujian bagi saya, apakah saya dapat memegang komitmen untuk mencintai dia apa adanya. Jika dia sehat pun, saya belum tentu mau mencari penggantinya, apalagi dia sakit,” katanya sembari berurai air mata.

Setiap malam saya bersujud dan menangis. Saya hanya dapat bercerita kepada Allah di atas saja. Saya yakin hanya kepada Allah saya percaya untuk menyimpan dan mendengar rahasia saya. Cinta saya kepada istri saya, sepenuhnya saya serahkan kepada Allah. ***

Oleh: Adrian Nugraha
Kisah nyata.
Cinta karna Allah kan abadi selama nya !!!

Jumat, 16 Oktober 2015

Hati Hati Properti Haram


 HATI-HATI PROPERTY HARAM 

Anda kagum pada orang yang punya rumah mewah..?
Anda takjub pada orang yang punya kantor megah..?
Jangan buru-buru kagum, terkesima, kesengsem atau takjub. Kenapa..?

Pesan Rasulullah Shalallaahu 'Alaihi Wassalam: :
"Janganlah kalian takjub kepada seseorang yang memperoleh harta dari cara yang haram.." (HR Thabrani)

Mari kita hitung..!
Jika rumah yang dianggap mewah itu seharga Rp. 1 Milyar (padahal saat ini rumah 1 milyar sudah bukan kategori mewah lagi, apalagi ruko)

Maka, berikut adalah itung-itungannya
jika seseorang memperolehnya via KPR perbankan ribawi.
Jumlah utang pokok = Rp. 1.000.000.000
Tingkat suku bunga = 13%
Lama pinjaman = 15 tahun

Maka,
Angsuran per bulan (pakai rumus) = Rp. 12.652.422,-
⭕Total selama 180 bulan atau 15 tahun = Rp. 2.277.435.000,-
⭕Artinya total bunga ribanya saja sebesar Rp 1.277.435.000,-

Mari kita hitung besar dosanya..!
⭕Rasulullah bersabda,
"Satu dirham harta riba lebih besar dosanya daripada berzina 36x dengan pelacur.."

Jika 1 dirham hari ini adalah Rp. 70.000, maka :
Rp. 1.277.435.000 : Rp. 70.000
= 18.249 dirham
⭕Jika 1 dirham riba = 36x zina, maka :
18.249 dirham x 36 zina = 656.966 zina.

Jika 15 tahun itu ada 5.475 hari, maka :
656.966 zina : 5475 hari = 119 zina per hari.
✔"Berapa..?"
✔"119x berzina setiap hari..!"
✔"Apa..?"
✔"119x berzina setiap hari..!"
✔"Dengan siapa..?"
✔"Dengan ibumu..!"
✔"Ngapain..?"
✔"Berzina..!"
✔#istighfar
⭕“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat pemakan riba (rentenir), orang yang menyerahkan riba (nasabah), pencatat riba (sekretaris) dan dua orang saksinya.” Beliau mengatakan, “Mereka semua itu sama.”(HR. Muslim no. 1598)
⭕“Satu dirham yang dimakan oleh seseorang dari transaksi riba sedangkan dia mengetahui, lebih besar dosanya daripada melakukan perbuatan zina sebanyak 36 kali.” (HR. Ahmad dan Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman. Syaikh Al Albani dalam Misykatul Mashobih mengatakan bahwa hadits ini shahih)
⭕“Riba itu ada 73 pintu (dosa). Yang paling ringan adalah semisal dosa seseorang yang menzinai ibu kandungnya sendiri. Sedangkan riba yang paling besar adalah apabila seseorang melanggar kehormatan saudaranya.” (HR. Al Hakim dan Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih dilihat dari jalur lainnya)

Rabu, 14 Oktober 2015

Sahabat Rasulullah Sya'ban

Smg dpt mnginspirasi tuk blomba2 dlm kbaikn:Renungan hari ini yang terlalu singkat untuk dibaca namun sarat makna..

Alkisah seorang sahabat bernama Sya’ban RA. Ia adalah seorang sahabat yang tidak menonjol dibandingkan sahabat –sahabat yang lain.

Ada suatu kebiasaan unik dari beliau
yaitu setiap masuk masjid sebelum
sholat berjamaah dimulai dia selalu
beritikaf di pojok depan masjid.

Dia mengambil posisi di pojok bukan
karena supaya mudah senderan atau
tidur, namun karena tidak mau
mengganggu orang lain dan tak mau
terganggu oleh orang lain dalam
beribadah.

Kebiasaan ini sudah dipahami oleh
sahabat bahkan oleh RasululLah
Shallallahu `alaihi Wa Sallam, bahwa
Sya’ban RA selalu berada di posisi
tersebut termasuk saat sholat
berjamaah.

Suatu pagi saat sholat subuh berjamaah akan dimulai RasululLah Shallallahu `alaihi Wa Sallam mendapati bahwa Sya’ban RA tidak berada di posisinya seperti biasa.

Rasul Shallallahu `alaihi Wa Sallam pun bertanya kepada jemaah yang hadir apakah ada yang melihat Sya’ban RA. Namun tak seorangpun jemaah yang melihat Sya’ban RA.

Sholat subuhpun ditunda sejenak untuk menunggu kehadiran Sya’ban RA. Namun yang ditunggu belum juga datang.

Khawatir sholat subuh kesiangan, Rasul Shallallahu `alaihi Wa Sallam memutuskan untuk segera melaksanakan sholat subuh berjamaah.

Selesai sholat subuh, Rasul Shallallahu `alaihi Wa Sallam bertanya apa ada yang mengetahui kabar dari Sya’ban RA.

Namun tak ada seorangpun yang menjawab. Rasul Shallallahu `alaihi Wa Sallam bertanya lagi apa ada yang
mengetahui di mana rumah Sya’ban RA.

Kali ini seorang sahabat mengangkat tangan dan mengatakan bahwa dia mengetahui persis di mana rumah Sya’ban RA.

RasululLah Shallallahu `alaihi Wa Sallam yang khawatir terjadi sesuatu dengan Sya’ban RA meminta diantarkan ke rumah Sya’ban RA.

Perjalanan dengan jalan kaki cukup lama ditempuh oleh Rasul Shallallahu `alaihi Wa Sallam dan rombongan sebelum sampai ke rumah yang dimaksud.

Rombongan Rasul Shallallahu `alaihi Wa Sallam sampai ke sana saat waktu afdol untuk sholat dhuha ( kira-kira 3 jam perjalanan).

Sampai di depan rumah tersebut beliau Shallallahu `alaihi Wa Sallam mengucapkan salam. Dan keluarlah seorang wanita sambil membalas salam tersebut.

“Benarkah ini rumah Sya’ban RA?” Rasul Shallallahu `alaihi Wa Sallam bertanya. “Ya benar, saya istrinya” jawab wanita tersebut.

“Bolehkah kami menemui Sya’ban RA, yang tadi tidak hadir saat sholat subuh di masjid?” .

Dengan berlinangan air mata istri Sya’ban RA menjawab: “ Beliau telah meninggal tadi pagi”

InnaliLahi wainna ilaihirojiun…SubhanalLah , satu – satunya penyebab dia tidak solat subuh berjamaah adalah karena ajal sudah menjemputnya….

Beberapa saat kemudian istri Sya’ban bertanya kepada Rasul Shallallahu `alaihi Wa Sallam “ Ya Rasul ada sesuatu yang jadi tanda tanya bagi kami semua, yaitu menjelang kematiannya dia berteriak tiga kali dengan masing –masing teriakan disertai satu kalimat. Kami semua tidak paham apa maksudnya”.

“Apa saja kalimat yang diucapkannya?” tanya Rasul Shallallahu `alaihi Wa Sallam . Di masing – masing teriakannya dia berucap kalimat

“ Aduuuh kenapa tidak lebih jauh……”

“ Aduuuh kenapa tidak yang baru……. “

“ Aduuuh kenapa tidak semua……”

Rasul Shallallahu `alaihi Wa Sallam pun melantukan ayat yang terdapat dalam surat Qaaf (50) ayat 22 yang artinya: “ Sesungguhnya kamu berada dalam keadaan lalai dari (hal) ini, maka Kami singkapkan dari padamu hijab (yang menutupi) matamu, maka penglihatanmu pada hari itu amat tajam“

Saat Sya’ban RA dalam keadaan sakratul maut…perjalanan hidupnya ditayangkan ulang oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. Bukan cuma itu, semua ganjaran dari perbuatannya diperlihatkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala .

Apa yang dilihat oleh Sya’ban RA ( dan orang yang sakratul maut) tidak bisa
disaksikan oleh yang lain.

Dalam pandangannya yang tajam itu Sya’ban RA melihat suatu adegan dimana kesehariannya dia pergi pulang ke Masjid untuk sholat berjamaah lima waktu.

Perjalanan sekitar 3 jam jalan kaki sudah tentu bukanlah jarak yang dekat. Dalam tayangan itu pula Sya’ban RA diperlihatkan pahala yang diperolehnya dari langkah – langkah nya ke Masjid.

Dia melihat seperti apa bentuk sorga ganjarannya. Saat melihat itu dia berucap:

“ Aduuuh kenapa tidak lebih jauh……”

Timbul penyesalan dalam diri Sya’ban RA, mengapa rumahnya tidak lebih jauh lagi supaya pahala yang didapatkan lebih banyak dan sorga yang didapatkan lebih indah.

Dalam penggalan berikutnya Sya’ban RA melihat saat ia akan berangkat sholat berjamaah di musim dingin.

Saat ia membuka pintu berhembuslah angin dingin yang menusuk tulang. Dia masuk kembali ke rumahnya dan mengambil satu baju lagi untuk dipakainya. Jadi dia memakai dua buah baju.

Sya’ban RA sengaja memakai pakaian yang bagus (baru) di dalam dan yang jelek (butut) di luar.

Pikirnya jika kena debu, sudah tentu yang kena hanyalah baju yang luar, sampai di masjid dia bisa membuka baju luar dan solat dengan baju yang lebih bagus.

Dalam perjalanan ke tengah masjid dia menemukan seseorang yang terbaring kedinginan dalam kondisi yang mengenaskan. Sya’ban RA pun iba , lalu segera membuka baju yang paling luar dan dipakaikan kepada orang tersebut dan memapahnya untuk bersama – sama ke masjid melakukan sholat berjamaah.

Orang itupun terselamatkan dari mati kedinginan dan bahkan sempat melakukan sholat berjamaah.

Sya’ban RA pun kemudian melihat indahnya sorga yang sebagai balasan memakaikan baju bututnya kepada orang tersebut.

Kemudian dia berteriak lagi :

“ Aduuuh kenapa tidak yang baru……. “

Timbul lagi penyesalan di benak Sya’ban RA.

Jika dengan baju butut saja bisa mengantarkannya mendapat pahala yang begitu besar, sudah tentu ia akan mendapat yang lebih besar lagi seandainya ia memakaikan baju yang baru.

Berikutnya Sya’ban RA melihat lagi suatu adegan saat dia hendak sarapan dengan roti yang dimakan dengan cara mencelupkan dulu ke segelas susu.

Bagi yang pernah ke tanah suci sudah tentu mengetahui sebesar apa ukuran roti arab (sekitar 3 kali ukuran rata-rata roti Indonesia)

Ketika baru saja hendak memulai sarapan, muncullah pengemis di depan pintu yang meminta diberikan sedikit roti karena sudah lebih 3 hari perutnya tidak diisi makanan. Melihat hal tersebut , Sya’ban RA merasa iba .

Ia kemudian membagi dua roti itu sama besar, demikian pula segelas susu itu pun dibagi dua. Kemudian mereka makan bersama –sama roti itu yang sebelumnya dicelupkan susu , dengan porsi yang sama…

Allah Subhanahu wa Ta'ala kemudian memperlihatkan …. ganjaran dari perbuatan Sya’ban RA dengan sorga yang indah. Demi melihat itu diapun berteriak lagi:

“ Aduuuh kenapa tidak semua……”

Sya’ban RA kembali menyesal. Seandainya dia memberikan semua roti itu kepada pengemis tersebut tentulah dia akan mendapat sorga yang lebih indah

Masya Allah,

Sya’ban bukan menyesali perbuatannya, tapi menyesali mengapa tidak optimal.

Sesungguhnya semua kita nanti pada saat sakratul maut akan menyesal tentu dengan kadar yang berbeda, bahkan ada yang meminta untuk ditunda matinya karena pada saat itu barulah terlihat dengan jelas …konsekwensi dari semua perbuatannya di dunia.

Mereka meminta untuk ditunda sesaat karena ingin bersedekah. Namun kematian akan datang pada waktunya, tidak dapat dimajukan dan tidak dapat diakhirkan

Sering sekali kita mendengar ungkapan – ungkapan berikut :
“ Sholat Isya berjamaah pahalanya sama dengan sholat separuh malam”
“ Sholat Subuh berjamaah pahalanya sama dengan sholat sepanjang malam”
“ Dua rakaat sebelum Shubuh lebih baik dari pada dunia dan isinya”

Namun lihatlah Masjid tetap saja lengang dan terasa longgar. Seolah kita tidak percaya kepada janji Allah Subhanahu wa Ta'ala .

Mengapa demikian?
Karena apa yang dijanjikan Allah Subhanahu wa Ta'ala itu tidak terlihat oleh mata kita pada situasi normal.

Mata kita tertutupi oleh suatu hijab.

Karena tidak terlihat, maka yang berperan adalah iman dan keyakinan bahwa janji Allah Subhanahu wa Ta'ala tidak pernah meleset.

Allah Subhanahu wa Ta'ala akan membuka hijab itu pada saatnya.

Saat ketika nafas sudah sampai ditenggorokan….

Sya’ban RA telah menginspirasi kita bagaimana seharusnya menyikapi janji Allah Subhanahu wa Ta'ala tersebut.

Namun ternyata dia tetap menyesal sebagaimana halnya kitapun juga akan menyesal. Namun penyesalannya bukanlah sia –sia.

Penyesalannya karena tidak melakukan kebaikan dengan optimal…..

Mudah-mudahan kisah singkat ini bermanfaat bagi kita semua dalam mengarungi sisa waktu yang diberikan Allah Subhanahu  wa Ta'ala kepada kita.

Dan mari kita berdo’a semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala memberi kita kekuatan untuk melakukan sebaik, bahkan lebih baik dari pada apa yang dilakukan oleh Sya’ban

Subhanallah 😇

Semoga bermanfaat...
Aamiin yra..

Senin, 05 Oktober 2015

Waktu Manusia di Dunia

Bismillahirrohmanirrohiim, 
Berapa umur manusia ??
1 hari di akhirat = 1000 thn dunia
24 jam akhirat = 1000 thn dunia
3 jam akhirat = 125 thn dunia
1,5 jam akhirat = 62,5 thn di dunia.
Umur mnusia rata2 60-70 th jadi kehidupan manusia ibarat hanya 1,5 jam saja. Karena hanya 1,5 jam saja waktu untuk menentukan kehidupan yang ABADI.
Dengan 1,5 jam ini kita perbanyak ber-ISTIGHFAR, ber-SYUKUR dan ber-SABAR dlm menghadapi ujian & cobaan.
Semoga BAHAGIA hidup kita di dunia & akhirat. Aaamiiin.
Wallahu a'lam bishowab.

Konsep Pengobatan Islam VS Muslim

Pilih Resep Nabi atau Resep Dokter?

dakwatuna.com – Pernahkah Anda dengar orang bicara seperti ini: “Mau pilih resep Nabi apa pilih resep dokter?”, “mau herbal apa obat kimia?”, “mau vaksin apa ASI eksklusif?”, dan lain-lain. Seolah kedua hal tersebut kontradiksi dan hanya boleh memilih salah satu. Ya hanya boleh salah satu pilihan saja. Begitukah Islam mengajarkan? Mengapa itu bisa terjadi? Ya tidak tahu kenapa. Tapi saya ingin bahas sedikit ke muara ilmu pengobatan ya.

Tahukah Anda bahwa semua ilmu itu dari Allah? Allah SWT yang Maha Berilmu itu menurunkan ilmu-Nya kepada manusia melalui dua jalan:

Lewat perantaraan Nabi (wahyu), dan
Langsung kepada manusia
Ada karakteristik khas untuk masing-masing jalur ilmu itu dan tidak boleh terbalik dalam aplikasinya. Bila terbalik bisa fatal akibatnya. Ilmu Allah yang turun lewat Nabi, termasuk pengobatan Nabi, bersifat umum, luas, global, dan diyakini mutlak benarnya oleh umat Islam, iya kan? Sebaliknya ilmu yang langsung Allah beri kepada manusia, melalui eksperimen, penelitian, percobaan ilmiah, perenungan, pemikiran, ilham juga khas. Ilmu yang diperoleh melalui eksperimen ini bersifat relatif kebenarannya. Yang benar hari ini belum tentu benar di kemudian hari. Iya kan? Kalau ilmu yang dari Nabi sifatnya benar mutlak tapi global, misalnya: tidak ada kan hadits yang memuat cara operasi bedah tulang, cara operasi jantung dll. Nah kedua jalur ilmu itu karena sumbernya sama dari Allah SWT, maka harusnya saling harmonis asal kita tempatkan sesuai dengan posisinya.

Pengobatan nabi bersifat global, umum sifatnya. Tidak spesialistik dan detail. Karena memang nabi bukan diutus Allah sebagai dokter, tapi Rasul. Jadi bila ada orang yang bilang “Rasulullah is my doctor”, menurut saya dia sudah merendahkan posisi nabi itu sendiri. Masa nabi disamakan dengan saya (dokter, red)? Karena sifat ajaran pengobatan nabi yang mutlak benarnya itu bersifat umum, maka untuk yang detail-detail diserahkan pengembangannya kepada manusia sendiri. Konsep ini menyebabkan ilmuwan Islam zaman dulu maju berkembang pesat. Saat Baghdad punya banyak RS mewah, di Perancis orang masih jarang mandi… Jadi untuk hal-hal spesialistik dan detail seperti cara operasi, cara laparoskopi, vaksinasi, dll pasti tidak ada haditsnya, iya kan?

Lalu apa saja ajaran pengobatan nabi itu? Banyak, tapi lebih bersifat promotif dan preventif, dengan aspek kuratif yang ada bersifat umum. Nabi SAW sendiri sangat hormat terhadap tabib. Saat ada sahabat yang sakit, beliau panggil tabib yang ahli pengobatan. Jadi nabi sendiri menghargai dokter. Nabi sangat menghargai pendapat orang lain. Misalnya kasus perkawinan pohon kurma, saat itu beliau usul suatu cara yang malah bikin kurma tidak berbuah. Akhirnya setelah diprotes karena panen malah menurun, beliau SAW bersabda:

أنْتُمْ أعْلَمُ بِأُمُوْرِ دُنْيَاكُمْ

“Kamu lebih mengetahui tentang berbagai urusan duniamu.” (Hadits riwayat Muslim, dalam kitab Shahih Muslim (1366))
[4/10 16:19] ‪+62 823-3549-9849‬: Nah beginilah kita memahami imunisasi dalam pandangan Islam. Itu termasuk dalam “kamu lebih tahu urusan duniamu”. Syaratnya tidak boleh bertentangan dengan syariat, seperti kehalalan, keamanan, asas manfaat, dan sebagainya. Tugas para ahli lah yang menentukan standar tersebut. Jadi tidak relevan kalau ada yang bilang: vaksinasi tidak perlu karena zaman nabi juga tidak ada vaksinasi, nah dulu juga tidak ada Twitter kan?

Lalu bagaimana kalau ada orang yang mencukupkan diri dengan nasihat pengobatan dari Nabi yang sifatnya umum itu, misal: madu, habatussauda, bekam, dll. Selama kondisi sakit masih ringan dan dalam 3 hari pertama, bisa ditoleransi. Tapi kalau perlu operasi jantung coba mau cari di mana hadits tentang itu? Jadi jangan suka ekstrim menolak pengobatan modern dan menganggap cukup dengan pengobatan ala nabi. Ingat nabi saja memanggil dokter untuk si sakit…

Menganggap semua pengobatan modern adalah salah karena mengandung zat kimia adalah salah total. Bukankah oksigen, gula, nasi, air zat kimia? Menganggap semua herbal adalah aman juga salah total. Bukankah banyak orang yang menderita kanker karena konsumsi herbal tertentu terus menerus. Baik pengobatan nabi maupun pengobatan modern, obat herbal atau obat tablet dan cairan, semua asalnya dari ilmu Allah untuk manusia…

Ranah penelitian dan eksperimen sangat diperlukan untuk pengobatan modern. Ingat untuk menghasilkan 1 vaksin butuh 10-15 tahun penelitian. Jadi masih percayakah kita bila hasil penelitian 15 tahun dimentahkan begitu saja dengan alasan zaman nabi tidak ada vaksin juga sehat? Bagaimana dengan bekam? Bekam sudah dikenal 2000 tahun sebelum Nabi SAW lahir. Nabi menyetujui cara bekam. Tapi beliau tidak membekam orang.

Membabi-buta mengatakan “pengobatan Islam hanyalah bekam” bukan suatu konsep yang benar. Ingat nabi saja memanggil dokter saudara saudaraku… Mari lebih rasional dan proporsional mendudukkan sesuatu. Jadi jangan dikotomikan ASI vs Imunisasi, herbal vs tablet, bekam vs operasi.

Di Cina yang komunis saja, terapi tradisional dan modern duduk berdampingan, harmonis. Untuk kasus akut dan bedah mereka pakai terapi modern. Untuk kasus kronis, sebagian tumor, dll mereka pakai terapi tradisional. Masing-masing ada pembagiannya. Harmonis sekali… Di Cina (saya pernah jadi relawan medis untuk gempa di Cina) pasien pasien kronis biasanya diterapi tradisional medicine. Ada infus yang warna hitam… Tapi bila ada kasus trauma karena KLL, fasilitas modern untuk operasi mereka keluarkan semua. Jadi di satu RS terdapat keduanya, tradisional dan modern.

Harmonisasi antara dua kutub pengobatan perlu juga dilakukan di sini. Tidak perlu dikotomi yang disertai sikap ekstrim saling menyalahkan. Untuk bisa mengobati pasien, seorang dokter kuliah 5 tahun (dokter umum), 4 tahun spesialis, 4 tahun subspesialis, minimal 13 tahun untuk jadi konsultan. Lalu tiba-tiba dengan gagahnya seorang anak muda yang baru kursus bekam 7 hari melarang orang sakit berobat ke dokter ahli tersebut… hmmm. Padahal nabi SAW manusia paling mulia itu pun sangat menghargai profesi dokter. Beliau serahkan pengobatan sahabatnya yang sakit kepada dokter. Nabi mulia itu pun bersabda:

مَنْ تَطَبَّبَ وَلَا يُعْلَمُ مِنْهُ طِبٌّ فَهُوَ ضَامِنٌ

“Barangsiapa berpraktik kedokteran padahal ia belum dikenal menguasai ilmu kedokteran, maka ia harus bertanggung jawab.” (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, an-Nasai)

Perkembangan penyakit saat ini tidak bisa dipecahkan dengan ilmu yang bersifat umum. Satu cara pengobatan untuk semua penyakit. Tidak bisa saudaraku… Ada anak kawan saya sudah positif demam tifoid (tifus) menolak antibiotic karena zat kimia, tetap diobati herbal terus masuk kondisi memburuk… Akhirnya takdir Allah pun berlaku, ia wafat. Innalillah… Kenapa kita tidak lari dari takdir yang satu menuju takdir yang lain seperti kata Umar.

Motto saya: Anda boleh cari dokter terbaik di dunia, tapi gantungkan harapan kesembuhan hanya kepada Allah SWT, Sang Maha Penyembuh… Bila Anda sakit demam, 3 hari pertama, silakan pakai pengobatan yang Anda yakini, banyak minum, rukyah, bekam, herbal, dll. Tapi bila kondisi tidak membaik bahkan memburuk, serahkan urusan pengobatan kepada dokter yang sekolah belasan tahun itu.

Apakah pengobatan modern itu mengandung zat kimia? Ya, tapi herbal juga zat kimia. Nasi, air, gula, kopi, susu, semua zat kimia. Yang penting obat modern itu halal, tidak mengandung zat-zat yang diharamkan. Bahkan pada obat modern, dosis, efek samping, reaksi alergi sudah diketahui

Tapi sebagian besar herbal tidak diketahui dosis, efek samping, reaksi alergi. Selalu dianggap aman dan dianggap bukan zat kimia… Saya tidak anti herbal, setiap malam saya makan garlic (kapsul bawang putih). Tapi bila kena infeksi bakteri saya akan minum antibiotika. Tapi saya yakin penyebab kesembuhan saya bukan pada garlic atau antibiotika, hanya Allah yang menyembuhkan hamba-hamba-Nya.

Saudaraku, keimanan kepada Allah SWT dan keyakinan kepada Nabi SAW jangan membuat kita benci dengan perkembangan ilmu pengetahuan, termasuk kedokteran. Nabi SAW saja yang guru besar Thibbun Nabawi (pengobatan nabi) minta tolong ahli pengobatan pada saat itu. Nabi menghormati profesi medis. Kenapa sekarang tiba-tiba ada pengarang buku Rasulullah is my doctor, kemudian dia mencaci habis pengobatan modern. Apa dia lebih hebat dari Nabi? Yang perlu kita lakukan sekarang adalah memilah mana pengobatan modern yang tidak bertentangan dengan syariat Islam. Bukan memusuhinya secara total…
Redaktur: Ardine