Translate

Kamis, 09 Juli 2015

Lailatul Qodar

Asm....copas dan bagus utk di baca!!
🌍BimbinganIslam.com
Kamis, 22 Ramadhān 1436 H/09 Juli 2015 M
🌙 Tafsir Surat Al-Qadr Bag. 1
〰〰〰〰〰〰〰〰〰

~ TAFSIR SURAT AL-QADR ~

Ikhwah sekalian, in syā Allāh di pagi hari ini kita semua akan mempelajari beberapa ayat Allāh yang telah Allāh turunkan kepada kita sebagai petunjuk bagi manusia. Dan di bulan yang mulia ini yaitu bulan Al-Qurān (Syahru Al-Qurān Al-Karīm) dan para salaf dahulu mereka apabila datang bulan Ramadhān maka mereka mengkhuskan dan mengkonsentrasikan dirinya untuk mempelajari Al-Qurān, baik dengan cara membaca Al-Qurān itu sendiri maupun juga mempelajari isinya.

Kita berharap apa yang kita akan kita lakukan adalah termasuk usaha untuk menghidupkan Ramadhān ini dengan Al-Qurān Al-Karīm baik dengan membaca maupun mempelajari apa yang ada didalamnya.

Dan materi yang akan kita sampaikan adalah tentang tafsir Surat Al-Qadr, karena mulai sore hari ini kita akan memasuki 10 hari yang terakhir di bulan Ramadhān. Dan diantara sunnah Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam yang telah datang dari Beliau shallallāhu 'alayhi wa sallam bahwasanya pada 10 hari yang terakhir di bulan Ramadhān, Beliau shallallāhu 'alayhi wa sallam melakukan i'tikaf dalam rangka untuk mencari malam Laylatul Qadr.

Oleh karena itu sangat sesuai hari ini in syā Allāh kita akan mempelajari bersama sebuah surat yang Allāh turunkan yang secara khusus membahas tentang malam Laylatul Qadr yang dahulu Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam berusaha mencarinya, demikian juga para shahābat radhiyallāhu 'anhum, demikian pula para istri-istri Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam.

Surat Al-Qadr ini adalah termasuk surat yang Makiyyah, diturunkan sebelum hijrahnya Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam. Namanya adalah Al-Qadr, artinya disini kemuliaan/kedudukan, dan bisa juga diambil dari kata "taqdir" yaitu ukuran. Dan kedua makna ini benar dan diambil oleh orang-orang Arab.

Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman:

بسمــ اللّه الرحمنــ الرحيمـ‍ـ 

Dengan nama Allāh Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ (1)
وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ (2)
لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ (3)
تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ (4)
سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ (5)

⑴ Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qurān) pada malam kemuliaan.
⑵ Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?
⑶ Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.
⑷ Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibrīl dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.
⑸ Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.

Ini adalah 5 ayat yang Allāh turunkan didalam surat Al-Qadr ini yang semuanya berisi tentang kemuliaan atau keistimewaan malam Laylatul Qadr. Lima ayat ini masing-masing didalamnya ada menyebutkan tentang kedudukan malam Laylatul Qadr di sisi Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Allāh menurunkan sebuah surat secara penuh secara sempurna yang berisi tentang malam kemuliaan Laylatul Qadr, menunjukkan bagaimana kedudukan malam ini di sisi Allāh. Dorongan bagi kita untuk bisa mencari dan mendapatkan malam Laylatul Qadr.

AYAT PERTAMA

Kemuliaan/keistimewaan yang pertama, Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman:

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ

"Sesungguhnya Kami telah turunkan dia pada malam Laylatul Qadr."

Dia (dhamir hu) disini maksudnya adalah Al-Qurān Al-Karīm. Dan ini menunjukkan bagaimana keutamaan malam ini yaitu malam Laylatul Qadr dimana Allāh Subhānahu wa Ta'āla memilih malam ini diantara sekian banyak malam untuk menurunkan Al-Qurān Al-Karīm dan bagaimana kedudukan Al-Qurān Al-Karīm. Dia adalah hudallinnās, nūr, petunjuk, rahmat bagi manusia, yang barangsiapa berpegang teguh dengannya maka akan berbahagia di dunia maupun di akhirat.

Ada salaf seperti Ibnu 'Abbas radhiyallāhu 'anhumā mengatakan bahwasanya "inzal" (menurunkan) disini maksudnya adalah diturunkan Al-Qurān Al-Karīm dari Lauh Mahfūzh ke langit dunia, diturunkan "jumlatan wāhidatan" (diturunkan secara langsung), diturunkan pada malam Laylatul Qadr.

Dan ada yang mengatakan bahwasanya "diturunkan" disini maksudnya adalah diturunkan Al-Qurān pertama kali di bumi, yaitu pada malam Laylatul Qadr, yaitu ketika Allāh menurunkan ayat 1 sampai 5 dari surat Al-'Alaq di Gua Hirā, yaitu ketika Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bertahannuts dan berta'abbud kepada Allāh disana. Kemudian turun ayat 1 sampai 5 dari surat Al-'Alaq, dan ini turun pada malam Laylatul Qadr.

Dan kedua makna ini shahīh dan bisa dipakai.

Dan para ulama menyebutkan bahwasanya kitab-kitab sebelumnya yaitu shuhūf Ibrāhīm 'alayhissalām, Taurat yang diturunkan kepada Nabi Mūsā 'alayhissalām dan juga Injīl yang Allāh berikan kepada Nabi 'Īsā dan Zabūr yang Allāh berikan kepada Nabi Dāwud. Datang dalam suatu hadits yang shahīh bahwasanya ini semua dahulu diturunkan pada bulan Ramadhān, sebagaimana Al-Qurān Al-Karīm juga diturunkan di bulan Ramadhān.

Sebagaimana firman Allāh Subhānahu wa Ta'āla:

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيَ أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ 

"Bulan Ramadhān, bulan yang didalamnya diturunkan Al-Qurān." (Al-Baqarah 185)

Dan tadi telah kita sebutkan bahwasanya "Al-Qadr" disini bisa 2 makna:
⑴ Asy-syaraf (kedudukan)
Kenapa dinamakan Laylatul Qadr? Karena malam ini memiliki kedudukan yang tinggi, Al-Laylatusy Syarīfah, sebagaimana firman Allāh Subhānahu wa Ta'āla:

وَمَا قَدَرُوا اللَّهَ حَقَّ قَدْرِهِ

"Dan mereka tidak mengagungkan Allāh sebagaimana mestinya." (Az-Zumār 67)
|
⑵ Taqdir
Kenapa dinamakan taqdir? Karena pada malam tersebut, Allāh Subhānahu wa Ta'āla mentaqdirkan taqdir-taqdir selama 1 tahun ke depan, baik berupa rizqi, ajal, musibah dan lain-lain.

Dan kedua makna ini benar.

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ (3) فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ (4)

"Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al-Qurān pada suatu malam yang penuh berkah, sesungguhnya Kami memberikan peringatan.Pada malam tersebut telah diputuskan seluruh perkara (maksudnya adalah seluruh taqdir)." (Ad-Dukhān 3-4)

Sebagaimana datang dari sebagian salaf,

فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ

Maksudnya adalah telah ditetapkan taqdir-taqdir selama 1 tahun kedepan.

Oleh karena itu para ulama ketika mereka menyampaikan marātibut taqdīr (beberapa jenis taqdir), yang mereka menyebutkan diantaranya adalah:
⑴ Taqdir 'azali ( taqdir yang telah Allāh tulis 50.000 tahun sebelum diciptakannya langit dan bumi)
⑵ Taqdir 'umri
⑶ Taqdir sanawi (taqdir yang ditetapkan untuk 1 tahun) dan taqdir Sanawi tidak keluar dari apa yang ada dalam taqdir 'Azali.

Dan perbedaan antara Al-Qurān Al-Karīm dengan kitab-kitab sebelumnya yaitu Al-Qurān diturunkan ke bumi secara berangsur-angsur. Pertama kali diturunkan di bulan Ramadhān, akan tetapi setelah itu Al-Qurān diturunkan secara berangsur-angsur sesuai dengan kejadian-kejadian yang terjadi, selama 23 tahun (13 tahun di kota Mekkah dan 10 tahun di kota Madinah). Adapun kitab-kitab yang sebelumnya diturunkan sekali secara langsung kepada Nabinya.

Al-Qurān diturunkan secara bertahap dengan maksud:
⑴ Untuk memberikan ketetapan hati
⑵ Agar Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam lebih kuat dalam menghadapi cobaan.

Karena apabila Al-Qurān turun ayat atau sebagian ayatnya ketika datang kejadian tertentu atau musibah, misalnya, kemudian turun ayat Allāh, menunjukkan bahwa Allāh Subhānahu wa Ta'āla Maha Mengetahui dan Allāh Subhānahu wa Ta'āla memperhatikan apa yang terjadi Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam.

Misal datang ujian, Beliau diganggu oleh orang-orang musyrikin atau mereka mengatakan sesuatu yang jelek bahwasanya Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam adalah seorang yang gila, tukang sihir atau tukang syair. Kemudian datang ayat yang isinya bahwa Allāh menceritakan mereka, bahwasanya orang-orang musyrikin mengatakan bahwa engkau (Muhammad) adalah orang gila, maka tentunya ini akan berpengaruh dan sangat berpengaruh kepada diri Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam karena Beliau akan tahu bahwasanya Allāh akan mendengar apa yang diucapkan oleh orang-orang musyrikin. Dan menyadari bahwasanya Allāh mengetahui apa yang mereka lakukan. Dan tentunya ini akan semakin menambah ketetapan hati Beliau, menjadikan Beliau lebih istiqamah dan semakin yakin akan pertolongan Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Oleh karena itu Allāh sengaja menurunkan Al-Qurān ini kepada Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam secara berangsur-angsur.

Kata Allāh Subhānahu wa Ta'āla:

لِنُثَبِّتَ بِهِ فُؤَادَكَ

"Agar menetapkan hatimu." (Al-Furqān 32)

Adapun kitab-kitab sebelumnya, maka ini diturunkan secara langsung sekali kepada Nabinya.

🌍BimbinganIslam.com
Jum'at, 23 Ramadhān 1436 H/10 Juli 2015 M
🌙 Tafsir Surat Al-Qadr Bag. 2
〰〰〰〰〰〰〰〰〰

~ TAFSIR SURAT AL-QADR ~

AYAT KEDUA

Kemudian setelah itu Allāh mengatakan:

وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ

"Dan tahukah kamu apakah yang dimaksud dengan malam Laylatul Qadr?"

Ucapan seperti ini di dalam bahasa Arab, ini menunjukkan tentang ta'zhīm/keagungan apa yang akan diucapkan. Apabila ada orang Arab sampai mengatakan "wa mā adrāka mā" (tahukah kamu apa hal tersebut?) menunjukkan besarnya apa yang akan diucapkan. Ingin supaya kita memperhatikan apa yang akan disampaikan setelahnya.

Dan ini menunjukkan bagaimana keutamaan malam Laylatul Qadr sampai Allāh menggunakan kalimat ini yaitu وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ, menunjukkan betapa agungnya malam yang mulia ini.

AYAT KETIGA

لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ

"Malam Laylatul Qadr ini lebih baik dari 1000 bulan."

Ini keutamaan yang ketiga. Para ulama mengatakan bahwasanya ibadah yang kita lakukan pada malam tersebut itu dihitung di sisi Allāh lebih baik daripada ibadah yang kita lakukan selama 1000 bulan (kalau dihitung kuranglebih 80 tahun), yang didalamnya tidak ada malam Laylatul Qadr.

80 tahun ini adalah waktu yang lama, siapa diantara kita yang sampai umurnya 80 tahun? Sangat sedikit diantara kita yang umurnya sampai 80 tahun. Itu saja selama 80 tahun kalau dihitung tidak semuanya digunakan untuk ibadah. Kapan kita menjadi baligh, kemudian setelah baligh kita beribadah sampai 80 tahun, berapa persen dari umur kita yang kita gunakan untuk ibadah, bisa dihitung.

Tapi disini Allāh Subhānahu wa Ta'āla memberikan kelebihan, beribadah di malam Laylatul Qadr itu lebih baik daripada beribadah 1000 bulan penuh, siang dan malam diisi semua dengan ibadah. Dan ini merupakan keutamaan yang Allāh berikan untuk umat Islam.

Umur kita memang pendek, tidak seperti umat-umat terdahulu tetapi Allāh memberikan penawaran-penawaran kepada kita yang dengannya kita bisa mendapat pahala tersebut, yaitu diantaranya kita diberikan karunia adanya malam Laylatul Qadr.

Oleh karena Beliau yang telah diampuni dosa Beliau, dosa yang telah lalu maupun dosa yang akan datang, sudah ada jaminan masuk ke dalam surga, tetapi Beliau shallallāhu 'alayhi wa sallam pada 10 hari yang terakhir tidak ketinggalan ingin mencari malam Laylatul Qadr. Demikian pula istri-istri Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam, 'Āisyah, Hafshah dan yang lainnya. Betapa hirsh (semangat) mereka untuk mendapatkan malam Laylatul Qadr.

Sehingga sepeninggal Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam, mereka (istri-istri Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam) berlomba-lomba untuk melakukan i'tikaf pada 10 hari yang terakhir di bulan Ramadhān. Sampai 'Āisyah radhiyallāhu 'anhā bertanya kepada Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam: "Apa pendapatmu seandainya aku melihat malam Laylatul Qadr, apa yang aku ucapkan?" Menunjukkan hirsh (semangat) dari seorang wanita Muslimah untuk juga mendapatkan malam Laylatul Qadr.

Kenapa demikian?

Karena Subhānallāh, orang akan mendapatkan kenikmatan yang luar biasa, dia bisa mendapatkan pahala ibadah orang melakukan ibadah selama 80 tahun, padahal waktunya hanya sebentar, hanya 10 hari. Itupun Allāh sudah membocorkan kapan terjadinya malam Laylatul Qadr, telah diberitahukan kepada NabiNya bahwasanya malam Laylatul Qadr terjadi pada 10 malam yang terakhir di bulan Ramadhān. Kemudian dibocorkan lagi, kita diberitahukan untuk menekankan pada malam-malam yang ganjil.

Seandainya perkaranya tidak diberitahukan kapan terjadinya malam Laylatul Qadr, mungkin di bulan Ramadhān, mungkin di bulan Syawwal, atau di bulan Dzulqa'dah tentunya sangat berat bagi kita untuk mendapatkan malam tersebut. Akan tetapi Allāh batasi dengan 10 hari terakhir di bulan Ramadhān.

Oleh karena itu, kita menunggu apalagi?

Belum tentu kita tahun depan kita bisa mendapatkan bulan yang mulia ini. Dan belum tentu kita mendapatkan kesempatan yang luang seperti sekarang.

Oleh karena itu sebisa mungkin kita, baik yang laki-laki maupun wanita, mulai sore ini kita niatkan untuk beribadah i'tikaf. Selama disana tidak ada kewajiban yang mengganggu dan kewajiban masih bisa kita tunda di hari-hari lain setelah Ramadhān atau kita bisa mewakilkan pekerjaan tersebut kepada oranglain maka kita wakilkan. Kita raih bersama-sama keutamaan malam Laylatul Qadr.

إنما الأعمال بالخواتيم

"Sesungguhnya amalan itu dengan akhirnya." (HR. Bukhari)

Mungkin kemarin-kemarin tanggal 1 sampai 20 Allāh tahu amalan yang kita kerjakan, terlalu banyak kita menyia-nyiakan waktu tersebut, tetapi yang berlalu biarlah berlalu, kita memohon ampun kepada Allāh, tapi yang ke depan ini, 10 hari terakhir di bulan Ramadhān, kita bersungguh-sungguh dan kita tutup bulan Ramadhān yang mulia ini dengan amal shālih.

AYAT KEEMPAT

تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ

Pada malam tersebut turun para malaikat dan juga Ar-Rūh (ini adalah nama lain dari Jibrīl 'alayhissalām). Jibrīl termasuk malaikat, tetapi disini disebutkan disendirikan oleh Allāh karena kemuliaan dan keutamaan Jibrīl, karena Jibrīl adalah pemukanya para malaikat.

Kenapa malaikat turun? Karena banyaknya barakah dan kebaikan pada malam tersebut dan tersingkir kejelekan maka para malaikat turun dengan izin Rabb mereka. Tidak mungkin yang namanya malaikat turun tanpa izin Allāh, mereka adalah makhluq yang sangat ta'at kepada Allāh.

وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ 

"Mereka mengerjakan apa yang diperintahkan kepada mereka." (At-Tahrīm 6)

Dan mereka tidak melanggar sesuatu kecuali setelah diizinkan oleh Allāh shallallāhu 'alayhi wa sallam, tidak berbicara kecuali dengan izin Allāh, tidak turun ke bumi kecuali dengan izin Allāh.

"Min kulli amr" dengan membawa seluruh perkara yang didalamnya ada kebaikan dan ini menunjukkan keutamaan malam Laylatul Qadr, yaitu para malaikat diturunkan oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla ke dunia (termasuk didalamnya malaikat Jibrīl).

AYAT KELIMA

Kemudian yang terakhir, yang menunjukkan tentang keutamaan malam ini, yaitu firman Allāh

سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ

"Keselamatan malam tersebut sampai terbitnya Fajr."

Keselamatan ada yang mengatakan bahwasanya malam tersebut selamat/bersih dari seluruh kejelekan/keburukan dan ini terjadi sampai terbitnya waktu Shubuh, yang dimulai pada waktu Maghrib.

Allāhu Ta'āla a'lam. Itulah yang bisa kita sampaikan tentang tafsir firman Allāh 'Azza wa Jalla yaitu surat Al-Qadr.

Tidak ada komentar: