Translate

Selasa, 25 Agustus 2015

Renungan Rezeki

Renungan Rezeki

Isilah titik-titik di bawah ini dan mohon dijawab dengan jujur di dalam hati kita masing-masing ...

1. Allah menci ptakan tertawa dan .....
2. Allah itu mematikan dan .....
3. Allah menciptakan laki-laki dan .....
4. Allah memberikan kekayaan dan .....

Kita tentu akan dengan mudah menjawab:
1. Menangis
2. Menghidupkan
3. Perempuan

Tapi bagaimana dengan no.4 ...? Apakah Kemiskinan ?

Untuk mengetahui jawabannya, mari kita lihat rangkaian firman Allah dalam surat An-Najm ayat 43-45, dan 48, sbb:

ﻭَﺃَﻧَّﻪُ ﻫُﻮَ ﺃَﺿْﺤَﻚَ ﻭَﺃَﺑْﻜَﻰ
"dan Dia-lah yang menjadikan orang tertawa dan menangis." (QS. An-Najm : 43).

ﻭَﺃَﻧَّﻪُ ﻫُﻮَ ﺃَﻣَﺎﺕَ ﻭَﺃَﺣْﻴَﺎ
"dan Dia-lah yang mematikan dan menghidupkan." (QS. An-Najm : 44).

ﻭَﺃَﻧَّﻪُ ﺧَﻠَﻖَ ﺍﻟﺰَّﻭْﺟَﻴْﻦِ ﺍﻟﺬَّﻛَﺮَ ﻭَﺍﻟْﺄُﻧﺜَﻰ
"dan Dia-lah yang menciptakan berpasang-pasangan laki-laki dan perempuan. " (QS. An-Najm : 45).

ﻭَﺃَﻧَّﻪُ ﻫُﻮَ ﺃَﻏﻨَﻰ ﻭَﺃَﻗْﻨَﻰ
"dan Dia-lah yang memberikan kekayaan dan kecukupan." (QS. An-Najm : 48).

Ternyata jawaban kita benar hanya pada no. 1-3 ... sedang jawaban untuk no. 4 keliru.
Jawaban Allah Ta'ala dalam Al-Qur'an bukan kemiskinan, tapi KECUKUPAN.

Sesungguhnya Allah Ta'ala hanya memberi Kekayaan dan Kecukupan kepada hamba-Nya.
Dan ternyata yang "menciptakan" kemiskinan adalah diri kita sendiri.

Hal ini bisa karena ketidakadilan ekonomi, kemalasan, bisa juga
karena kemiskinan itu kita bentuk di dalam pola pikir kita sendiri.

Itulah hakikatnya, mengapa orang2 yang senantiasa bersyukur. Walaupun hidup pas-pasan ia akan tetap tersenyum dan merasa cukup, bukan merasa miskin.

Jadi, marilah kita bangun rasa keberlimpahan dan kecukupan di dalam hati dan pikiran kita, berhenti mengeluh, berhenti mengatakan rejeki kecil, agar kita menjadi hamba-Nya yg selalu Bersyukur.

Semangat menjemput rejeki yang halal dan baik.

Karena harta yang haram justru akan membebani diri dan keluarga di kemudian hari sekaligus mengotori harta yg halal dalam mencapai ridho dan berkah Allah SWT ,mks

Minggu, 16 Agustus 2015

Perkataan Yang di Takuti Syetan

KALIMAT YANG MEMBUAT SETAN MELEMPAR SETAN LAINNYA

Hanya Allah Ta’ala yang bisa melindungi kita dari bisikan dan godaan setan yang terkutuk. Sebagai bentuk sifat Kasih dan Sayang-Nya, Allah Ta’ala memberitahukan kepada kita melalui Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam terkait banyak kalimat dzikir.

Kalimat-kalimat itu berfungsi sebagai benteng sekaligus pelindung bagi seorang hamba dari setan yang terkutuk. Saking ampuhnya, ada di antara kalimat dzikir itu, yang jika diucapkan membuat setan melempar setan lainnya karena takut dan kebingungan sebab tak bisa menggoda seorang hamba.

“Apabila seorang hamba meninggalkan rumahnya membaca, ‘Bismillah (dengan menyebut nama Allah)’, seorang malaikat berkata kepadanya, ‘Kamu telah ditunjuki’. Apabila ia mengucapkan, ‘La haula wa la quwwata illa billah (Tiada daya dan kekuatan kecuali dari Allah)’, maka malaikat berkata kepadanya, ‘Kamu telah dilindungi’. Apabila dia membaca, ‘Tawakkaltu ‘alallah (Aku bertawakkal kepada Allah)’, seorang malaikat berkata, ‘Kamu telah dicukupi.’”

Ketika itu, sebagaimana disebutkan dalam sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang diriwayatkan dari Abu Sa’id al-Khudhri, “Setan berkata, ‘Apa yang bisa kami lakukan terhadap orang yang sudah ditunjuki, dilindungi, dan dicukupi (oleh Allah Ta’ala)?’”

Dari jalur lain sebagaimana diriwayatkan dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Barang iapa keluar dari rumahnya membaca kalimat, ‘Bismillah, tawakkaltu ‘alallah, wa la haula wa la quwwata illa billah (dengan menyebut nama Allah, aku bertawakkal kepada Allah, tiada daya dan kekuatan kecuali dari Allah)’, maka Allah Tabaraka wa Ta’ala berkata kepada orang tersebut, ‘Kamu sudah ditunjuki, dilindungi, dan dicukupi.’”

Saat itulah, sebagaimana disebutkan oleh Syeikh Ibnu Muflih al-Maqdisi mengutip sabda Nabi yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dan Ibnu Majah ini, “Setan pun melemparkan setan lainnya sembari bertanya, ‘Apa yang bisa kita lakukan terhadap orang yang telah diberi petunjuk, perlindungan, dan kecukupan?’”

Inilah kalimat amat ringan yang digaransi keampuhannya oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Hanya dengan mengucapkan kalimat ini setiap hendak bepergian, Allah Ta’ala berjanji telah memberikan petunjuk, perlindungan, dan kecukupan.

Alangkah mulianya Islam. Yang dengan satu kalimat ini saja, jika seorang hamba harus sering keluar rumah untuk urusan dakwah dan jihad, maka Allah Ta’ala yang langsung melindungi diri dan keluarganya dari setan terkutuk yang terlaknat. Mks

Selasa, 11 Agustus 2015

Rezeki

🍁 RIZKY 🍁

Ada 4 cara Allah memberi rezeki kepada setiap makhluk-Nya:

🍀
»Rezeki Tingkat Pertama.....
(yang djamin oleh Allah)

Tidak ada suatu mahlukpun (termasuk manusia) yang bergerak di atas bumi ini yang tidak dijamin oleh Allah rezekinya -
(QS Huud [11]: 6).
Allah memberikan kesehatan, makan, minum utk seluruh makhluk hidup di dunia ini. Ini adalah rezeki dasar yang terendah.

🍀
»Rezeki Tingkat Kedua.....

Tidaklah manusia mendapat apa2, kecuali apa yang telah diusahakannya -
(QS An-Najm [53]: 39)
Allah akan memberikan rezeki sesuai dgn apa yg kita kerjakan.
Jika bekerja lebih lama, lebih berilmu, lebih sungguh2, maka kita akan mendapat lebih banyak, apakah orang muslim atau bukan.

🍀
»Rezeki Tingkat Ketiga.......

Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu..-
(QS Ibrahim [14]: 7)

Orang2 yg pandai bersyukur akan dpt merasakan kasih sayang Allah & mendapat rezeki yang lebih banyak.
Itulah janji Allah, hanya orang yang pandai bersyukurlah yang dapat hidup bahagia dan sejahtera.

🍀
»Rezeki Tingkat Keempat......
(utk orang yang beriman & bertaqwa)

Barangsiapa yg bertaqwa kpd Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar.
Dan memberinya rezeki dari arah yg tiada di-sangka2nya.
Dan barangsiapa yg bertawakkal kpd Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.
Sesungguhnya Allah melaksanakan semua urusan (yang dikehendaki-Nya).
Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap2 sesuatu -
(QS Ath-Thalaq [65]: 2-3).

Rezeki yang ke-4 ini adalah rezeki yang istimewa, tdk semua org bisa meraihnya. Orang istimewa ini adalah orang yg benar2 dicintai & dipercaya oleh Allah utk memakmurkan atau mengatur kekayaan Allah di bumi ini.

Selamat pagi dulur......
Selamat menjemput rezeki.
Semoga kita trmsk org2 bertaqwa yg mndptkn rejeki katagori ke-4..

🍀🍀🍀

Sabtu, 08 Agustus 2015

12 Orang Yang di Do'akan Malaikat

DUA BELAS ORANG YANG DIDOAKAN MALAIKAT

Berikut golongan-golongan yang didoakan oleh malaikat:

1. Orang yang tidur dalam keadaan bersuci

"Barangsiapa yang tidur dalam keadaan suci, maka malaikat akan bersamanya di dalam pakaiannya. Dia tidak akan bangun hingga malaikat berdoa 'Ya Allah, ampunilah hambamu si fulan karena tidur dalam keadaan suci." (HR Imam Ibnu Hibban dari Abdullah bin Umar)

2. Orang yang sedang duduk menunggu waktu solat

"Tidaklah salah seorang diantara kalian yang duduk menunggu solat, selama ia berada dalam keadaan suci, kecuali para malaikat akan mendoakannya 'Ya Allah, ampunilah ia. Ya Allah sayangilah ia'." (HR Imam Muslim dari Abu Hurairah, Shahih Muslim 469)

3. Orang-orang yang berada di shaf barisan depan di dalam solat berjamaah

"Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada (orang - orang) yang berada pada shaf - shaf terdepan." (Imam Abu Dawud dan Ibnu Khuzaimah dari Barra' bin 'Azib)

4. Orang yang menyambung shaf solat berjamaah (tidak membiarkan kosong di dalam shaf)

"Sesungguhnya Allah dan para malaikat selalu berselawat kepada orang-orang yang menyambung shaf-shaf." (Para Imam yaitu Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban dan Al Hakim meriwayatkan dari Aisyah)

5. Para malaikat mengucapkan 'aamin' ketika seorang Imam selesai membaca Al Fatihah

"Jika seorang Imam membaca 'ghairil maghdhuubi 'alaihim waladh dhaalinn', maka ucapkanlah oleh kalian 'aamiin', karena barangsiapa ucapannya itu bertepatan dengan ucapan malaikat, maka ia akan diampuni dosanya yang masa lalu." (HR Imam Bukhari dari Abu Hurairah, Shahih Bukhari 782)

6. Orang yang duduk di tempat solatnya setelah melakukan solat

"Para malaikat akan selalu berselawat (berdoa) kepada salah satu diantara kalian selama ia ada di dalam tempat solat dimana ia melakukan solat, selama ia belum batal wudhunya, (para malaikat) berkata, 'Ya Allah ampunilah dan sayangilah ia.'" (HR Imam Ahmad dari Abu Hurairah, Al Musnad no. 8106)

7. Orang-orang yang melakukan solat shubuh dan 'asar secara berjama'ah

"Para malaikat berkumpul pada saat solat shubuh lalu para malaikat ( yang menyertai hamba) pada malam hari (yang sudah bertugas malam hari hingga shubuh) naik (ke langit), dan malaikat pada siang hari tetap tinggal. Kemudian mereka berkumpul lagi pada waktu solat 'asar dan malaikat yang ditugaskan pada siang hari (hingga solat 'ashar) naik (ke langit) sedangkan malaikat yang bertugas pada malam hari tetap tinggal, lalu Allah bertanya kepada mereka, 'Bagaimana kalian meninggalkan hambaku?', mereka menjawab, 'Kami datang sedangkan mereka sedang melakukan solat dan kami tinggalkan mereka sedangkan mereka sedang melakukan solat, maka ampunilah mereka pada hari kiamat.'" (HR Imam Ahmad dari Abu Hurairah, Al Musnad no. 9140)

8. Orang yang mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuan orang yang didoakan

"Doa seorang muslim untuk saudaranya yang dilakukan tanpa sepengetahuan orang yang didoakannya adalah doa yang akan dikabulkan. Pada kepalanya ada seorang malaikat yang menjadi wakil baginya, setiap kali dia berdoa untuk saudaranya dengan sebuah kebaikan, maka malaikat tersebut berkata 'aamiin dan engkaupun mendapatkan apa yang ia dapatkan.'" (HR Imam Muslim dari Ummud Darda', Shahih Muslim 2733)

9. Orang-orang yang berinfak

"Tidak satu hari pun dimana pagi harinya seorang hamba ada padanya kecuali 2 malaikat turun kepadanya, salah satu diantara keduanya berkata, 'Ya Allah, berikanlah ganti bagi orang yang berinfak'. Dan lainnya berkata, 'Ya Allah, hancurkanlah harta orang yang pelit (bakhil).'" (HR Imam Bukhari dan Imam Muslim dari Abu Hurairah, Shahih Bukhari 1442 dan Shahih Muslim 1010)

10. Orang yang sedang makan sahur

"Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya berselawat (berdoa ) kepada orang-orang yang sedang makan sahur" Insya Allah termasuk disaat sahur untuk puasa "sunnah". (HR Imam Ibnu Hibban dan Imam Ath Thabrani, dari Abdullah bin Umar)

11. Orang yang sedang menjenguk orang sakit

"Tidaklah seorang mukmin menjenguk saudaranya kecuali Allah akan mengutus 70,000 malaikat untuknya yang akan berselawat kepadanya di waktu siang kapan saja hingga sore dan di waktu malam kapan saja hingga shubuh." (HR Imam Ahmad dari 'Ali bin Abi Thalib, Al Musnad 754)

12. Seseorang yang sedang mengajarkan kebaikan kepada orang lain

"Keutamaan seorang alim atas seorang ahli ibadah bagaikan keutamaanku atas seorang yang paling rendah diantara kalian. Sesungguhnya penghuni langit dan bumi, bahkan semut yang di dalam lubangnya dan bahkan ikan, semuanya bershalawat kepada orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain." (HR Imam Tirmidzi dari Abu Umamah Al Bahily)

Sahabatku Yang dimuliakan Allah,

"Ya Allah, muliakanlah sahabat-sahabat Kami, Berikanlah Kami pasangan yang setia,
mewujudkan keluarga sakinah mawaddah warahmah.
Kelak masukkanlah Kami disurga yang terindah...

Aamiin Ya Robbal Alami

Ilmu dan Ulama

[30/7 13:31] Tazkiyatul Nafsu: 📚 TAZKIYATUN-NUFUS
🔊Halaqoh #008
📖Bab 2: Keutamaan Ilmu dan Ulama #1
🔗Keutamaan Ilmu bagian 1
👤Ustadz Tauhiddin Ali Rusdi Sahal, Lc

بِسْمِ الله الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
السلام عليكم ورحمة اللّه ﺗﻌﺎﻟﯽٰ وبركاته

الْحَمْدُ ِللهِ وَالصَّلاَةُ  وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ  وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِالْهُدَى إِلىَ يَوْمِ القيامة، أَمَّا بَعْدُ:

Ikhwani wa akhawati fillah rohimani wa rohimakumullahu jami’an, alhamdulillah, pada halaqoh yang ke delapan ini   in Syā Allāh Ta'āla  kita masuk pada bab yang kedua, bab Keutamaan Ilmu dan Ulama.

Pada bab ini tentu akan diterangkan tentang keutamaan ilmu dan kemuliaan para ulama.

Berkata Syaikh DR Akhmad Farid, "Apakah itu Ilmu ? Ilmu adalah yang tegak diatas dalil. Dan ilmu yang dimaksud adalah ilmu Al-Qur'an dan Sunnah yang dipahami dengan pemahaman salaful ummah".

Karena sejatinya ilmu adalah firman Allāh, sabda Rosulullah dan juga perkataan para sahabat. Tiga hal inilah yang menjadi rujukan di dalam kita mencari ilmu syar'i yang harus kita pelajari.

Adapun tentang keutamaannya, berkata Syaikh, "Disebutkan dalam al-Qur'an, diantaranya adalah firman Allāh Subhānahu wa Ta'āla: QS Al-Mujaadalah ayat 11:
.......يَرْفَعِ الله الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ.......

"Niscaya Allāh akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang berilmu beberapa derajat".

Setelah Allāh Subhānahu wa Ta'āla melihat hati hamba-hambanya, kemudian Allāh memilih diantara hambaNya untuk beriman, karena hati mereka siap untuk mendapatkan iman, hidayah, Allāh tinggikan mereka derajatnya.  Dan diantara orang-orang yang beriman Allāh pilih kembali untuk menjadi orang-orang yang berilmu, mengemban agama ini. Sehingga menjadi orang yang berilmu adalah pilihan, kebaikan dari Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Dalam ayat yang lain juga Allāh Subhānahu wa Ta'āla menyebutkan tentang keutamaan orang yang berilmu ini: QS Azzumar ayat 9

.......قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ.......

"Katakanlah, apakah sama orang yang berilmu dengan orang yang tidak berilmu ?"

Tentu jawabannya adalah tidak sama, pertanyaan ini adalah pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban. Karena sangat bisa dipahami bahwa sangat berbeda antara orang yang berilmu dengan orang yang tidak berilmu. Hal ini sebagaimana yang  dituturkan oleh Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam :
........ فَضْلُ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِي عَلَى أَدْنَاكُمْ .........

"Keutamaan orang yang berilmu diatas ahli ibadah, seperti keutamaanku diatas orang yang rendahan diantara kalian, yakni para sahabat".

Tentu ini adalah kemuliaan, dan ini adalah kedudukan yang mulia. Bagaimana tidak ?, Allāh Subhānahu wa Ta'āla telah mengangkat derajat orang-orang yang berilmu, sampai Nabi mengatakan kedudukannya seperti kemuliaannya diatas ahli ibadah, seperti kemuliaan Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam, diatas orang yang rendahan diantara para sahabat.

Adapun dalam berita riwayat yang shohih, akan keutamaan ilmu, diantaranya sabda Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam :

..........وَمَنْ يُرِدْ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ

"Barang siapa yang Allāh kehendaki kepadanya kebaikan, maka Allāh akan pahamkan ia agama".
(Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Imam Muslim).

Jadi orang yang paham terhadap die/ faqih, faqih dalam artian: dia faqqih mengetahui hukum-hukum fiqih, mengetahui ahkamusy-syariah. Atau faqqih dalam arti lebih dari ini. Sebagaimana ucapan Abu Darda:

من فقه العبد أن يعلم نزغات الشيطان آنى تأتيه

"Diantara kedalaman pemahaman seorang hamba, adalah mengetahui bisikan-bisikan syaiton, kapanpun datangnya".

Ini dikatakan oleh sahabat yang mulia Abu Darda  radhiyallāhu Ta'ālā 'anhu sebagai kedalaman pemahaman seorang hamba dalam agamanya. Sehingga fiqih fiddin, kaitannya dengan fiqih ahkamusy-syariah, hukum-hukum syariah juga yang lainnya. Itu juga dikatakan sebagai faqih.

Kalau kita simak hadits yang pertama tadi, "Barang siapa yang Allāh menghendaki kebaikan baginya, maka Allāh akan fahamkan ia agama". Ini sebagaimana diungkapkan oleh Syaikh Bin Baz rahimahullāhu Ta'āla , beliau mengatakan:
الذي لا يتعلم ولا يتفقه ما أراد الله به خيرا

"Orang yang tidak belajar dan tidak mau menuntut ilmu, tidak mau bertafaqquh fiddin, berarti dia tidak diinginkan kebaikan oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Diantara keutamaan ilmu yang lainnya, sabda Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam :

......... مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

"Barang siapa yang meniti jalan dalam rangka menuntut ilmu, maka Allāh akan mudahkan baginya jalan menuju surga".
(HR. Muslim dan yang lainnya.)

Makna meniti jalan dalam rangka menuntut ilmu, disebutkan oleh Syaikh itu ada dua:
a). Meniti jalan dalam arti haqiqi, yaitu berjalan kaki menuju ke majelis-majelis orang-orang yang berilmu.
b). Meniti jalan dalam arti maknawiyah yang mengantarkan kepada dasar-dasar ilmu, seperti menghapal dan mempelajarinya.

Dan diantara makna "maka Allāh mudahkan baginya jalan menuju surga" adalah, Allāh Subhānahu wa Ta'āla memudahkan baginya ilmu yang dia tuntut, sehingga dia menempuh jalannya dan Allāh mudahkan baginya, karena sesungguhnya ilmu adalah jalan menuju surga.

Adakah penuntut ilmu, sehingga dia akan ditolong atasnya. Dengan ilmunya ia akan ditolong menuju surga Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Keutamaan yang begitu besar, bagi orang-orang yang berilmu, bagi orang-orang yang menuntut ilmu, karena dengan ilmunya dia berjalan menuju surga Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Makna yang kedua, jalan menuju surga pada hari kiamat, yaitu sirath, baik sebelum sirath ataupun sesudah sirath. Dan ilmu itu mengantarkan kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla melalui jalan yang terdekat. Maka barang siapa yang meniti jalan menuntut ilmu, maka ia akan sampai kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla, akan sampai pula ke surga Allāh Subhānahu wa Ta'āla, melalui jalan yang terdekat.

Ilmu juga adalah petunjuk yang menunjuki manusia, yang menunjuki orang yang menuntut ilmu tadi, yang mempelajarinya, yang menkajinya di dalam kegelapan jahil, kegelapan kebodohan, kegelapan kerancuan dalam berfikir atau syubhat, dan kegelapan keragu-raguan., karena ini adalah semuanya kegelapan. Karena orang yang jahil, dia akan rancu dalam berfikir, mengira bahwa dalam ayat satu dengan ayat lainnya terjadi kontradiksi, karena kejahilannya, kedangkalan ilmunya, sehingga menganggap seolah-olah ada kontradiksi dalam firman Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Karena kedangkalan dalam masalah agama, menganggap seolah-olah ada kontradiksi antara al-Qur'an dan hadits-hadits yang shohih, sehingga naudzubillah sampai akhirnya menolak hadits yang shohih karena dianggap kontradiksi dengan al-Qur'an. Dan ini adalah karena kejahilan, maka dia harus belajar. Karena kejahilannya ini mengantarkan kepada kerancuan dalam berfikir. Justru mendewakan akalnya, tidak tunduk terhadap dalil, tidak tunduk terhadap firman Allāh dan tidak tunduk terhadap sabda Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam.

Karena sejatinya kita diberi akal oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla adalah terbatas, akan mampu menjangkau pada hal-hal memang yang dimampuhi oleh akal ini, dan tidak akan mampu menjangkau pada hal-hal yang memang akal tidak mampu. Sehingga kita dibarengi dalam menuntut ilmu itu dengan kitabullah dan sunnah Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam. Karena akal ibarat mata dan mata tidak akan mampu melihat tanpa cayaha, dan kitabullah dan sunnah Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam adalah cahaya. Ilmu adalah cahaya, sehingga mata mampu melihat karena ada pantulan cahaya, pantulan ilmu kitabullah dan sunnah Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam, oleh karenanya Allāh Subhānahu wa Ta'āla menamakan kitabnya al-Qur'an dengan nama Nuur, yaitu cahaya, karena cahaya itu memberi petunjuk, menerangi dari kegelapan, dari kegelapan yang tadi disebutkan oleh Syaikh yaitu kegelapan kebodohan, kegelapan kerancuan dalam berfikir dan kegelapan keragu-raguan.

Demikian pula karena kegelapan keraguan, yaitu kegelapan karena kejahilannya dalam masalah ilmu sehingga dia ragu, ragu dalam perkara akhirat, ragu dalam masalah pahala, ragu dalam masalah benar, salah, ragu dalam masalah haq dan bathil. Hal ini adalah karena kejahilannya, maka harus ditopang dengan ilmu yang shohih, kitabullah dan sunnah Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam, sesuai dengan pemahaman sahabat, sesuai dengan pemahaman para salaful ummah. Mereka orang-orang yang dididik langsung oleh Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam, yang belajar langsung bersama guru yang terbaik Nabi Mahammad shallallāhu 'alayhi wa sallam.

Demikian semoga berfaedah dan bermanfaat.

آخر دعوانا أن الحمد الله ربّ العالمين
والسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ  

✏ Disalin oleh Tim Transkrip
🔁 Dapat diunduh di: http://goo.gl/I4ocdW
✅ Dimuraja'ah oleh Ustadz Tauhiddin Ali Rusdi Sahal, Lc.
📚 Berdasarkan kitab Tazkiyatun Nufus (penulis Syaikh Dr. Ahmad Farid)
~~~~~~~~~~~~~~~~~~
➡️Madrasah Ahlussunnah Waljama'ah Li I'dad Du'at Desa Bener, Kec. Tengaran, Kab. Semarang

➡️Donasi untuk Dakwah ke Bank CIMB NIAGA
Rekening nomor 535 01 32118 111
📝 kode bank CIMB NIAGA 022.
Pemberitahuan kiriman sms/wa ke no. 0858 6532 7524
[6/8 08:01] Tazkiyatul Nafsu: 📚 TAZKIYATUN-NUFUS
🔊 Halaqoh #009
📖 Bab 2: Keutamaan Ilmu Dan Ulama #2
🔗 Keutamaan Ilmu bagian 2: 🌴
👤 Ustadz Tauhiddin Ali Rusdi Sahal, Lc.

بِسْمِ الله الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
السلام عليكم ورحمة اللّه ﺗﻌﺎﻟﯽٰ وبركاته

إِنَّ الْحَمْدَ الله نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْه فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. لا نبيّ ولا رسول بعده. أَمَّا بَعْدُ؛

Ikhwanī wa akhawatī fillah rohimani wa rohimakumullah jami’an, saudara dan saudariku sekalian yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla, dimanapun anda berada, pada halaqoh yang ke sembilan ini, masih pada kelanjutan bab yang kedua, yaitu Keutamaan Ilmu Dan Ulama, yaitu masih pada riwayat-riwayat tentang Keutamaan Ilmu Dan Ulama.

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ اللَّهَ لَا يَقْبِضُ الْعِلْمَ انْتِزَاعًا يَنْتَزِعُهُ مِنْ الْعِبَادِ وَلَكِنْ يَقْبِضُ الْعِلْمَ بِقَبْضِ الْعُلَمَاءِ حَتَّى إِذَا لَمْ يُبْقِ عَالِمًا اتَّخَذَ النَّاسُ رُءُوسًا جُهَّالًا فَسُئِلُوا فَأَفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ فَضَلُّوا وَأَضَلُّوا ...

Dari Abdullah bin Amru bin Al Ash [lalu aku dengar ia] berkata, 'Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allāh Subhānahu wa Ta'āla tidak mencabut ilmu secara langsung dari dada manusia, akan tetapi Allāh Subhānahu wa Ta'āla mencabut ilmu dengan mewafatkan para ulama. Maka apabila tidak tersisa seorang alim pun, manusia akan menjadikankan pemimpin-pemimpin orang-orang yang bodoh. Maka mereka pemimpin-pemimpin yang bodoh itu akan ditanya, dan mereka pun akan memberi fatwa tanpa ilmu, maka mereka sesat dan menyesatkan”.
(HR Bukhori dan Muslim)

Adapun tentang yang dimaksud dalam hadits ini, Ubadah bin Shomit  radhiyallāhu Ta'ālā 'anhu  ditanya tentang hadits ini, beliau berkata, “Kalau kamu mau niscaya aku  kabarkan kepadamu tentang ilmu yang pertama kali diangkat dari manusia”, beliau mengatakan, “yaitu: khusuk”. Inilah ilmu yang pertama kali diangkat dari manusia kata beliau.

Mengapa beliau mengatakan demikian ?
Ubadah bin Shomit  radhiyallāhu Ta'ālā 'anhu  mengatakan demikian, karena ilmu itu ada dua macam, yaitu salah satunya ilmu yang buahnya ada pada hati manusia, yaitu ilmu tentang Allāh Subhānahu wa Ta'āla, nama-namaNya, sifat-sifatNya dan perbuatanNya yang melahirkan rasa khosyyah kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla dan pengagungan kepada Nya, dan rasa cinta kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla dan harap kepada Nya, dan rasa tawakkal kepadaNya, sikap penyandaran sepenuhnya kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Dan inilah ilmu yang bermanfa’at. Inilah yang dimaksud ilmu yang pertama kali diangkat, yaitu ilmu nafi’, ilmu yang melahirkan khosyyah, ilmu yang melahirkan rasa takut kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla. Dan inilah sejatinya ilmu yang dipelajari, yakni ilmu nafi’ / ilmu yang bermanfa’at.  Yaitu ilmu yang memberikan konsekuensi, untuk menjadikan seseorang semakin taat dan beribadah kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla, bukan semakin jauh dari Allāh Subhānahu wa Ta'āla. Bukan semakin membangkan kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Dan inilah ilmu yang sejatinya kenapa harus dipelajari, karena ilmu dipelajari bukan karena dzat nya, bukan karena ilmu itu sendiri, tetapi ilmu dipelajari sebagai sarana atau wasilah untuk semakin taat, untuk semakin sempurna ubudiyah kita kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla. Karena inti diciptakan manusia dan jin adalah untuk beribadah kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ(56)

“Dan tidaklah kuciptakan manusia dan jin”, kata Allāh, “melainkan supaya mereka beribadah kepadaKu”.
(QS Adz-Dzariyaat ayat 56)

Dan ilmu yang bermanfaat inilah yang melahirkan khosyyah kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla, sehingga Allāh Subhānahu wa Ta'āla memuji hamba-hambaNya, karena hanya orang yang berilmu inilah ini yang bisa khosyyah kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

....... إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ (28) ........

“Sesungguhnya yang takut kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla diantara hamba-hambaNya, hanyalah orang-orang yang berilmu, al-‘ulama”.
(QS Faathir ayat 28)

(Hal itu) Karena ilmu bukan banyaknya periwayatan, bukan menyebutkan hadits-hadits saja, tapi ilmu itu yang melahirkan khosyatullah. Hal ini sebagaimana dituturkan oleh sahabat yang mulia Abdullah bin Mas’ud  radhiyallāhu Ta'ālā 'anhu :
ليس العلم بكثرة الرواية ولكن العلم خشية

“Bukannya ilmu itu dengan banyaknya periwayatan, tetapi ilmu adalah rasa takut kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla.”

إنما العلم خشية
“Ilmu hanyalah rasa takut kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla”.

Ini juga sebagaimana yang diucapkan oleh sahabat yang mulia Abdullah Ibnu Mas’ud:

إن أقواما ِ يَقْرَءُونَ الْقُرْآنَ لَا يُجَاوِزُ تَرَاقِيَهُمْ ولكن إذا وقع  في القلب فرسخ فيه نفع

“Sesungguhnya ada golongan kaum, yang mereka membaca Qur’an, tetapi bacaan mereka tidak melewati tenggorokan mereka. Andai saja bacaan qur’an mereka itu masuk dalam hati, akan menghujam kuat di hati, maka pasti ia akan bermanfa’at".

Dan berkata Hasan Al Basri rahimahullah, “Ilmu itu ada 2 macam, yaitu:
Ilmu yang ada di lisan
Yaitu ilmu yang akan menghujat anak keturunan Adam. Sebagaimana dalam hadits, “Al-Qur’an itu yang akan membelamu atau yang akan menghujatmu”
(HR Muslim).

Ilmu yang ada di hati
Inilah ilmu yang bermanfaat, yang kita sebutkan tadi, ilmu yang melahirkan kosyyah, ketundukan ibadah kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla, ilmu inilah yang melahirkan ketundukan khosyyah, ubudiyah kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla, melembutkan hati, tidak mempertentangkan  dan mempermasalahkan aturan Allāh Subhānahu wa Ta'āla. Menjadikan semakin taat dan beribadah kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla. Dan inilah yang tadi dikatakan oleh Ubadah bin Shomit, yang pertama kali diangkat.

Ditegaskan kembali oleh Syaikh DR Ahmad Farid, “Maka yang pertama kali diangkat dari ilmu adalah ilmu nafi’, ilmu yang bermanfaat. Yaitu ilmu bathin, ilmu tazkiyatun nufus, ilmu jiwa, yang apabila telah bercampur dengan hati, akan memperbaiki hati, menjadikan hati semakin taat, mudah menerima kebenaran, bergetar tatkala menyebutkan nama Allāh Subhānahu wa Ta'āla, takut akan adzab Allāh Subhānahu wa Ta'āla, berharap untuk mendapatkan surga Allāh Subhānahu wa Ta'āla, cinta, ingin berjumpa dengan Allāh Subhānahu wa Ta'āla, cinta dan ingin berjumpa dengan orang yang dicintai Allāh Subhānahu wa Ta'āla, yaitu Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam.

Inilah ilmu yang melembutkan hati, ilmu yang mampu melembutkan kerasnya hati karena noda-noda maksiat, karena pikiran-pikiran jahat. Maka apabila telah diangkat ilmu ini hingga tersisa di sana ilmu lisan. Ilmu yang ada sekedar di lisan. Pandai berbicara, mengolah kata tetapi tidak diamalkan, banyak khuthoba’nya (ahli pidato), tetapi sedikit ulamanya, banyak orang yang tulis menulis, tapi tidak bersumber dari kitabullah dan sunnah Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam, yang kosong dari amal, sekedar teori yang dikumpulkan dari ucapan-ucapan barat yang tidak bernilai kemanfa’atan.
Tatkala ilmu khosyyah  itu telah diangkat, tatkala ilmu bathin, ilmu fil qolbi telah diangkat, maka manusia akan bermudah-mudahan, mereka tidak mengamalkan konsekuensi dari ilmu itu, tidak melahirkan tuntutan dari ilmu itu, tidak para pengemban ilmu ini, tidak pula selain mereka. Kemudian hilanglah ilmu ini, diangkatlah ilmu ini, dengan meninggalnya para pengemban, sehingga tegaklah kiamat kepada mereka yang seburuk-buruk makhluk, sejahat-jahat makhluk, yang sudah tidak mengenal lagi Allāh Subhānahu wa Ta'āla, yang keras hati mereka, sudah tidak ada lagi di hati mereka nama Allāh Subhānahu wa Ta'āla. Sudah tidak mengenal Allāh, tidak menyebut nama Allāh, tidak mengagungkanNya. Naudzubillah, summa naudzubillah.

Semoga Allāh Subhānahu wa Ta'āla menyelamatkan kita semua dan memberikan taufik kepada kita untuk meraih ilmu yang bermanfa’at. Yaitu ilmu yang bersumber dari kitabullah dan sunnah Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam dan ilmu yang diamalkan. Dan semoga Allāh Subhānahu wa Ta'āla memberikan taufik kepada kita untuk istiqomah di atas Dien, senantiasa mempelajarinya dan mengamalkannya, meskipun orang semakin menjauhkannya.

والله تعلى و أعلم بالصواب
وصلى الله على نبينا محمد و على آله و صحبه أجمعين، و الحمد الله ربّ العالمين
ثم السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ  

✏ Disalin oleh Tim Transkrip
🔁 Dapat diunduh di: http://goo.gl/I4ocdW
✅ Dimuraja'ah oleh Ustadz Tauhiddin Ali Rusdi Sahal, Lc.
📚 Berdasarkan kitab Tazkiyatun Nufus (penulis Syaikh Dr. Ahmad Farid)
~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Rabu, 05 Agustus 2015

In Shaa Allah

Semoga ini blm pernah di kirim ksini klo sdh...anggap aja mengingatkan lagi....  "tentang cara penulisan yg benar copas dari tetangga...".                             BAGAIMANA PENULISAN "IN SYA ALLAH" YANG BENAR ?
ش
Huruf "Syin" pada bahasa arab, ditranslate ke dalam bahasa indonesia dengan tulisan "Sy" .
Sedangkan ke dalam bahasa inggris ditranslate dengan tulisan "Sh" .
Jadi, ketika kita menulis
إن شاء الله
Dalam bahasa indonesia kita menulisnya "In Sya Allah" .
Sedangkan dalam bahasa inggris kita menulisnya "In Sha Allah".
Adapun dalam bahasa perancis kita menulisnya "In Cha Allah".
Walaupun berbeda-beda cara penulisan dalam bahasa masing-masing, tapi yang dimaksud semuanya adalah sama, yaitu :
إن شاء الله  .

Kapan kita salah menuliskan "In Sya Allah"?
👇👇👇
Kita salah jika menyambung antara "In" dan "Sya"
🔹"In" = Jika
🔹"Syaa-a" = Berkehendak
🔹"Allahu" = Allah .
👉 "In Sya Allah" artinya = Jika Allah berkehendak, jika Allah mengizinkan, dalam bahasa Arab ditulis seperti ini:
إِنْ شَاءَ اللهُ
(terdiri dari 3 kata)
TAPI ....
Sebagian orang SALAH dalam penulisan, mereka menulisnya :
إِنْشَاء الله
(menyambungkan antara "in" dengan "sya").
Mengapa SALAH?
Karena ARTINYA BERBEDA
إِنْشَاء 
(dengan disambung antara "in" dan "sya") artinya = MENCIPTAKAN
Jadi ketika kita menulis
إِنْشَاءَ الله
Artinya adalah = MENCIPTAKAN ALLAH
(astaghfirullah).
Jadi yang dimaksud oleh Dr. Ahmed Deedat itu :  JANGAN menulis INSHA ALLAH (dlm penulisan bhs inggris) atau INSYA ALLAH (dlm penulisan bhs indonesia), karena jika disambung penulisannya "insha" atau "insya" artinya adalah "menciptakan".
Jadi hendaknya tulislah secara terpisah tiga kata tsb:
IN SHA ALLAH (dlm b.inggris)
Atau IN SYA ALLAH (dlm b.indonesia)
Agar tercapai maksud dan tujuan kita mengatakan:
إِنْ شَاءَ اللهُ
Yaitu : "Jika Allah berkehendak"
Atau
"Jika Allah mengizinkan".
🔹🔹🔹
Wallahu a'lam.
🔹🔹🔹
Ditulis oleh:
Arfah Nur Laila, LC
Umm Al-Qura University

Senin, 03 Agustus 2015

Syukur

بسم الله الرحمن الرحيم.
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته.
🌏 www.programbaik.com
Senin,  18 Syawal 1436 H/3 Agustus 2015 M.
👤Al Ustãdz Harman Tajang,  Lc., M.H.I-حفظه الله-
📗Tadabbur Al-Quran
〰〰〰〰〰〰〰〰〰
بسم الله الرحمن الرحيم.
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله أما بعد:
💎Kesyukuran seorang hamba kepada Tuhan-Nya kepada Allah Subhānahu wa Ta'ālā dibuktikan dengan 3 hal:
1⃣bil qoul (dengan perkataan), dimana seorang hamba banyak mengucapkan Alhamdulillāh Robbil 'Ālamīn atas segala nikmat yang Allah berikan kepadanya begitu pula sebagaimana perkataan Nabi Sulaiman:
رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَىٰ وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَدْخِلْنِي بِرَحْمَتِكَ فِي عِبَادِكَ الصَّالِحِينَ.
Sebagaimana dalam Surah An Naml: 19.
2⃣kemudian yg kedua kesyukuran dibuktikan dengan hati kita yaitu keyakinan bahwasanya tak satupun nikmat yang kita rasakan melainkan datangnya dari Allah. Allah berfirman:
وَمَا بِكُم مِّن نِّعْمَةٍ فَمِنَ اللَّهِ
"tak satupun nikmat yang kalian rasakan melainkan datangnya dari Allah Subhānahu wa Ta'ālā sekecil apapun nikmat itu"
3⃣dan yang ketiga adalah kesyukuran kepada Allah dibuktikan dengan perbuatan, sebagaimana perkataan Allah kepada keluarga Nabi Dāwud dan keluarganya:
اعْمَلُوا آلَ دَاوُودَ شُكْرًا ۚ وَقَلِيلٌ مِّنْ عِبَادِيَ الشَّكُورُ.
"Beramallah wahai keluarga Dawud sebagai bentuk kesyukuran kepada Allah dan sedikit di antara hambaku yang bersyukur"
(Surah Saba': 13)
dan sebagaimana kata Rasūlullāh Shallallāhu 'alaihi wa Sallam, ketika beliau ditanya tentang kesungguhan beliau dalam beribadah, padahal beliau telah mendapatkan jaminan ampunan dan jaminan untuk masuk ke dalam Surga, beliau mengatakan:
أفلا أكون عبدا شكورا
"Tidakkah pantas aku menjadi hamba yang pandai bersyukur kepada Allah."
💎Semoga kita bisa merealisasikan kesyukuran tersebut dan dengannya Allah akan memberkahi nikmat yang diberikan kepada kita dan Allah berjanji di dalam Al Quran:
لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ.
("Jikalau kalian bersyukur maka niscaya Allah akan tambahkan nikmat tersebut kepada kalian dan jikalau kalian kufur, sungguh siksa-Ku amatlah pedih")
(Surah Ibrahim: 7)
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته.
〰〰〰〰〰〰〰〰〰
Alhamdulillah,  kita masih  belajar Tadabbur Al-Quran dari Surah Al-Fatihah.

Teori Matematika

M A T E M A T I K A

1) Mengapa PLUS dikali PLUS hasilnya PLUS?

2) Mengapa MINUS dikali PLUS atau sebaliknya PLUS dikali MINUS hasilnya MINUS?

3) Mengapa MINUS dikali MINUS hasilnya PLUS?

Hikmahnya adalah:
(+) PLUS = BENAR
(-) MINUS = SALAH

1. Mengatakan BENAR thd sesuatu hal yang BENAR adalah suatu tindakan yang BENAR.

Rumus 
+ x + = +

2. Mengatakan BENAR thd sesuatu yang SALAH, atau sebaliknya mengatakan SALAH thd sesuatu yang BENAR adalah suatu tindakan yang SALAH.

Rumus matematikanya:
+ x – = -
– x + = -

3. Mengatakan SALAH thd sesuatu yg SALAH adalah suatu tindakan yang BENAR.

Rumus matematikanya:
– x – = +

Pelajaran matematika ternyata sarat makna. Kebenarannya pasti/exact,  yg bs kita ambil sebagai Pelajaran Hidup.
          
Untuk matematika pembagian, adalah sbb:
1 ÷ 1 = 1
1 ÷ 2 = 1/2
1 ÷ 10 = 1/10
1 ÷ 100 = 1/100
Sedangkan 1 ÷ 0 = ~ ( tak terhingga).

Maknanya adalah:
- Kalau kita melakukan perbuatan baik, spt sedekah misalnya, kemudian kita mengharapkan balasan atas perbuatan itu, mk semakin kita banyak berharap hasilnya akan semakin kecil (1/100 dst).

Tetapi ketika kita melakukannya dgn Ikhlas tanpa mengharapkan sesuatu imbalan apa pun atau 1 ÷ 0, maka hasilnya akan "Tak Terhingga" yang artinya Tuhan akan memberikan balasan atas keikhlasan kita dengan balasan yang tak terhingga (Penuh Keberkahan)

✔ Tatkala engkau memperbaiki niatmu, saat itulah Tuhan memperbaiki keadaanmu

✔ Ketika engkau menginginkan kebaikan utk org lain, maka kebaikan itu datang kepadamu dari arah yang tidak engkau kira

✔ Di saat kita hidup untuk membuat orang lain bahagia, Tuhan menjadikan orang lain membahagiakan kita

✔ Maka carilah selalu celah untuk "memberi", bukan "mengambil"

✔ Setiap kali engkau memberi maka di saat itulah engkau diberi (oleh Tuhan) tanpa engkau meminta.

Smoga bermanfaat & salam sukses!

7 Perintah Rasulullah

📜TUJUH PERINTAH NABI SHALLALLAHU 'ALAIHI WA SALLAM🍂

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

✅Sahabat yang Mulia Abu Dzar Al-Ghifari radhiyallahu'anhu berkata,

📌أَمَرَنِي خَلِيلِي صلى الله عليه وسلم بِسَبْعٍ: أَمَرَنِي بِحُبِّ الْمَسَاكِينِ وَالدُّنُوِّ مِنْهُمْ، وَأَمَرَنِي أَنْ أَنْظُرَ إِلَى مَنْ هُوَ دُونِي وَلاَ أَنْظُرَ إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقِى، وَأَمَرَنِي أَنْ أَصِلَ الرَّحِمَ وَإِنْ أَدْبَرَتْ، وَأَمَرَنِي أَنْ لاَ أَسْأَلَ أَحَداً شَيْئاً، وَأَمَرَنِي أَنْ أَقُولَ بِالْحَقِّ وَإِنْ كَانَ مُرًّا، وَأَمَرَنِي أَنْ لاَ أَخَافَ فِي اللَّهِ لَوْمَةَ لاَئِمٍ، وَأَمَرَنِي أَنْ أُكْثِرَ مِنْ قَوْلِ لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ، فَإِنَّهُنَّ مِنْ كَنْزٍ تَحْتَ الْعَرْشِ (وفي رواية: فإنها كنز من كنوز الجنة)

✅"Kecintaanku (Rasulullah) shallallahu'alaihi wa sallam memerintahkan kepadaku tujuh perkara:
1) Beliau memerintahkan aku untuk mencintai orang-orang miskin dan mendekat kepada mereka.
2) Dan beliau memerintahkan aku untuk melihat kepada yang lebih rendah dariku (dalam perkara duniawi) dan tidak melihat kepada yang lebih tinggi dariku.
3) Dan beliau memerintahkan aku untuk menyambung kekerabatan (hubungan keluarga) walau mereka berlaku kasar kepadaku.
4) Dan beliau memerintahkan aku untuk tidak meminta-minta apa pun kepada seorang pun.
5) Dan beliau memerintahkan aku untuk mengatakan yang benar walau pahit.
6) Dan beliau memerintahkan aku untuk tidak takut terhadap celaan orang yang mencela di jalan Allah.
7) Dan beliau memerintahkan aku untuk memperbanyak dzikir:

لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ

"Laa haula wa laa quwwata illaa billaah" (tidak ada upaya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah), karena ia termasuk simpanan di bawah 'Arys (dalam riwayat yang lain: karena ia termasuk simpanan di surga)."
📚[HR. Ahmad, Ash-Shahihah: 2166]

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم

✏Al-Ustadz Sofyan Chalid Ruray hafizhahullah
📡Disebarkan oleh Markaz Ta’awun Dakwah dan Bimbingan Islam
_______________________

Do'a Untuk Anak Anak Penegak Shalat

Copas dari grop tetangga.
Sekedar mengingatkan, moga manfaat : Membuat Anakmu Sholat TANPA Debat, Keringat, Urat & Pengingat

گيف تجعل أبنائك يصلون من أنفسھم
بدون خصام أو تذكير

Bagaimana Membuat Anak2 Anda Sholat dengan Kesadaran Mereka Sendiri Tanpa Berdebat dan Tanpa Perlu Diingatkan?

أولادك لا يصلون أو أتعبوك من أجل أن يصلوا ؟ 
تعالوا لتروا كيف تغيرونهم بإذن الله تعالى

Anak2 anda tidak mau sholat? atau mereka sampai membuat anda capek saat mengingatkan untuk sholat? 
Mari kita lihat bagaimana kita bisa merubah ini semua ~ biidznillah

عن إحدى الأخوات : 
تقول اقول لكم قصة وقعت معي انا

Salah seorang akhwat berkisah: "Aku akan menceritakan satu kisah yg terjadi padaku"

كانت بنتي بالخامس ابتدائي

Saat itu, anak perempuanku duduk di kelas 5 SD

و الصلاة ثقيلة عليها.. لدرجة اني قلت لها يوما قومي صلي وراقبتها 
فوجدتها أخذت السجادة ورمتها على الأرض وجاءتني 
سألتها هل صليت قالت نعم.. صدقوني بدون شعور صفعت وجھا 
أعرف أني أخطأت.. ولكن الموقف ضايقني وبكيت وخاصمتها ولمتها وخوفتها من الله
ولم ينفع معها كل هذا الكلام ..

Sholat baginya adalah hal yg sangat berat...sampai2 suatu hari aku berkata kepadanya: "Bangun!! Sholat!!", dan aku mengawasinya..
Aku melihatnya mengambil sajadah, kemudian melemparkannya ke lantai...Kemudian ia mendatangiku...
Aku bertanya kepadanya: "Apakah kamu sudah sholat?"
Ia menjawab: " Sudah"
Kemudian aku MENAMPARNYA 
Aku tahu aku salah Tetapi kondisinya mmg benar2 sulit...
Aku menangis..
Aku benar2 marah padanya, aku rendahkan dia dan aku menakut2inya akan siksa Allah... 
Tapi....ternyata semua kata2ku itu tidak ada manfaatnya...

لكن في يوم من الأيام ... قالت لي إحدى الصديقات قصة.. منقولة ..وهي :

Suatu hari, seorang sahabatku bercerita suatu kisah...

انها زارت قريبة لها عادية (ليست كثيرة التدين)، لكن عندما حضرت الصلاة 
قام أولادها يصلون بدون أن تناديهم

Suatu ketika ia berkunjung kerumah seorang kerabat dekatnya (seorang yg biasa2 saja dari segi agama) , tapi ketika datang waktu sholat, semua anak2nya langsung bersegera melaksanakan sholat tanpa diperintah....

تقول .. قلت لها : كيف يصلي أولادك من أنفسهم بدون خصام وتذكير ؟ !!!

Ia berkata: Aku berkata padanya "Bagaimana anak2mu bisa sholat dg kesadaran mereka tanpa berdebat dan tanpa perlu diingatkan?

قالت والله ليس عندي شي اقوله لك الا اني قبل أن أتزوج ادعو الله بهذا الدعاء وإلى يومنا هذا ادعو به

Ia menjawab: Demi Allah, aku hanya ingin mengatakan padamu bahwa sejak jauh sebelum aku menikah aku selalu memanjatkan DO'A ini...dan sampai saat ini pun aku masih tetap bedo'a dg DO'A tersebut

انا بعد نصيحتها هذه لزمت هذا الدعاء .. في سجودي وقبل التسليم وفي الوتر .. وفي 
كل اوقات الاجابه

Setelah aku mendengarkan nasehatnya, aku selalu tanpa henti berdoa dg do'a ini..
Dalam sujudku...
Saat sebelum salam...
Ketika witir...
Dan disetiap waktu2 mustajab...

والله يا اخواتي.. ان بنتي هذه الآن بالثانوي.. من اول مابدأت الدعاء وهي 
التي توقظنا للصلاة وتذكرنا بها 
واخوانها كلهم ولله الحمد حريصون على الصلاة !!

Demi Allah wahai saudara2ku...
Anakku saat ini telah duduk dibangku SMA..
Sejak aku memulai berdoa dg doa itu, anakkulah yg rajin membangunkan kami dan mengingatkan kami untuk sholat...
Dan adik2nya, Alhamdulillah..mereka semua selalu menjaga sholat!!!

حتى امي زارتني ونامت عندي ولفت انتباهها ان بنتي تستيقظ وتدور علينا توقظنا 
للصلاة !!

Sampai2...saat ibuku berkunjung dan menginap dirumah kami, ia tercengang melihat anak perempuanku bangun pagi, kemudian membangunkan kami satu persatu untuk sholat...

أعرف .. أنكم الآن متشوقون لتعرفوا هذا الدعاء .. 
الدعاء موجود في سورة ابراهيم

Aku tahu anda semua penasaran ingin mengetahui doa apakah itu? 
Yaaa..doa ini ada di QS.Ibrahim: 40
والدعاء هو ... 
( رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلاَةِ
وَمِن ذُرِّيَّتِي رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاء ) 
(إبراهيم ، 40)

Doa ini adalah...
"Ya Robbku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang yg tetap melaksanakan sholat... Ya Robb kami, perkenankanlah doaku"
(QS. Ibrahim: 40)

فالدعاء الدعاء الدعاء
وكما تعلمون الدعاء سلاح المؤمن

Yaa...Doa...Doa...dan Doa...
Sebagaimana anda semua tahu bahwa doa adalah senjata seorang mukmin

إرسلوها للكل حتى تعم الفائدة

Kirimkan tulisan ini agar lebih banyak orang yg mengambil manfaat...

إذا أعجبك الموضوع فلا ت
قل شكـراً
قل :(رحم الله من نقلها لي ونقلها عني وجعلها بميزان حسناتكم

Jika anda terkesan dg tulisan ini, jangan katakan Syukron...
Tapi katakan: "Semoga Allah merahmati orang yang bersedia men-share (tulisan ini), kemudian menjadikannya pemberat bagi 
timbangan kebaikannya"
اقرأ هذا الدعاء لأبنائك و سيبقون بحفظ الله .... ورعايته

Baca selalu doa ini untuk anak2mu, biidznillah mereka akan selalu berada dalam penjagaan