Translate

Sabtu, 23 Januari 2016

Mencintai Karena Allah

MENCINTAI KARENA ALLAH
IBU ADALAH GURU TERBAIK KITA

Seusai sholat subuh aku dikejutkan oleh Bunda
“ Ari, Nenek kamu masuk rumah sakit. Bunda harus datang melihatnya.“

Kulihat wajah bunda nampak sedih.

Tentu aku harus mendampingi bunda karena tempat tinggal nenek tidak di Jakarta tapi Sumatera.

Sementara aku hampir tidak mungkin meninggalkan kesibukanku di Jakata, Apalagi mitra bisnisku dari luar negeri sedang ada di jakarta untuk menjajaki kerjasama pembelian produksi pabrikku.

Kulihat Bunda sedang sibuk mengemas pakaiannya di kamar.

“ Bunda, apa engga bisa berangkatnya lusa aja”
kataku dengan lembut.

“ Bunda engga mau ganggu kamu, bunda bisa pergi sendiri kok,  Antar saja Bunda ke Bandara ya “
kata bunda sambil memasukan pakaiannya kedalam koper,

“Baru minggu lalu bunda ke Dokter dan sekarang masih harus istirahat.“
Kataku dengan tetap lembut sambil memegang tas kopernya untuk mencoba menahannya pergi. “ Lusa aja, ya. Aku temanin. “

“ Tidak ! “
Mata Bunda melotot. Kalau sudah begini aku hanya bisa menghela nafas panjang,
Sepeti biasanya aku harus mengalah untuk mengikuti kata Bunda. Istriku juga punya sifat sama denganku untuk mengikuti kehendak bunda.“

"Baiklah, Kita pergi sama sama." Seperti biasanya pula Bunda tersenyum cerah , dia memelukku.

Didalam pesawat aku menuju kota kelahiran ayahku.,

lamunanku terbang kemasa kanak kanaku. Dalam usia 5 tahun , aku sudah yatim. Karena ayah meninggal akibat sakit..

Menurut cerita Bunda , ketika Ayah meninggal status ayah masih mahasiswa di Yogya. Bunda bukanlah dari keluarga kaya.
Bunda juga seorang Yatim, Beda dengan Ayah yang terlahir dari keluarga Pajabat tinggi di sumatera.

Sehingga walau Ayah berstatus mahasiswa namun kiriman uang dari orang tuanya masih cukup untuk menanggung hidupnya berkeluarga.

Ayah sengaja merahasiakan perkawinan itu kepada keluarga besarnya. Namun dua tahun setelah ayah meninggal , bunda datang kekeluarga ayah sambil membawaku.
Aku masih ingat ketika itu usiaku 7 tahun.

Aku tidak begitu ingat percis bagaimana suasana ketika bunda memperkenalkan dirinya sebagai menantu dan aku sebagai cucu kepada kakek dan nenekku.

Yang aku tahu setiap tahun bunda selalu membawaku kerumah Kakek dan nenek.

Setiap tahun , setiap lebaran, bunda mengajaku pergi kerumah kakek dan nenek. Dengan berlelah lelah naik bus melewati pulau jawa dan sumatera untuk sampai.

Tak pernah aku antusias datang ke rumah kekek dan nenek. Sebagai anak kecil aku tahu bahwa kakek nenek tidak pernah hangat dengan kehadiranku dan Bunda.

Beda sekali dengan perlakuannya dengan saudara sepupuku yang lain, seperti Adi, Rini, Bobi, Anto, Dedi. Setiap lebaran, kulihat para sepupuku datang dari jakarta, Bandung , Surabaya dengan pakaian bagus.

Beda sekali denganku. Bila semua istri om sibuk berdandan dikamar atau bermalasan di taman belakang rumah kakek yang luas itu, Bunda malah sibuk didapur memasak , seperti pembantu.

Ayahku adalah anak tertua diantara empat bersaudara. Semua saudara ayah laki laki. Tidak ada perempuan.

Istri om semua memang cantik cantik. Menurut yang kutahu dari Nenek, yang selalu diulang ulang dihadapan bunda, bahwa semua istri om dari kalangan keluarga terhormat. Seakan merendahkan keberadaan Bunda. Tapi kulihat bunda tak pernah tersinggung.

Selama membesarkan ku, bunda tak pernah mendapat bantuan satu senpun dari keluarga ayah. Juga bunda tidak pernah memohon bantuan dari mereka.

Bunda bekerja keras diperusahaan Swasta sebagai tenaga administrasi. Bundapun tak pernah terpikir untuk menikah kembali. Ketika aku sudah remaja, aku sudah bisa beralasan bila bunda mengajakku lebaran di rumah Kakek.

“Aku males kerumah kakek dan nenek. Mereka engga sayang sama ku. Kenapa kita harus kerumah mereka? . “

Demikian alasanku. Tapi bunda dengan segala sifatnya yang keras memaksaku untuk ikut. Akupun tak berdaya.

Ketika aku tamat SMU, aku tidak kuliah. Aku memilih bekerja di bengkel.

“Saya tak ada uang untuk mengirim Ari ke universtas, Yah. “Demikian kata ibu kepada kekek ketika menanyakan mengapa aku tidak kuliah.

Kakek dan nenek nampak tersenyum sinis ketika mengetahui keadaanku.

Tahun tahun berikutnya ketika lebaran. Kakek dengan kebanggaannya bercerita tetang sepupuku yang berangkat keluar negeri untuk kuliah. Ada juga yang masuk perguruan tinggi swasta bergengsi di Jakarta. Aku maklum karena om ku semua mempunyai posisi sebagai pejabat, dan ada juga yang jadi pengusaha.

Aku dan bunda hanya diam mendengar cerita itu. Tapi, tak pernah mengurangi niat bunda untuk datang kerumah kakek dan nenek.
Dan aku semakin bosan dengan sikap keluarga ayahku.

Yang pasti Biiznillah, izin Allah ditambah kerja kerasku, aku bisa menanggung bunda dan bunda tak perlu lagi berkerja keras.

Berjalannya waktu, yang tadinya aku sebagai pekerja bengkel, akupun sudah bisa mandiri dengan membuka usaha bengkel sendiri.

Lambat laun , aku mendapat mitra untuk membuat komponen bodi kendaraan sebagai pemasok pabrikan otomotif. Usaha ini kegeluti dengan kerja keras siang malam dan akhirnya berkembang. Ini semua tidak bisa dilepaskan peran Bunda yang tak henti mendoakanku.

Akupun dapat hidup mapan. Namun, kewajiban setiap lebaran datang berkunjung kerumah kakek nenek tetap saja dilakukan oleh bunda dan aku harus ikut.

Tapi belakangan keluarga yang berkumpul dirumah kakek dan nenek tidak lagi utuh. Yang lain hanya menelphone mengucapkan selamat lebaran kepada kakek dan nenek. Sepupukupun tak semua datang. Mereka bersikap sama dengan orang tuanya, mengucapkan selamat lebaran via SMS atau telp. Tapi kakek dan nenek tetap bangga dengan mereka.

Aku tak pernah cerita tentang keadaanku karena kakek dan nenek tak pernah bertanya tentangku. Walaupun mereka tahu aku dan bunda tidak lagi datang dengan bus tapi menggunakan pesawat terbang.

Tak terasa roda pesawat sudah menyentuh landasan. Kulihat bunda tersentak dari tidur lelapnya. Dia melirik kearahku dan entah kenapa dia menciumku keningku.” Ada apa bunda ?“ tanyaku dengan tesenyum

“ Bunda ingat akan ayahmu. “ Bunda nampak berlinang air mata. Aku hanya diam “ Ayahmu pria yang sangat baik. Sangat baik. Dia pria yang sholeh. Ayahmu berencana bila dia selesai kuliah dan dapat pekerjaan maka dia akan membawa bunda dan kamu ke keluarga besarnya.

Bunda tahu kok, Ayahmu dalam posisi lemah ketika melamar Bunda. Disamping itu dia sadar karena pilihannya kepada bunda membuat dia berbeda dengan ayahnya.

Ayahmu mencintai bunda karna dia lebih mencintai Allah dari apapun.” Sambung Bunda.

“ Maksud bunda apa ?

“ Ayahmu memilih bunda karena agama. Dia tidak melihat bunda karena kecantikan, karena keturunan orang kaya, karena apa apa. Dihadapan ayahmu , bunda adalah muslimah yang baik , yang miskin. Dan itu pasti akan ditentang habis oleh keluarganya.”

Air mata bunda berlinang dan akhirnya airmata itu jatuh membasahi pipinya. “

“ Kamu adalah putra ayahmu. Anak yang berbakti, soleh dan pekerja keras. Benarlah kalau niat baik karena Allah maka yang akan datang juga kebaikan. “

Aku terdiam. Ada yang mengganjal dalam pikiranku. Ini momen yang tepat untuk bertanya

“ Kenapa bunda selalu menaruh hormat kepada kakek dan nenek.
Padahal mereka tidak peduli dengan kita. “

Bunda menatapku dengan tersenyum

“Ketika ayahmu pulang ke Sumatera dalam keadaan sakit, dia berpesan kepada bunda , bila dia meninggal agar bunda menjalin silahturahmi dengan keluarganya dan mendidik mu untuk dekat kepada kedua orang tuanya.”

Bunda terdiam sebentar sambil mengusap airmatanya. “ kamu tahu, Setelah ayahmu meninggal, butuh dua tahun bunda untuk mengambil keputusan untuk bertemu dengan kakek dan nenekmu.

Walau karena itu tidak ada rasa hormat kepada bunda , dan bunda juga menyaksikan betapa kamu tidak diperlakukan sama seperti cucu yang lain, tapi bunda ingat kata kata ayahmu
“cintailah sesuatu karena karena Allah. Tak penting rasa hormat dan imbalan dari manusia,
Ya kan, anakku.”

“ Ya , bunda. “ Terlontar begitu saja dari mulutku.

Entah kenapa kedatangan ku bersama bunda kali ini disambut dengan air mata berlinang oleh kakek.

Dia peluk aku ketika sampai di kamar nenek dirawat.
Yang datang menjenguk hanya aku dan ibu. Sementara om dan sepupuku tidak ada yang datang. Kulihat nenek dalam keadaan tertidur.

Dari kakek kutahu bahwa nenek terkena stroke tapi keadaanya cepat tertolong. Mungkin setelah itu nenek akan lumpuh. Kakek mengajaku keluar dari ruangan. Kami bicara ditaman Rumah sakit.

“ Dua tahun lalu Om mu yang pejabat di Jakarta, terkena kasus korupsi. Dia dalam pemeriksaan oleh aparat yang berwajib.

Sebelumnya om mu yang di surabaya perusahaannya disita oleh bank karena bankrut.

Om kamu yang di Bandung bercerai dengan istrinya karena soal perselingkuhan dan akhirnya terkena PHK sebagai PNS.

Semua anak anak mereka tumbuh menjadi anak yang liar. Kuliah tidak selesai, dan terjebak dalam pergaulan bebas.

“Aku terkejut, Karena baru kali ini aku tahu. Mungkin karena hubunganku dengan keluarga ayahku tidak begitu dekat maka tak banyak kutahu soal mereka.

“ Kakek tahu bahwa nenekmu punya penyakit darah tinggi dan jantung.

Makanya kakek berusaha menyimpan rapat rahasia tentang Om kamu yang tersangkut kasus karupsi.

Tapi kemarin , ada yang memberi tahu bahwa om kamu sudah di vonis penjara enam tahun atas tindakan korupsinya. Seketika itupula nenekmu jatuh pingsan...”

Aku hanya diam untuk menjadi pendengar yang baik.

“ Ari, kami tahu bahwa selama ini perlakuan kami kepada kamu dan ibu mu kurang baik.

Bahkan kami biarkan ibu mu menderita membesarkan kamu, membesarkan anak dari putra sulung kami, cucu kami..

Kami menyesal karena sikap kami selama ini. Belakangan ini , nenekmu selalu menyebut nama kamu...setiap dia menyebut namamu , seketika itu juga dia menangis.

Kini dimasa tua kami, kami resah karena tak tahu siapa yang akan mengurus kami.

Nenekmu mungkin setelah ini akan lumpuh. Kakek sudah uzur dan lemah...”

Ku genggam tangan kakek.

“ Aku yang akan merawat kakek dan nenek. Izinkan aku untuk membawa kakek dan nenek ke jakarta , tinggal bersamaku. Beri kesempatanku untuk berbakti kepada kakek dan nenek, ya kek. “

Seketika itu juga kakek memeluku erat.

Terasa pundakku dingin., Aku tahu kakek menangis. " Harta yang ada juallah kek. Untuk bantu om dan adik adikku.

Dalam situasi ini tentu mereka sangat membutuhkannya. Dan sisanya kakek sedekahkan untuk panti asuhan agar kakek punya bekal akhirat, ya kan kek." kataku.

Kakek semakin erat pelukannya. " Maha suci Allah, sifatmu tak jauh beda dengan Ayahmu, yang begitu bijak menyikapi kami .."

Bertahun tahun aku didiik oleh bunda untuk memahami makna cinta.

Bahwa cinta adalah tindakan memberi karena Allah, bukan mengharap balasan dr manusia.

Akupun harus memahami hakikat cinta dalam kehidupan ini, termasuk menggantikan posisi ayahku untuk berbakti kepada kakek dan nenek, orangtua ayahku.

Bunda nampak bahagia sekali ketika melihatku mendorong korsi roda nenek menuju tangga pesawat dengan disamping kakek yang berjalan sambil memegang lenganku. Kami semua ke Jakarta.

Ya Allah, semoga kami meninggal dalam keadaan beriman, sebagai insan yang Engkau cintai.

Aamiin

〰〰〰
Ternyata keteladanan orang tua punya peran yg sangat besar dlm membentuk karakter anak. Semoga Allah memudahkan kita mendidik anak2 kita menjadi anak2 yg sholeh, yg berbhakti kepada orangtuanya.....aamiin

Jumat, 22 Januari 2016

Barokallahu


BEDAKAH MAKNA BÂROKALLÂHU FÎKUM, LAKUM DAN ‘ALAIKUM?

At-Tabrîk atau mendoakan seseorang dengan keberkahan, ada bbrp lafal dg makna yang berdekatan, yaitu :

▫BÂROKALLÂHU LAKA
▫BÂROKALLÂHU FÎKA
▫BÂROKALLÂHU ‘ALAIKA
▫BÂROKALLÂHU BIKA

Para ahli lughoh (bahasa), menjelaskan bahwa penggunaan “harful jar” (preposisi) dalam doa di atas memiliki penekanan makna yang berbeda

Jika kita ucapkan :
👉🏻 Bârokallâhu laka, maka maknanya adalah
الدعاء له بالبركة فيما حصل عليه حديثا أو فيما رزقه الله
Mendoakan keberkahan baginya atas hal yang baru terjadi padanya (berupa kenikmatan) atau yang Allâh anugerahkan kepadanya
Atau bisa juga
يبارك الله في الشئون الدنيوية المصلحية
Semoga Allâh memberkahi di dalam seluruh urusan dunia yang ada maslahatnya

👉🏻 Bârokallâhu fîk, maka maknanya adalah
يبارك الله في الشخص بحيث أنه فاضل أو على خلق أو غير ذلك
Semoga Allâh memberkahi seseorang dari sisi keutamaan yang dimilikinya, atau karena perangai (akhlaknya)  atau yang semisalnya.
Maknanya serupa dengan doa :
كثر الله من أمثالك
Semoga Allâh memperbanyak org sepertimu

👉🏻 Bârokallâhu bika
Maknanya adalah
يبارك الله لك ولغيرك بسبب وجود هذا الشخص، بمعنى أن يكون سببا لحلول البركة عليك أو على الآخرين
Semoga Allâh memberkahimu dan selainmu lantaran adanya seseorang, yg mana org tsb adalah sebab datangnya barokah kepadamu dan kpd selainmu.

👉🏻 Bârokallâhu ‘alaika
Maknanya adalah
يبارك الله في أمور الدين
Semoga Allâh memberkahi di dalam urusan agama.
Biasanya,’ alaika cenderung utk masalah agama, sebagaimana Lafal doa sholawat :
وبارك على محمد وعلى آل محمد
“Berkahilah Muhammad dan keluarga Muhammad”
Di dalam Qur’an juga dikatakan
وباركنا عليه و على إسحاق
“Dan kami berkahi atas dirinya dan atas Ishâq.”
Perhatikan  bahwa “harful jar” (preposisi) yang digunakan dalam ayat di atas adalah ‘ala, dan ini adalah utk kebaikan agama.
Wallâhu a’lam

👉🏻 Makanya, ketika kita mendoakan pengantin, kita dianjurkan mengucapkan
بارك الله لكما وبارك عليكما
“Bârokallâhu lakumâ wa bâroka ‘alaikumâ”
Yaitu, diantara maknanya adalah “Semoga Allâh memberkahimu dalam seluruh urusan duniawi dan urusan agamamu”.

Jadi;
👉🏻 Jika kita dapati orang yang mendapatkan nikmat, barusan menikah, mengadakan acara walimah, dll kita ucapkan “barokallohu laka wa alaika”

👉🏻 Jika kita dapati org yg mengajar kita, membagi ilmu dg kita, atau kpd ustadz dan ulama yg memiliki keutamaan, maka kita ucapkan “barokallohu fik”, yaitu fi ilmika wa fi umrika wa fi juhdika… Dst (berkah di dalam ilmu, usia, upaya, dll)

👉🏻 Jika kita dapati org yg memberi manfaat utk kita dan org lain, baik dunia atau akhirat, maka kita ucapkan “Bârokallâhu bika”

👉🏻 Jika kita bermaksud mendoakan atas kebaikan agama seseorang, maka kita ucapkan “Bârokallâhu ‘alaika”.

Wallâhu a’lam

Jumat, 08 Januari 2016

Mengapa Allah tidak Menghukum Kita

MENGAPA ALLAH TIDAK MENGHUKUM KITA?

Seorang santri bertanya kepada syeikhnya:
“Berapa kali kita durhaka kepada Allah & Dia tidak menghukum kita?”

Syeikh menjawab:
“Berapa kali Allah menghukummu sedangkan kamu tidak mengetahuinya?
Bukankah dihilangkan darimu rasa manis bermunajah kepada-Nya?
Tidak ada cobaan yg lebih besar menimpa seseorang daripada kerasnya hati...
Sesungguhnya hukuman yang paling besar & mungkin kamu temui adalah sedikitnya taufik kepada perbuatan baik...
Bukankah telah berlalu hari-harimu tanpa bacaan Al-Quran?
Bukankah telah berlalu malam-malam yang panjang, sedangkan engkau terhalang dari shalat malam?
Bukankah telah berlalu musim-musim kebaikan, Ramadhan, 6 hari Syawal, 10 hari Dzulhijjah, dll, sedangkan engkau tidak mendapatkan taufik untuk memanfaatkannya sebagaimana mestinya...
Hukuman manalagi yang lebih banyak dari ini?
Tidakkah engkau merasakan beratnya ketaatan?
Tidakkah engkau merasa lemah di hadapan hawa nafsu & syahwat?
Bukankah engkau diuji dengan cinta harta, kedudukan & popularitas?
Hukuman mana yang lebih banyak dari itu?
Bukankah engkau merasa ringan untuk berghibah dan  berdusta?
Bukankah engkau tersibukkan untuk campur tangan pada hal yang tidak bermanfaat untukmu?
Bukankah akhirat dilupakan & dunia dijadikan sebagai tujuan utama?
Ini adalah tipuan tidaklah itu semua kecuali bentuk hukuman dari Allah...
Hati-hatilah anakku, sesungguhnya hukuman Allah yang paling ringan adalah yang terletak pada materi, harta, anak & kesehatan...
Sesungguhnya hukuman terbesar adalah yang ada pada hati...
Maka, mintalah keselamatan kepada Allah ﷻ & mintalah ampunan untuk dosamu...”

Sesungguhnya seorang hamba diharamkan taufik untuk melakukan ketaatan, karena sebab dosa yang menimpanya...mks

Rabu, 06 Januari 2016

Ber Do'a

Hukum Berdoa Selepas Shalat Fardhu dan Shalat Sunat

Soal Ke-118
💌 Tanya Ustad 💌

📩PERTANYAAN📩
Saya ingin bertanya ustad.
apakah setelah sholat fardu kita boleh berdoa? afwan karna saya pernah menonton ceramah di youtobe yg mengatakan jika setelah sholat fardu hànya boleh dzikir saja adapun jka berdoa selesai sholat sunnah misalnya sholat sunnah rawatib atau sholat sunnah yang lain
novi#tarakan#64

📌JAWABAN📌
Bismillaah…
Terima kasih atas pertanyaan yang anda ajukan. Semoga Allah ta'ala memberikan kita semua ilmu dan pemahaman yang baik terhadap agamanya. Aamiin. Adapun permasalahan yang anda tanyakan, maka merupakan perkara yang diperselisihkan oleh para ulama sejak dulu, hanya saja yang kita pilih adalah sunatnya berdoa setelah shalat fardhu, dan shalat sunat, tanpa membeda-bedakan antara keduanya, tentunya dengan beberapa syarat tertentu. Berikut penjelasannya:

Dalil Sunatnya Berdoa Setelah Shalat Fardhu
1.Hadis Abu Umamah radhiyallahu'anhu bahwa Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam ditanya: Doa apakah yang paling dikabulkan (oleh Allah)?, beliau menjawab:
جوف الليل الآخر ودبر الصلوات المكتوبات
Artinya: "(Yaitu doa) pada bagian malam terakhir, dan selepas shalat fardhu" (HR Tirmidzi: 3499, dan dinilai hasan oleh Tirmidzi sendiri dan Al-Albani dalam al-Ta'liq al-Raghib: 2/276)
Makna: "dubur shalawaat al-maktuubaat" dalam hadis ini adalah bisa bermakna diakhir shalat sebelum salam –sebagaimana yang dinyatakan Ibnu Taimiyah-, dan bisa bermakna setelah salam dan setelah berdzikir –sebagaimana yang dinyatakan oleh banyak ulama-. Al-Mubarakfuri dalam Tuhfah Al-Ahwadzi (9/331) menyatakan bahwa makna "dubur shalawaat al-maktuubaat" dalam hadis ini adalah setelah shalat. Hal ini dikuatkan oleh Ibnu Hajar dalam Fath Al-Bari (11/134) dengan dalil hadis Shahihain tentang dzikir setelah shalat, bahwa diantara sabda Rasulullah:
تسبحون دبر كل صلاة
Artinya: "Kalian membaca tasbih setiap selesai shalat".
Makna "dubura kulli shalaatin" disini tidak mungkin dimaknai sebelum salam, tapi dimaknai selepas shalat karena dzikir tasbih, tahmid, dan takbir disunatkan dibaca setelah shalat. Dari sini dapat dipahami bahwa makna hadis Abu Umamah diatas adalah anjuran untuk berdoa setiap kali selesai shalat -bukan sebelum salam-.

2.Adanya banyak hadis yang menyebutkan bahwa Nabi shallallahu'alaihi wasallam membaca doa-doa -selain dzikir-dzikir- setelah shalat. Diantaranya:
-HR Ibnu Hibban )2026) bahwa Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam bila selesai shalat beliau berdoa dengan doa:
"اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لِي دِينِي الَّذِي جَعَلْتَهُ لِي عِصْمَةَ أَمْرِي وَأَصْلِحْ لِي دُنْيَايَ الَّتِي جَعَلْتَ فِيهَا مَعَاشِي اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ بِرِضَاكَ مِنْ سَخَطِكَ وَبِعَفْوِكَ مِنْ نِقْمَتِكَ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْكَ اللَّهُمَّ لَا مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ وَلَا مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ وَلَا يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ"
Ibnu Hibban meletakkan hadis ini dibawah bab: "Penyebutan Hadis Sunatnya Bagi Seseorang Untuk Memohon Kepada Allah Ta'ala Kebaikan Agama dan Dunianya Selepas Shalat". Hadis ini dinilai shahih oleh Ibnu Hibban, Ibnu Khuzaimah dalam shahihnya (745), dan dinilai hasan oleh Ibnu Hajar dalam Nataaij Al-Afkar (136).

3.Bahwa doa merupakan amalan mutlak, yaitu bisa dilakukan kapan dan dimana saja, tanpa dibatasi oleh waktu dan tempat. Sehingga melaksanakannya selepas shalat tidaklah terlarang, apalagi bila telah didukung oleh dalil-dalil yang disebutkan diatas.

4.Imam Bukhari meletakkan dalam Shahihnya (8/72) salah satu bab berjudul: "Bab Doa Setelah Shalat". Hafidz Ibnu Hajar mengomentari hal ini dengan berkata: "Pada judul bab ini, merupakan bantahan terhadap orang yang mengklaim bahwa doa setelah shalat tidaklah masyru'". (Fath Al-Bari: 11/134). Bahkan Imam Nawawi rahimahullah menyatakan: "Telah disebutkan –sebelumnya- sunatnya dzikir dan doa bagi imam, makmum atau yang shalat munfarid, dan ini hukumnya sunat disetiap selesai shalat tanpa ada perselisihan dalam masalah ini". (Al-Majmu': 3/488).

Akan tetapi bolehnya berdoa setelah shalat fardhu atau shalat sunat ini harus dilakukan sendiri-sendiri, tidak dilakukan secara berjamaah, karena tidak adanya dalil yang menunjukkan sunatnya atau bolehnya berdoa berjamaah setelah shalat fardhu sebagaimana yang dinyatakan oleh Syaikh Ibnu Baaz rahimahullah (yang akan dinukil pada catatan kedua dibawah ini).

Catatan (1): Sebagian ulama seperti Ibnu Taimiyah rahimahullah menyatakan tidak masyru'nya berdoa setelah shalat dengan dalil:
-Bahwa makna hadis Abu Umamah adalah doa diakhir shalat, sebelum salam, bukan setelah salam. Namun dalil ini telah dibantah dengan ucapan Ibnu Hajar dan Al-Mubarakfuri diawal jawaban ini.
-Bahwa orang yang shalat sangat dekat dengan Rabb-nya, sehingga seharusnya ia berdoa didalam shalat sebelum salam, bukan setelahnya. Namun ini juga terbantahkan bahwa doa itu waktunya mutlak, tidak hanya disyariatkan dalam shalat, tetapi juga diluar shalat, apalagi bagi orang yang sangat memerlukan doa ini.

Catatan (2): Sebagian ulama –termasuk Ibnu Baaz rahimahullah- menyatakan bahwa berdoa setelah shalat fardhu dan berdzikir, hukumnya boleh, karena hal ini sangat utama dan lebih diharapkan untuk dikabulkan oleh Allah ta'ala, akan tetapi hal ini jangan dilakukan dengan mengangkat kedua tangan dan tidak pula dengan doa secara berjamaah karena kedua hal ini yaitu berdoa mengangkat tangan selepas shalat dan berdoa secara berjamaah selepas shalat; tidak pernah dinukil dari amalan Rasul dan para sahabatnya, yang dinukil hanyalah berdoa tanpa mengangkat tangan dan tanpa doa berjamaah, sebagaimana yang bisa dipahami dari hadis-hadis sebelumnya. Dan hal ini juga berlaku dalam shalat sunat. (lihat: Fatawa Nur 'Ala Al-Darb: 9/4/no.38).
Sebab itu, yang lebih pantas bagi seorang mukmin adalah mengikuti petunjuk Rasulullah dan para sahabatnya, dengannya ia bisa meraih kemuliaan dan kesempurnaan sikap meneladani dan mencontohi mereka; dengan berdoa selepas shalat fardhu ataupun shalat sunat tanpa mengangkat tangan sebagaimana ini merupakan pendapat Imam Malik. Adapun bila harus mengangkatnya, maka hanya sekali-sekali dan tidak dirutinkan.

Catatan (3): Agar lebih dipahami, maka perlu disebutkan bahwa tatacara berdoa dalam hadis-hadis dan amalan Nabi ada empat macam yaitu:
1.Berdoa dengan mengangkat kedua tangan sejajar dada. Ini dilakukan tatkala berdoa dalam doa mutlak secara umum, yang tidak terikat dengan waktu dan tempat.
2.Berdoa dengan mengangkat tangan agak tinggi dengan sejajar wajah atau diatasnya. Hal ini dilakukan ketika ibtihal/doa yang sangat diharapkan ijabahnya sesegera mungkin sebagaimana yang Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam lakukan pada saat Perang Badr dan dalam Shalat Istisqa'.
3.Berdoa dengan menegakkan atau mengisyaratkan jari telunjuk. Ini dilakukan dalam doa khutbah jumat.
4.Berdoa tanpa mengangkat kedua tangan. Ini dilakukan disetiap selesai shalat. (lihat: http://www.hamoda.8k.com/3EBADAT/2.htm).
Wallaahu a'lam.


✏Dijawab oleh Ustad Maulana La Eda, Lc. Hafizhahullah (Mahasiswa S2 Jurusan Ilmu Hadis, Universitas Islam Madinah)

Selasa, 05 Januari 2016

Hanya ada di Sini

⁠⁠⁠⁠⁠🇮🇩 HANYA ADA DI SINI 🇮🇩

Ust. Komirudin Imron,.Lc.

🇮🇩Hanya ada di sini,
Orang bebas azan dicampur nyanyian gereja,
Lalu tepuk tangan gemuruh, tanpa merasa salah,
Dan kitapun diam dan melupakan itu

🇮🇩Hanya ada di sini
Mahasiswa perguruan tinggi Islam mengikuti missa di gereja atas nama toleransi, bangga tanpa merasa bersalah.
Dan kitapun diam dan melupakan itu

🇮🇩Hanya ada di sini,
Kertas Alqur’an dibuat terompet, di jual dengan bebas, lalu ketika ditanya maaf tidak sengaja.
Dan kitapun diam dan melupakan itu

🇮🇩Hanya ada di sini,
Negeri mayoritas umat islam, masjidnya dibakar, lalu sang propokator bukannya dihukum, tapi dijamu di istana.
Dan kitapun diam dan melupakan itu

🇮🇩Hanya ada di sini,
AlQur’an dibaca dengan senandung yang membuat telinga muak mendengarnya, dan mereka mengganggapnya seni.
Dan kitapun diam dan melupakan itu

🇮🇩Hanya ada di sini,
Tabligh akbar dilarang di Monas, sedang pesta tahun baru bukan hanya diizinkan, tapi digelar dengan biaya Negara.
Dan kitapun diam dan melupakan itu

🇮🇩Hanya ada di sini,
Sekelompok orang menangkap orang dikira teroris. Setelah mengalami tekanan mental ternyata salah tangkap, cukup mengatakan ‘minta maaf’.
Dan kitapun diam dan melupakan itu

🇮🇩Hanya ada di sini,
Seseorang dituduh korupsi terhadap uang yang tak perna diambilnya dan tak terbukti merugikan negara tapi dibui belasan tahun, sedang yang sudah benar benar terbukti merugikan negara hanya dihukum 4 tahun.
Dan kitapun diam dan melupakan itu.

🇮🇩Hanya ada di sini,
Negara mengemis kepada rakyat, Sehingga terpaksa menyumbang setiap pembelian se-liter bahan bakar.
Dan kitapun diam dan melupakan itu

🇮🇩Hanya ada di sini,
Di negeri yang kaya dan makmur, tapi menjadi pengemis di rumah sendiri. Kekayaannya hanya dinikmati segelintir orang.
Dan kitapun diam dan melupakan itu

🇮🇩Hanya ada di sini,
Sejadah yang sejatinya digunakan untuk melaksanakan shalat, tapi dipakai sebagai alas tarian bali yangmempertontonkan aurat. Penyelenggara cukup mengatakan maaf. Tidak ada unsur kesengajaan.
Dan kitapun diam dan melupakan itu

🇯🇴🇸🇦Mana Hamzah dan Khubaib yang tidak rela kalau tubuh Rasulullah yang mulia tersakiti walau hanya tertusuk duri

Mana Muhammad bin Maslamah, Abbad bin Bisyr, harits bin Auts dan Abu Abbas bin Habar yang menyangggupi permintaan Rasulullah saw untuk membunuh Kaab bin Asyraf, pemimpin Yahudi yang selalu menyakiti Rasulullah saw

Di mana khalifah Mu’tashim billah yang mengirim ribuan pasukan yang kuat hanya untuk menyelamatkan seorang wanita yang berteriak meminta pertolongan berada di penjara Rumawi.

Di mana shahabat yang langsung menusuk seorang yahudi dari bani musthaliq yang mencoba menista muslimah, lalu setelah itu seluruh yahudi bani musthaliq diusir dari madinah

Mana Shalahuddin pembebas Palestin dari kekejaman kaum Salib

mana Muhammad Al Fatih penakluk Konstatinopel,

Mana mereka?
Sepertinya kita adalah buih di lautan. Banyak tapi tak berdaya. Hidangan lezat yang disantap dengan lahap.
Wallahul Musta’an