Translate

Senin, 17 Desember 2018

Ke Utamaan Prilaku Menurut Rasulullah Saw

Ke Utamaan Prilaku Menurut Rasulullah Saw

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ قَالَ سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- أَىُّ الْعَمَلِ أَفْضَلُ قَالَ « الصَّلاَةُ لِوَقْتِهَا ». قَالَ قُلْتُ ثُمَّ أَىٌّ قَالَ « بِرُّ الْوَالِدَيْنِ ». قَالَ قُلْتُ ثُمَّ أَىٌّ قَالَ « الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ ».

Dari ‘Abdullah bin Mas’ud, ia berkata, “Aku pernah bertanya pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, amalan apakah yang paling afdhol?” Jawab beliau, “Shalat pada waktunya.” Lalu aku bertanya lagi, “Terus apa?” “Berbakti pada orang tua“, jawab Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. “Lalu apa lagi”, aku bertanya kembali. “Jihad di jalan Allah“, jawab beliau. (HR. Bukhari no. 7534 dan Muslim no. 85).mks

Senin, 24 September 2018

Matahari Tlah Terbenam

Matahari Tlah Terbenam
Matahari itu bertahun tahun menerangi kami….
Tidak pernah 1 detikpun terlewatkan untuk memberi kebaikan untuk kami
Berjalan terus menerus,berhari hari dan bertahun tahun
Seperti matahari………………..
Beliau hidup selalu dalam ketegaran…….
Tidak pernah muncul dalam raut wajah beliau yang cantik……..
Hal hal yang memberatkan untuk anaknya…..
Dirinya hanya ingin melihat anak anaknya tersenyum gembira
Ia simpan rapat rapat segala pemberat yang ada………
Apa yang menjadi hak anak……….beliau tunaikan tanpa melihat hak yang ada pada dirinya
Ia menjalani hidup….layaknya matahari
Selalu memberi keadilan…..buat sekitarnya…
Selalu mencoba mencukupi …buat sekitarnya
Dari pagi……hingga menjelan tidur
Yang ada dalam benaknya …..adalah memberi pilihan yang terbaik untuk buah hatinya
Di tengah dinginnya malam…..
Ia terbangun……berdiri dan bersujud pada-Nya
Ia tuangkan segala pemberat dirinya pada sang Maha Rahman
Ia ungkapkan do’a untuk anaknya dan keluarganya……pada sang Maha Rahim
Matahari itu nampak indah dan elock
Kehadirannya selalu didambakan semua orang
Kehadirannya selalu memberi kebaikan untuk semua orang
Dirinya selalu memberi yang terbaik….untuk anak,suami dan keluarga
Tidak pernah terlihat pada dirinya……
Keadaan yang serba apa adanya ( pakaian asal,bau tak sedap dan rumah yang berantakan..)
Jika sang pangeran datang menghampiri dirinya
Kemanjaan,gelak tawa…selalu menyertai beliau berdua
Dihidangkan makanan…..dan minuman kesukaannya
Parfum harum……tubuh yang cantik……..
Kamar yg wangi dan bersih…….selalu ia persiapkan buat sang pujaan hati
Alangkah nikmatnya…….memiliki istri yang shalekha……..
Yang hanya berfikir untuk memberi kebahagiaan suaminya
Tidak pernah keluar dari mulut beliau….kata kata yang tidak baik….
Jenuh…..bosan……….ingin pergi……….dll
Ia syukuri semua yang ada dengan ikhlas
Dan ia selalu tegar dalam menghadapi kerikil kerikil kehidupan
Jika ada sesuatu yang berhubungan dengan anaknya
Beliau selalu bertanya dan menunggu………..
Ia tidak ingin membuat berat dan beban untuk anaknya…..
Di usianya yang ke -67……
Matahari itu mulai bergeser……
Penyakit yang diderita mulai berjalan menguasai dirinya……
Semakin hari…semakin tenggelam…..dan
Keheningan mulai perlahan lahan berjalan…seiring dengan pergeseran dirinya
Tidak ada kata……..yg keluar darinya
Dirinya terdiam,…khusuk untuk menyambut kehadiran sang Maha Rahman
Kecintaan akan anak,suami,keluarga….ia tanggalkan satu persatu….
Ia nikmati diri bersama pelukan sang kekasih abadi……..yang Maha Rahman dan Rahim
Tenang………dan hidmat………
Tidak ada pemberontakan sedikitpun dari dirinya
Tidak ada satu ucapan yang keluar…….pada dirinya…..untuk mengeluh dan merintih
Semua dihadapi dengan ke ikhlasan dan rasa syukur
Disaat matahari mulai benar benar terbenam
Dibiaskan warna merah terbaut putih………
Begitu indahnya……dan
Begitu cantiknya………
Hingga orang orang yang ada disampingnya……..
Membisikkan kata kata toyyibah….tidak menyadarinya..
Ternyata sang matahari itu telah menghadap Rob-Nya
Dengan hati yang tenang dan ridho
Ia terasa tidur dengan pulas,sambil tersenyum…….
Ia tinggalkan kehidupan ini….....
Hari selasa,12-November’2013….Ibu Hj Rasulbi telah meninggalkan kita semua
Seketika itu hujan pun tiba……….
Seiring perjalanan menuju rumah……..
Hujan mulai perlahan lahan berhenti……..
Setelah dimandikan………semakin nampak kecantikannya dan tubuhnya pun semakin ringan
Di letakkan dirinya di tengah tengah saudara….untuk di shalatkan…..lalu
Janazah itu dibawa ke masjid…..untuk dishalatkan dengan iringan hujan yang halus
Setelah selesai di shalatkan…….tanpa menyadari…..
Sang matahari…itu…..diantar ke peristirahatan yang terakhir…….
Begitu cepatnya perjalanan jenazah itu……….dengan iringan hujan yang sangat lembut
Setelah pemakaman selesai……
alangkah terkejutnya…….ternyata kelembutan hujan itu,selesai……..
Disaat pemakaman selesai………..
Dengan tiupan angin yang dingin…terasa tenang dan nyaman…suasana di pemakaman saat itu
Ingin rasanya berlama lama disamping kuburan ibu
Begitu cepat……….perjalanannya
Begitu kami masih haus…untuk mendampingi beliau
Karena belum banyak apa yang bisa kami lakukan untuk beliau
Ajal…..menjadikan diri kami tersadar
Betapa …….berharganya kehadiran beliau
Jika saat itu….Engkau memberi pilihan pada kami….
Tentunya kami masih menginginkan kehadiran beliau…..
Walaupun seluruh harta……..menjadi penggantinya……
Maafkan kami ya……Allah…..
Jika kami lalai dan mengabaikan tugas tugas kami seorang anak
Semoga ibunda ……
Engkau tempatkan bersama sama kekasih-Mu,…..aamiin.

Senin, 10 September 2018

Hadits Qudsi Antara Allah dan Hamba

HADIST QUDSY

يا ابن آدم لا تخافن من ذي سلطان مادام سلطاني باقياً وسلطاني لا ينفذ أبداً

Wahai anak Adam...
Janganlah engkau takut kepada pemilik kekuasaan, selama kekuasaan-Ku masih ada... dan kekuasaan-Ku tidak akan sirna selamanya...

يا ابن آدم لا تخش من ضيق الرزق وخزائني ملآنة وخزائني لا تنفذ أبداً

Wahai anak Adam...
Janganlah engkau cemaskan sempitnya rezeki, selama perbendaharaan-Ku masih ada... dan perbendaharaan-Ku tidak akan habis selamanya...

يا ابن آدم لا تطلب غيري وأنا لك فإن طلبتني وجدتني، وإن فتني فتك وفاتك الخير

Wahai anak Adam...
Janganlah meminta kepada selain Aku... sementara engkau memiliki Aku...
Jika engkau mencari-Ku, engkau akan menemukan Aku...
Dan jika engkau kehilangan Aku, maka engkau kehilangan seluruh kebaikan...

يا ابن آدم خلقتك للعبادة فلا تلعب، وقسمت لك رزقك فلا تتعب، فإن رضيت بما قسمته لك أرحت قلبك وبدنك، وكنت عندي محموداً، وإن لم ترض بما قسمته لك فوعزتي وجلالي لأسلطن عليك الدنيا تركض فيها ركض الوحوش في البرية ثم لا يكون لك منها إلا ما قسمته لك، وكنت عندي مذموماً

Wahai anak Adam...
Aku ciptakan engkau untuk beribadah, maka janganlah engkau bermain-main...
Dan Aku telah tetapkan bagimu rezekimu, maka janganlah penatkan ragamu...
Jika engkau ridha terhadap pembagian-Ku, maka akan Aku tenangkan jiwa dan ragamu, dan engkau menjadi orang terpandang di sisi-Ku...
Dan jika engkau tidak ridha terhadap pembagian-Ku, maka Demi Kemuliaan dan Keperkasaan-Ku, sungguh akan aku bebankan engkau dengan dunia, engkau terseok-seok laksana hewan melata di permukaan bumi, kemudian engkau tidak akan mendapatkan apa-apa selaian yang telah aku tetapkan, dan engkau menjadi orang tercela di sisi-Ku...

يا ابن آدم خلقت السماوات السبع والأراضين السبع ولم أعي بخلقهن، أيعييني رغيف عيش أسوقه لك بلا تعب ؟

Wahai anak Adam...

Aku ciptakan tujuh langit dan tujuh bumi, dan aku tidak berat menciptakan itu semua...

Lantas apa beratnya bagi-Ku menyediakan roti untuk hidupmu?

يا ابن آدم أنا لم أنس من عصاني فكيف من أطاعني ؟ وأنا رب رحيم وعلى كل شيء قدير

Wahai anak Adam...

Aku tidak lupa kepada orang yang telah bermaksiat kepada-Ku...

Lantas bagaimana mungkin Aku lupa kepada mereka yang ta'at kepada-Ku?

Sedangkan Aku adalah Tuhan Yang Maha Pengasih dan Berkuasa atas segala sesuatu?

ياابن آدم لا تسألني رزق غد كما لم أطالبك بعمل غد .

Wahai anak Adam...

Janganlah engkau minta kepada-Ku rezekimu esok hari...

Sebagaimana Aku tidak menyuruhmu melakukan pekerjaan esok hari...

يا ابن آدم أنا لك محب فبحقي عليك كن لي محباً

Wahai anak Adam...

Aku sungguh mencintaimu...

Maka demi hak-Ku di atasmu, jadilah engkau orang yang cinta kepada-Ku.

Selasa, 17 April 2018

Cinta

       Cinta

Kuberikan cinta padamu
Karena cinta itu ada pada diriku...
dan keberadaannya
adalah karena rahmat dari-Nya

Cinta yang kuwujudkan
Adalah cermin cintaku kepada-Nya
Meski sebagai cermin,
Bukan berarti aku harus menyamakanmu.
Karena kamu bukanlah seperti-Nya.

Kenikmatan cinta yg kudapat darimu
Menambah rinduku kepada-Nya
Tanpa diri-Nya
Aku takkan mampu merasakannya.

Untuk itu...
Berikan kemampuan padaku
untuk selalu mensyukurinya.
Agar aku selalu bisa merasakan nikmatnya cinta.

Jumat, 16 Februari 2018

Al-Qur'an

Saudaraku....
Mari kita terus....berusaha menjadikan Al-Qur'an bacaan utama kita.....
Yakini saudaraku....
Hanya kebenaran Al-Qur'an yang menjadikan Qalbu kita hidup...tanpa membaca,mempelajari,memahami dan melaksanakan.....
Kita sulit prilaku kita di benarkan oleh Allah/di Ridhoi....
Semakin jarang kita melakukan di atas....
Yakini....
Kalau Qalbu kita tertutup....
Walaupun nampak kebaikan yang kita lakukan....
In shaa Allah kebaikan prilaku kita akan tercecer...sehingga sampai Allah dalam keadaan 0
Mengapa.....?
Karena kita lakukan semua itu dengan standart diri ( ego,nafsu dan harga diri)
Dan hanya Allah lah yang akan mampu menjadikan kita berprilaku benar...
Dengan syarat cinta Al-Qur'an/cintai Allah dan Rasulullah.....maaf dan mks......dr.Arajs'2018

Senin, 05 Februari 2018

Surat Umar Bin Khattab kepada Panglima Perang Sa'ad bin Abi Waqosh

Mohon Baca yang Tenang Ya.....
* Surat Umar Bin Khattab Saat Menjadi Khalifah kepada Pasukan Perang Islam ( Saad Bin Abi Waqash )*
sesungguhnya faktor utama kekalahan dan melemahnya peran umat Islam bukanlah terletak pada kuatnya pihak musuh-musuh Islam, tetapi lebih disebabkan oleh melemahnya kekuatan umat Islam yang diakibatkan oleh perbuatan kemaksiatan yang dilakukan. Kemaksiatan terbesar terutama berupa sikap menyekutukan Alloh Swt (musyrik) dalam beribadah serta tidak memperdulikan lagi atas berbagai aturan (syari’at) yang diperintahkan-Nya.

Perbuatan maksiat yang dilakukan oleh umat Islam itulah yang telah dikhawatirkan oleh Umar bin Kaththabr.a. saat beliau menjadi Khalifah, hal ini sebagaimana dapat kita simak dari pesan tertulis beliau yang pernah disampaikannya kepada Sa’ad bin Abi Waqash ketika akan menghadapi sebuah pertempuran. Pada surat itu ditulis pesan sebagai berikut:

“Umar bin Kaththab ra. telah menulis sepucuk surat kepada Sa’ad bin Abi Waqash r.a.: ‘Sesungguhnya kami memerintahkan kepadamu dan kepada seluruh pasukan yang kamu pimpin, agar taqwa dalam segala keadaan, karena taqwa kepada Alloh merupakan seutama-utamanya persiapan dan strategi paling kuat dalam menghadapi pertempuran. Aku perintahkan pula kepadamu dan pasukan yang kamu pimpin agar benar-benar menjaga diri dari berbuat maksiat. Karena maksiat yang engkau perbuat pada saat berjuang lebih aku khawatirkan daripada kekuatan musuh, sebab engkau akan ditolong Alloh jika musuh-musuh Alloh telah berbuat banyak maksiat, karena jika tidak demikian kamu tidak akan punya kekuatan sebab jumlah kita tidaklah sebanyak jumlah pasukan mereka, dimana persiapan mereka berbeda dengan persiapan yang kita lakukan. Jika kita sama-sama berbuat maksiat sebagaimana yang dilakukan oleh musuh-musuh kita, maka kekuatan musuh akan semakin hebat. Sangatlah berat kita akan dapat mengalahkan musuh kita jika hanya mengandalkan pada kekuatan yang kita miliki, kecuali dengan mengandalkan ketaqwaan kita kepada Alloh dan senantiasa menjaga diri dari berbuat maksiat...” (Lihat : Kitab Al ‘Aqdul Farid jilid I, hlm. 101; Kitab Nihayatul Arab jilid VI, hlm. 168; Kitab Ikhbarul Umar wa Ikhbaru Abdullah bin Umar jilid I, hlm. 241-242; Kitab Ikbasu min Ikhbarul Khulafa Ar-Rosyidin hlm 779, serta buku Jihad tulisan Dr. Mahfudz Azzam, hlm. 28).

Selasa, 09 Januari 2018

Yang di Sukai Allah

_*JANGAN BANGGA DENGAN BANYAK SHALAT, PUASA, DAN ZIKIR KARENA ITU SEMUA BELUM MEMBUAT ALLAH SENANG*_❗❗❗
_*```MAU TAHU APA YANG MEMBUAT ALLAH SENANG?*_
*_Nabi Musa : Wahai Allah, aku sudah melaksanakan ibadah. Lalu manakah ibadahku yang membuat Engkau senang?_*
*_Allah SWT:_*
*_SHALAT? Sholat mu itu untukmu sendiri, karena dengan mengerjakan shalat, engkau terpelihara dari perbuatan keji dan munkar._*
*_DZIKIR? Dzikirmu itu hanya untukmu sendiri, membuat hatimu menjadi tenang._*
*_PUASA? Puasamu itu untukmu sendiri, melatih dirimu untuk memerangi hawa nafsumu sendiri._*
*_Nabi Musa : Lalu apa yang membuat Mu senang Ya Allah?_*
*_Allah SWT: SEDEKAH, INFAQ, ZAKAT serta PERBUATAN BAIK-mu._*
_Itulah yang membuat AKU senang, karena tatkala engkau membahagiakan orang yang sedang susah, AKU hadir di sampingnya.
---Dan AKU akan mengganti dengan ganjaran 700 kali (Al-Baqarah 261-262)---_
*_Nah, bila kamu sibuk dengan ibadah ritual dan bangga akan itu... maka itu tandanya kamu hanya mencintai dirimu sendiri, bukan Allah._*
*_Tapi, bila kau berbuat baik dan berkorban untuk orang lain... maka itu tandanya kau mencintai Allah dan tentu Allah senang karenanya._*
*_Buatlah Allah senang maka Allah akan limpahkan rahmat-Nya dengan membuat hidupmu lapang dan bahagia_*
*(Dikutip dari Kitab Mukasyafatul Qulub Karya Imam Al Ghazali)*
Semoga kita termasuk orang yang khusuk dalam beribadah dan senang membantu orang yg susah 🙏🏻

Prabu Satrio Witjaksono

Menjulurkan Kain Hingga Menutupi Mata Kaki

*PERIHAL ISBAL*

Sudah sangat lazim dalam kehidupan bermasyarakat kita sebagian dari saudara-saudara kita yang men genakan pakaian-pakaian (yang katanya) ala Nabi dengan alasan untuk mengamalkan sunnah-sunnahnya, salah satunya adalah berpakaian dengan mengatungkan celana agar tidak sampai di bawah mata kaki. Karena memanjangkan pakaian sampai di bawah mata kaki adalah Isbal. Sedangkan dalam sebagian literatur hadis, isbal adalah suatu hal yang dilarang oleh Nabi Muhammad SAW.

Sebagaimana dalam hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dalam Sahih-nya dari Abu Hurairah:

ما أسفل من الكعبين من الإزار ففي النار

Bagian kain yang memanjang ke bawah menutupi dua mata kaki adalah berada di neraka

Jika kita hanya membaca dan menggunakan hadis di atas, maka seolah-olah yang menjadi permasalahannya adalah pakaian yang menjulur sampai di bawah mata kaki. Seolah-olah hanya karena pakaian yang menjulur ke bawah seseorang dikatakan pantas masuk neraka. Padahal dalam hadis di atas, Rasulullah sama sekali tidak menyampaikan alasan apapun.

Maka dari itu, hadis di atas tidak bisa difahami secara parsial. Dibutuhkan pembacaan yang lebih komprehensif dengan mengumpulkan riwayat-riwayat lain yang setema agar pembaca bisa menemukan inti dari hadis tersebut. Dan juga agar pemahaman kita terhadap hadis larangan menjulurkan kain tersebut bisa lebih utuh dan tidak terkesan setengah-setengah.

Salah satu metode pemahaman hadis, sebagaimana yang dilakukan oleh Ibnu Hajar al-Asyqalani adalah dengan mengumpulkan hadis-hadis yang setema (Jam’u arriwayah). Dari model metode inilah kita bisa mengetahui apakah hadis tersebut bertentangan dengan sumber-sumber hukum yang lain, atau sekaligus menemukan illat dalam hadis lain yang tidak dicaantumkan dalam hadis yang kita baca dan fahami pertama kali.

Dalam hadis lain, Bukhari juga meriwayatkan melalui Ibnu Umar:

بينما رجل يجر إزاره خسف به فهو يتجلجل في الأرض إلى يوم القيامة

Ketika seseorang laki-laki menyeret kainnya karena rendah (menutupi mata kaki), maka ia berbuat sombong di muka bumi sampai hari kiamat.

Dari hadis di atas mulai muncul kata “sombong” dalam susunan redaksinya. Hal ini sepertinya memiliki kaitan yang erat maksud menjulurkan kain ke bawah mata kaki. Maka perlu dicari kembali hadis-hadis yang berkaitan dengan “menjulurkan kain di bawah mata kaki” dan “sombong”.

Dalam beberapa riwayat yang lain, menjelaskan bahwa konsekuensi neraka tersebut adalah bagi orang-orang yang sombong. Sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari melalui Ibnu Umar:

Baca Yuk:  Hadis Tentang Menyerupai Suatu Kaum: Popularitas, Penggunaan dan Pemahamannya

لا ينظر الله يوم القيامة إلى من جر ثوبه خيلاء

Allah tidak akan melihat (merahmati) orang yang menyeret kainnya karena sombong. (H.R al-Bukhari)

Dalam riwayat lain juga dijelaskan bahwa nabi membiarkan Abu Bakar menyeret kainnya:

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ جَرَّ ثَوْبَهُ خُيَلَاءَ لَمْ يَنْظُرْ اللَّهُ إِلَيْهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ إِنَّ أَحَدَ شِقَّيْ ثَوْبِي يَسْتَرْخِي إِلَّا أَنْ أَتَعَاهَدَ ذَلِكَ مِنْهُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّكَ لَسْتَ تَصْنَعُ ذَلِكَ خُيَلَاءَ

Rasulullah SAW bersabda: Siapa yang menyeret kainnya karena sombong, maka Allah tidak akan melihat (merahmati)-nya. Kemudian Abu Bakar bertanya: Wahai Rasulullah, susungguhnya bagian dari kainku menjulur. Kecuali aku harus terus menjaganya agar tidak menjulur. Rasulullah bersabda: Kamu tidak termasuk orang yang melakukannya dengan sombong. (H.R al-Bukhari)

Dari hadis di atas, Abu Bakar dibiarkan oleh Rasulullah SAW menjulurkan kainnya karena Abu Bakar tidak termasuk orang yang sombong. Menurut Ibnu Hajar dalam Fathul Bari-Nya, Abu bakar selalu menjulurkan kainnya karena badanya yang kurus. Sehingga kain tersebut menjulur sendiri tanpa diinginkan oleh Abu Bakar. Bahkan al-Bukhari secara khusus membuat bab tersendiri yang menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan “menjulurkan kainnya” adalah karena sombong. Bab tersebut diberi judul oleh al-Bukhari dengan “Bab Man Jarra Tsaubahu Khuyalaa’a”.

Dalam riwayat lain juga disebutkan:

لا ينظر الله يوم القيامة إلى من جر ثوبه بطرا

Allah tidak akan melihat (merahmati) orang yang menyeret kainnya karena sombong. (H.R al-Bukhari)

بينما رجل يمشي في خلة تعجبه نفسه مرجل جمته إذ خسف الله به فهو يتجلجل إلي يوم القيامة

Ketika seseorang berjalan dengan pakaian yang membuat dirinya bangga, menata rambut belakangnya sampai bahu, seketika itu Allah merendahkannya, maka ia akan tenggelam sampai hari kiamat. (H.R al-Bukhari).

Dari hadis-hadis di atas, walaupun dengan redaksi yang berbeda, sebenarnya mengerucut pada satu hal yang sama, yakni sombong. Bahkan Ibnu Hajar al-Asqalani pun mengatakan bahwa keharaman menjulurkan kain sampai di bawah mata kaki khusus berlaku bagi orang yang sombong.

Prof. Dr. Ali Mustafa Yaqub, MA. mengutip Ibnu Hajar al-Asqalani menyebutkan bahwa apabila ada dua hadis, yang pertama tidak mencantumkan illat sedangkan hadis-hadis lain mencantumkan maka hadis yang menyebutkan illat harus diunggulkan. Termasuk pada hadis menjulurkan kain ini. Maka bisa disimpulkan yang sebenarnya dilarang oleh nabi bukanlah terletak pada perkara menjulurkan kainnya, melainkan pada sifat sombongnya.

Baca Yuk:  Hukum Merayakan Tahun Baru Perspektif Pemahaman Hadis (1)

Maka wajar jika orang tersebut masuk neraka. Karena hal itu merupakan konsekuensi dari sifat sombong yang dimilikinya melalui lantaran menjulurkan pakaian ke bawah. Hal ini senada dengan hadis yang diriwayatkan oleh Muslim melalui Ibnu Masud:

لا يدخل الجنة من كان في قلبه مثقال ذرة من كبر

Tidak akan masuk surga orang yang di hatinya terdapat sifat sombong seberat dzarrah. (H.R. al-Bukhari)

Kain dan Identitas Strata

Membaca sebuah hadis tidak bisa lepas dari kondisi sosial saat itu, ketika orang arab pada masa itu banyak yang dilanda paceklik dan kemiskinan. Sehingga kain pun menjadi komoditas yang termasuk langka. Bahkan sebagian masyarakat arab saat itu harus bergantian dengan pasangannya jika mau keluar rumah.

Karena mereka hanya memiliki satu baju untuk berdua. Sedangkan para orang kaya mereka masih memiliki banyak kain bahkan saking banyaknya sampai kain tersebut menjulur ke bawah hingga terseret-seret.

Di saat seperti itulah nabi ingin mengajarkan kita arti peduli dan arti sederhana yang sesungguhnya. Yakni tidak berlebihan untuk diri sendiri di saat yang lain sedang kesulitan.

Analoginya seperti ini, jika di desa kita handphone adalah suatu hal yang sangat langka, dan di saat itu kita adalah satu-satunya orang yang memiliki handphone maka biasanya kita akan sering menggunakannya di luar rumah agar dilihat orang.

Di saat seperti inilah hati kita akan merasa bahwa kita lebih baik dari pada tetangga-tetangga kita yang tidak memiliki handphone. Di saat seperti itulah muncul sifat sombong dalam diri kita. Dan hal seperti inilah yang dilarang oleh Rasulullah SAW.

Tidak Isbal tapi tetap sombong

Sudah sangat jelas sekali bahwa illat dari hadis tersebut adalah sombong. Lalu bagaimana dengan orang-orang yang ingin mengamalkan hadis tersebut sehingga semua celanannya dibuat cingkrang? Tentu hal itu tidak masalah jika memang benar-benar ingin mengharap keberkahan dengan ittiba’ (mengikuti) nabi. Namun jika dalam hatinya dia merasa lebih baik dari orang-orang yang tidak bercelena atau bersarung di atas mata kaki, atau malah menyalahkan orang yang tidak memakai celana cingkrang, bahkan mengkafirkan, maka justru orang tersebutlah yang memiliki sifat sombong yang sejatinya dimaksudkan dalam hadis-hadis di atas.

Wallahu alam.