Translate

Selasa, 15 Desember 2015

Detik Detik Terakhir Rasulullah

MENDULANG HIKMAH DARI PERISTIWA DETIK-DETIK PERPISAHAN DENGAN SANG KEKASIH

📌 Sang kekasih itu adalah Rasulullah shahallahu alaihi wasallam tercinta......

Dekatnya ajal Rasulullah shahallahu alaihi wasallam ditandai dengan diturunkannya Surat An-Nashr. Surat An-Nashr diturunkan pada pertengahan hari Tasyriq di Mina pada waktu Haji Wada’.

Berkata Ibnu ‘Umar ;

نَزَلَتْ هَذِهِ السُّوْرَةُ بِمِنَى فِيْ حَجَّةِ الْوَدَاعِ، ثُمَّ نَزَلَتْ "اَلْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِيْنَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِيْ" [المائدة: 3] فَعَاشَ بَعْدَهُمَا النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَمَانِيْنَ يَوْمًا. ثُمَّ نَزَلَتْ آيَةُ الْكَلَالَةُ، فَعَاشَ بَعْدَهَا خَمْسِيْنَ يَوْمًا. ثُمَّ نَزَلَ "لَقَدْ جَآءَكُمْ رَسُوْلٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ" [التوبة: 128] فَعَاشَ بَعْدَهَا خَمْسَةٌ وَثَلَاثِيْنَ يَوْمًا. ثُمَّ نَزَلَ "وَاتَّقُوْا يَوْمًا تُرْجَعُوْنَ فِيْهِ إِلَى اللَّهِ" فَعَاشَ بَعْدَهَا أَحَدًا وَعِشْرِيْنَ يَوْمًا.

“(Surat An-Nashr) turun di Mina ketika Haji Wada’. Kemudian turun, “Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu, dan telah Aku cukupkan kepadamu nikmat-Ku.” (QS. Al-Maidah : 3).

Setelah turunnya kedua wahyu ini Nabi shahallahu alaihi wasallam hidup selama 80 hari.

Kemudian turunlah ayat Kalalah (Kalalah adalah seorang yang meninggal dunia yang tidak meningalkan bapak dan anak). (QS. An-Nisa’ : 176). Setelah turunnya ayat ini Nabi shahallahu alaihi wasallam hidup selama 50 hari.

Lalu turun ayat, “Sungguh telah datang kepada kalian seorang Rasul dari kaum kalian sendiri” (QS. At-Taubah : 128). Setelah turunnya ayat ini Nabi shahallahu alaihi wasallam hidup selama 35 hari.

Kemudian turun ayat, “Dan takutlah kalian (pada) hari yang waktu itu kalian semua dikembalikan kepada Allah.” (QS. Al-Baqarah : 281). Setelah turunnya ayat ini Nabi shahallahu alaihi wasallam hidup selama 21 hari.” (Al-Jami’ li Ahkamil Qur’an, 20/103).

Pada akhir bulan Shafar tahun 11 Hijriyah Rasulullah shahallahu alaihi wasallam keluar menuju Uhud, lalu beliau mendoakan para syuhada’ Uhud. Kemudian menuju mimbar dan bersabda;

إِنِّيْ فَرَطَ لَكُمْ وَأَنَا شَهِيْدٌ عَلَيْكُمْ إِنِّيْ وَاللَّهِ لَأَنْظُرُ إِلَى حَوْضِيْ الْآنَ وَإِنِّيْ أُعْطِيْتُ مَفَاتِيْحَ خَزَائِنُ الْأَرْضِ أَوْ مَفَاتِيْحَ الْأَرْضِ

“Sesungguhnya aku mendahului kalian, aku akan menjadi saksi bagi kalian. Sungguh aku sekarang telah melihat telagaku, dan sungguh aku telah diberikan kunci-kunci simpanan bumi atau kunci-kunci bumi.” Shahihul Bukhari, 5/6218.

Kemudian Rasulullah shalallahu alaihi wasallam pergi ke pekuburan Baqi’ mengucapkan salam kepada para penghuninya dan memintakan ampun untuk mereka.

▪PERMULAAN SAKIT :

Hari Senin tanggal 29 Shafar tahun 11 H, Rasulullah shalallahu alaihi wasallam mengalami sakit kepala dan merasakan panas yang sangat. Rasulullah shalallahu alaihi wasallam mengalami sakit selama 13 atau 14 hari, namun Rasulullah shalallahu alaihi wasallam masih sempat mengimami shalat berjama’ah sekitar 11 hari.

▪PEKAN TERAKHIR SEBELUM WAFAT :

Sakit Rasulullah shalallahu alaihi wasallam semakin parah, Rasulullah shalallahu alaihi wasallam tinggal di rumah ‘Aisyah radhiyallahu 'anha. Selama tinggal di sana, ‘Aisyah membacakan Surat Muawwidzaat; Surat Al-Ikhlash, Al-Falaq, dan An-Nas, kemudian ditiup dan diusapkan ke tubuh Rasulullah shalallahu alaihi wasallam dengan tangan Rasulullah shalallahu alaihi wasallam.

▪ LIMA HARI SEBELUM WAFAT :

Ketika beliau merasakan kesehatannya agak membaik, maka beliau masuk masjid dengan kepala diikat. Lalu duduk di atas mimbar dan berkhutbah di hadapan manusia;

لَعَنَ اللَّهُ الْيَهُوْدَ اِتَّخَذُوْا قُبُوْرَ أَنْبِيَائِهِمْ مَسَاجَدَ

“Allah Ta'ala melaknat atas orang-orang yahudi yang telah menjadikan kuburan para Nabi-nabi mereka sebagai masjid.” HR. Bukhari Juz 4 : 4177.

▪ EMPAT HARI SEBELUM WAFAT:

Empat hari sebelum Rasulullah shalallahu alaihi wasallam wafat, Rasulullah shalallahu alaihi wasallam masih sempat shalat Maghrib dengan mambaca Surat Al-Mursalat. Namun pada waktu Shalat Isya’, sakit beliau semakin berat, sehinga beliau tidak kuasa untuk keluar.

Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bertanya kepada Aisyah ;

أَصَلَّى النَّاسَ قُلْنَا لَا هُمْ يَنْتَظِرُوْنَكَ قَالَ ضَعَوْا لِيْ مَاءً فِي الْمَخْضَبِ قَالَتْ فَفَعَلْنَا فَاغْتَسَلَ فَذَهَبَ لِيَنْوِءَ فَأُغْمِيَ عَلَيْهِ ثُمَّ أَفَاقَ فَقَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَصَلَّى النَّاسَ قُلْنَا لَا هُمْ يَنْتَظِرُوْنَكَ يَا رَسُوْلَ اللَّهِ قَالَ ضَعَوْا لِيْ مَاءً فِيْ الْمَخْضَبِ قَالَتْ فَقَعَدَ فَاغْتَسَلَ ثُمَّ ذَهَبَ لِيَنْوِءَ فَأُغْمِيَ عَلَيْهِ

“Apakah orang-orang sudah shalat?” Kami berkata, ”Belum, mereka menunggu engkau.” Beliau bersabda, ”Letakkan air bejana untukku.” Kami pun melakukannya. Lalu beliau mandi dan hendak bangkit, namun beliau pingsan. Kemudian sadar dan bersabda, ”Apakah orang-orang sudah shalat?” Kami berkata, ”Belum, mereka menunggu engkau, wahai Rasulullah.” Beliau bersabda, ”Letakkan air bejana untukku.” Kemudian beliau duduk dan mandi, lalu beliau hendak bangkit, namun beliau pingsan lagi.” Muttafaq ‘alaih. HR. Bukhari Juz Juz 1 : 655, lafazh ini miliknya dan Muslim Juz 1 : 418.

▪ DUA HARI SEBELUM WAFAT :

Pada hari Sabtu, Rasulullah shalallahu alaihi wasallam merasakan sakitnya agak ringan. Maka dengan dibopong dua orang, beliau keluar untuk shalat Zhuhur. Sementara Abu Bakar sedang mengimami shalat. Ketika Abu Bakar melihatnya, maka Abu Bakar berusaha untuk mundur, namun Rasulullah shalallahu alaihi wasallam memberikan isyarat kepadanya agar tidak mundur. Rasulullah shalallahu alaihi wasallam didudukkan di samping kiri Abu Bakar , Abu Bakar mengikuti shalatnya Rasulullah shalallahu alaihi waasallam dan memperdengarkan takbir kepada makmum. (Ar-Rahiqul Makhtum, Shafiyurrahman Mubarakfuri).

▪ SEHARI SEBELUM WAFAT :

Pada Hari Ahad, sehari sebelum Rasulullah shalallahu alaihi wasallam wafat. Rasulullah shalallahu alaihi wasallam memerdekakan hamba sahaya, beliau bersedekah sebanyak sembilan dinar, senjata beliau dihadiahkan kepada kaum muslimin. (Ar-Rahiqul Makhtum, Shafiyurrahman Mubarakfuri).

Pada malam harinya ’Aisyah meminjam minyak untuk lampu dari tetangganya. Saat itu baju besinya digadaikan kepada seorang yahudi untuk mendapatkan tiga puluh sha’ gandum. (Shahihul Bukhari, 4/4197).

▪ HARI TERAKHIR SANG KEKASIH :

Pada hari Senin, ketika kaum muslimin Shalat Shubuh diimami oleh Abu Bakar, Rasulullah shalallahu alaihi wasallam membuka tirai rumahnya untuk melihat mereka, beliau tersenyum dan tertawa. Abu Bakar mundur ke barisan shalat, karena ia mengira bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wasallam akan shalat. Namun Rasulullah shalallahu alaihi wasallam melambaikan tangannya dan memberikan isyarat agar mereka meneruskan shalatnya. Kemudian beliau masuk kembali ke kamarnya dan menutup tirai rumahnya. (Shahihul Bukhari, 4/4183).

Di waktu Dhuha Rasulullah shalallahu alaihi wasallam memanggil Fathimah , lalu membisikkan sesuatu kepadanya, ia pun menangis. Kemudian Rasulullah shalallahu alaihi wasallam membisikinya lagi, lalu ia tersenyum. Di kemudian hari setelah Rasulullah shalallahu alaihi wasallam wafat, ‘Aisyah bertanya kepada Fathimah tentang kejadian tersebut.

Maka Fathimah menjawab;

سَارَّنِيْ النَّبِيُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ يَقْبِضُ فِيْ وَجْعِهِ الَّذِيْ تُوُفِّيَ فِيْهِ فَبَكَيْتُ ثُمَّ سَارَّنِيْ فَأُخْبِرَنِيْ أَنِّيْ أَوَّلُ أَهْلِ بَيْتِهِ يَتْبَعَهُ فَضَحِكْتُ.

“Nabi shalallahu alaihi wasallam membisikkan kepadaku bahwa beliau akan meninggal dunia karena sakit yang dideritanya, maka aku menangis. Kemudian baliau membisikiku lagi memberitahukanku bahwa akulah dari kalangan keluarganya yang pertama kali menyusulnya, maka aku tersenyum.” HR. Bukhari Juz 4 : 4170.

Rasulullah shalallahu alaihi wasallam mencium Hasan dan Husain , lalu berwasiat kepada keduanya. Beliau berwasiat kepada isteri-isterinya. Dan Rasulullah shalallahu alaihi wasallam juga berwasiat kepada kaum muslimin;

اَلصَّلَاةُ، وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ.

“Shalat dan (perhatikanlah) hamba sahaya yang kalian miliki.” As-Sirah Nabawiyah, 4/473.

▪ SEKARATUL MAUT :

Hari Senin tangga 12 Rabi’ul Awwal tahun 11 Hijriyah pada waktu Dhuha, tepat usia Rasulullah shalallahu alaihi wasallam 63 tahun lebih
[15/12 20:40] Bgl Hanafi Cik Nur: empat hari. Rasulullah shalallahu alaihi wasallam berada dipangkuan ‘Aisyah .

Saat itu ‘Abdurrahman bin Abi Bakar datang membawa siwak. Rasulullah shalallahu alaihi wasallam memandang ke arahnya. ‘Aisyah bertanya, “Maukah aku ambilkan (siwak tersebut) untukmu?” ‘Aisyah tahu bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wasallam menyenangi siwak. Rasulullah shalallahu alaihi wasallam menganggukkan kepala, tanda setuju. Dikunyahlah siwak tersebut oleh ‘Aisyah dan digosokkan ke mulut Rasulullah shalallahu alaihi wasallam. Di hadapan Rasulullah shalallahu alaihi wasallam terdapat air dalam sebuah wadah. Beliau memasukkan kedua tangannya ke dalam wadah tersebut dan mengusapkan ke wajahnya, dan bersabda;

لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، إِنَّ لِلْمَوْتِ لَسَكَرَتُ.

“Tidak ada Sesembahan yang berhak untuk disembah selain Allah, sesungguhnya setiap kematian ada sekaratnya.”

Setelah selesai bersiwak, beliau mengangkat tangannya dan jarinya, matanya memandang ke arah langit-langit, bibirnya bergerak-gerak.’ Aisyah i berusaha mendengarkan kata-kata yang beliau ucapkan;

مَعَ الَّذِيْنَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّيْنَ وَالصِّدِّيقِيْنَ وَالشُّهَدَآءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيْقًا. ذَلِكَ الْفَضْلُ مِنَ اللَّهِ وَكَفَى بِاللَّهِ عَلِيْمًا.

“Bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu para Nabi, para shiddiqun, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang shalih. Dan mereka itulah sebaik-baik teman. Yang demikian itu adalah karunia dari Allah, dan cukuplah Allah yang Maha Mengetahui. ”

اَللَّهُمَّ اغْفِرْلِيْ وَارْحَمْنِيْ، وَأَلْحِقْنِيْ بِالرَّفِيْقِ الْأَعْلَى، اَللَّهُمَّ الرَّفِيْقِ الْأَعْلَى.

“Ya Allah, ampunilah aku, rahmatilah aku, pertemukan aku dengan teman yang tinggi (kedudukannya). Ya Allah, pertemukan aku dengan teman yang tinggi (kedudukannya).”

Beliau mengulangi kalimat tersebut sebanyak tiga kali, kemudian tangan beliau lemas dan akhirnya ruh beliau terpisah dari tubuhnya. Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.

▪ KESEDIHAN YANG MENDALAM YANG DIALAMI PARA SAHABAT :

Berita wafatnya Rasulullah shalallahu alaihi wasallam segera tersebar seantero Madinah.

Anas radhiyallahu anhu berkata;
“Tidak pernah aku melihat hari yang lebih bersinar terang, kecuali saat Rasulullah a datang ke negeri kami. Dan tidak pernah aku melihat yang lebih kelam dan gelap, selain hari wafatnya Rasulullah shalallahu alaihi wasallam.” (Ar-Rahiqul Makhtum, Shafiyurrahman Mubarakfuri).

‘Umar bin Khaththab radhiyallahu anhu pada awalnya tidak dapat menerima berita wafatnya Rasulullah shalallahu alaihi wasallam .

‘Umar berkata;

“Orang-orang munafik berkata bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wasallam wafat. Rasulullah shalallahu alaihi wasallam tidak wafat. Ia hanya pergi menemui Rabb-nya, sebagaimana Musa bin ‘Imran pergi meninggalkan kaumnya selama 40 hari, lalu ia kembali setelah diberitakan bahwa ia telah meninggal dunia. Demi Allah, barangsiapa yang mengatakan bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wasallam telah wafat, maka akan aku potong tangan dan kakinya.”

Ketika Abu Bakar radhiyallahu anhu mendengar berita wafatnya Rasulullah shalallahu alaihi wasallam ia menuju masjid, kemudian masuk ke kamar ‘Aisyah , lalu menuju jenazah Rasulullah shalallahu alaihi wasallam yang telah ditutup kain seluruh tubuhnya.

Abu Bakar radhiyallahu anhu menyingkap muka Rasulullah shalallahu alaihi wasallam dan menciumnya, lalu ia pun menangis. (Shahihul Bukhari, 4/4188).

Kemudian Abu Bakar radhiyallahu anhu keluar menemui manusia, dan berkata;

مَنْ كَانَ مِنْكُمْ يَعْبُدُ مُحَمَّدًا فَإِنَّ مُحَمَّدًا قَدْ مَاتَ، وَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ يَعْبُدُ اللَّهَ فَإِنَّ اللَّهَ حَيٌّ لَا يَمُوْتُ.

“Barangsiapa di antara kalian menyembah Muhammad shalallahu alaihi wasallam , sesungguhnya Muhammad shallahu alaihi wasallam telah wafat. Dan barangsiapa menyembah Allah, sesungguhnya Allah Maha Hidup dan tidak mati.”

Allah berfirman;

وَمَا مُحَمَّدٌ إِلَّا رَسُوْلٌ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُ أَفَإِنْ مَاتَ أَوْ قُتِلَ انْقَلَبْتُمْ عَلَى أَعْقَابِكُمْ وَمَنْ يَنْقَلِبْ عَلَى عَقِبَيْهِ فَلَنْ يَضُرَّ اللَّهَ شَيْئًا وَسَيَجْزِي اللَّهُ الشَّاكِرِيْنَ.

“Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah jika ia wafat atau dibunuh kalian akan berbalik ke (murtad) belakang? Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikit pun, dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.”
Berkata Ibnu ‘Abbas ;

وَاللَّهِ لَكَأَنَّ النَّاسَ لَمْ يَعْلَمْوْا أَنَّ اللَّهَ أَنْزَلَ هَذِهِ الْآيَةَ حَتَّى تَلَاهَا أَبُوْ بَكْرٍ فَتَلْقَاهَا مِنْهُ النَّاسُ كُلُّهُمْ فَمَا أَسْمَعُ بُشْرًا مِنَ النَّاسِ إِلَّا يَتْلُوْهَا.

“Demi Allah, seakan-akan manusia tidak mengetahui bahwa Allah telah menurunkan ayat tersebut, kecuali setelah Abu Bakar radhiyallahu saat itu membacanya. Ketika itu semua orang menerima ayat tersebut. Tidak ada seorang pun yang mendengarkan ayat tersebut, kecuali ia ikut membacanya.”

‘Umar radhiyallahu berkata;

وَاللَّهِ مَا هُوَ إِلَّا أَنْ سَمِعْتُ أَبَا بَكْرٍ تَلَاهَا فَعَقِرْتُ حَتَّى مَا تَقَلَنِيْ رِجْلَايَّ وَحَتَّى أَهْوَيْتُ إِلَى الْأَرْضِ حِيْنَ سَمِعْتُهُ تَلَاهَا عَلِمْتُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ مَاتَ.

“Demi Allah, aku tidak pernah menyadarinya sehingga Abu Bakar radhiyallahu anhu membacanya. Aku terpana, kedua kakiku terasa lemas, hingga aku jatuh ke tanah ketika aku mendengar (Abu Bakar y) membacanya. Saat itu aku baru menyadari bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wasallam telah wafat.”

▪ PENGURUSAN JENAZAH SANG KEKASIH :

Sebelum para sahabat melakukan pengurusan jenazah Rasulullah shalallahu alaihi wasallam , mereka berselisih pendapat tentang siapa yang menjadi khalifah setelah Rasulullah shalallahu alaihi wasallam .

Akhirnya para sahabat sepakat memilih Abu Bakar radhiyallahu sebagai khalifah pertama setelah Rasulullah shalallahu alaihi wasallam. Hal tersebut berlangsung hingga akhir malam Selasa menjelang Shubuh. Sementara jenazah Rasulullah shalallahu alaihi wasallam masih diselimuti kain.

Kemudian pada hari Selasa meraka baru memandikan jenazah Rasulullah shalallahu alaihi wasallam tanpa melapaskan kainnya. Yang memandikannya adalah ‘Abbas dan ‘Ali dibantu oleh Fadhl, Qatstsam, Syarqan, Usamah bin Zaid, dan Aus bin Khauli .

Setelah selasai dikafani, para sahabat berselisih dimanakah Rasulullah shalallahu alaihi akan dimakamkan.

Hingga Abu Bakar radhiyallahu anhu berkata, “Tidaklah ada seorang Nabi wafat, kecuali ia dikubur di tempat ia meninggal.” Maka segera Abu Thalhah mengangkat tempat tidur tempat Rasulullah shalallahu alaihi wasallam wafat, kemudian ia menggali lubang dan memuat lahad di dalamnya.

Sementara itu kaum muslimin menshalatkan jenazah Rasulullah shalallahu alaihi wasallam secara bergantian di rumah beliau. Dimulai dari sanak saudaranya, kaum muhajirin, kaum anshar, wanita, lalu anak-anak. Pengurusan jenazah Rasululah shalallahu alaihi wasallam selasai pada hari Selasa malam Rabu.

Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad, kepada keluarganya, dan para sahabatnya. Dan penutup doa kami, segala puji bagi Allah Rabb semesta alam.

✒ Abu Ghozie As-Sundawie

Tidak ada komentar: