Translate

Selasa, 14 April 2015

Ham

Ini Pidato Tokoh NU Yang Mengejutkan Dunia
Lama tidak terdengar kabar berita KH Hasyim
Muzadi, tiba-tiba tokoh Islam dari NU (Nahdhatul
Ulama) ini menyeruak dengan pidatonya yang
cukup menggetarkan.
Berbeda dengan Said Agil Siradj yang statement
nya selalu menuai kontroversi, pidato Hasyim
Muzadi yang tersebar di sosial media BBM ini
diyakini sebagai statment dari seorang tokoh
besar NU yang telah ditunggu-tunggu umat Islam
Indonesia selama ini.
Dalam pidatonya itu, KH Hasyim Muzadi yang
juga menjabat sebagai Presiden WCRP (World
Conference on Religions for Peace) sekaligus
Sekjen ICIS (International Conference for
Islamic Scholars) secara cerdas menjawab
sejumlah tuduhan PBB (perserikatan Bangsa-
Bangsa) baru-baru ini bahwa umat Islam
Indonesia anti toleransi beragama. Dan inilah
pidato ‘menggetarkan’ tersebut :
"Selaku Presiden WCRP dan Sekjen ICIS, saya
sangat menyayangkan tuduhan INTOLERANSI
agama di Indonesia. Pembahasan di forum dunia
itu, pasti karena laporan dari dalam negeri
Indonesia. Selama berkeliling dunia, saya belum
menemukan negara muslim mana pun yang
setoleran Indonesia.
Kalau yang dipakai ukuran adalah masalah
AHMADIYAH, memang karena Ahmadiyah
menyimpang dari pokok ajaran Islam, namun
selalu menggunakan stempel Islam dan
berorientasi Politik Barat. Seandainya Ahmadiyah
merupakan agama tersendiri, pasti tidak
dipersoalkan oleh umat Islam.
Kalau yang jadi ukuran adalah GKI YASMIN
Bogor, saya berkali-kali ke sana, namun
tampaknya mereka tidak ingin selesai. Mereka
lebih senang Yasmin menjadi masalah nasional &
dunia untuk kepentingan lain daripada
masalahnya selesai.
Kalau ukurannya PENDIRIAN GEREJA, faktornya
adalah lingkungan. Di Jawa pendirian gereja
sulit, tapi di Kupang (Batuplat) pendirian masjid
juga sangat sulit. Belum lagi pendirian masjid di
Papua. ICIS selalu melakukan mediasi.
Kalau ukurannya LADY GAGA & IRSHAD MANJI,
bangsa mana yang ingin tata nilainya dirusak,
kecuali mereka yang ingin menjual bangsanya
sendiri untuk kebanggaan Intelektualisme
Kosong ?
Kalau ukurannya HAM, lalu di Papua kenapa
TNI / Polri / Imam Masjid berguguran tidak ada
yang bicara HAM?
Indonesia lebih baik toleransinya dari Swiss yang
sampai sekarang tidak memperbolehkan Menara
Masjid, lebih baik dari Perancis yang masih
mempersoalkan Jilbab, lebih baik dari Denmark,
Swedia dan Norwegia, yang tidak menghormati
agama, karena di sana ada UU Perkawiman
Sejenis. Agama mana yang memperkenankan
perkawinan sejenis ?!
Akhirnya kembali kepada bangsa Indonesia, kaum
muslimin sendiri yang harus sadar dan tegas,
membedakan mana HAM yang benar (humanisme)
dan mana yang sekedar Westernisme".
Pidato KH Hasyim Muzadi yang berasal dari NU
sebagai ormas terbesar di Indonesia ini juga
dinilai sebagai penawar rasa haus umat setelah
selama belasan tahun umat tidak melihat
ketegasan seorang tokoh besar Ulama dari
kalangan NU yang berani tampil cerdas dan
berani dalam bersikap.mks

Tidak ada komentar: