Faedah dari Kitab Raudhatul 'Uqalaa Wa Nuzhatul Fudhalaa
karya Abu Hatim Muhammad Ibn Hibban Al-Busti rahimahullah (Wafat 354 H)
Rendah Hati
Rasulullah Shallallaahu 'Alaihi Wa 'Ala Alihi Wa Sallam bersabda: "Tiadalah seseorang tawadhu' karena Allah melainkan Allah mengangkatnya." (Sahih Ibn Hibban).
Tawadhu' adalah rendah hati, lawan dari sombong.
Abu Hatim Muhammad Ibn Hibban Al-Busti Rahimahullah Berkata:
"Tawadhu' ada dua macam; salah satunya terpuji dan yang lain tercela. Tawadhu' terpuji adalah tidak meremehkan dan merendahkan hamba-hamba Allah. Sedang tawadhu' tercela adalah tawadhu' seseorang kepada ahli dunia karena menginginkan dunianya."
Abu Hatim Muhammad Ibn Hibban Al-Busti Rahimahullah Berkata:
"Bagaimana tidak tawadhu' orang yang dicipatakan dari air mani dan pada akhirnya menjadi bangkai, sedang diantara keduanya dia membawa kotoran (dalam tubuhnya penuh kotoran)."
Kiat-Kiat Menghindari Sifat Sombong dan Menjadi Rendah Hati
Abu Hatim Muhammad Ibn Hibban Al-Busti Rahimahullah berkata:
“Tiadalah yang lebih mendatangkan kebencian seperti sifat sombong dan tiadalah yang lebih menghasilkan cinta seperti sifat tawadhu’ (rendah hati)”.
Beliau Rahimahullah berkata pula:
“Orang berakal apabila melihat orang lain yang lebih tua darinya akan tawadhu’ (rendah hati) kepadanya seraya berkata: “Orang ini telah mendahului aku dalam Islam”.
Apabila melihat orang lain yang lebih muda darinya akan tawadhu’ (rendah hati) kepadanya seraya berkata: “Aku telah mendahuluinya dalam dosa-dosa”.
Dan apabila melihat orang yang seusia dengannya, dia menganggapnya sebagai saudara (sama dengannya)”.
Keutamaan Akhlak Baik dan Bahaya Akhlak Buruk
Abu Hatim Muhammad Ibn Hibban Al-Busti Rahimahullah berkata:
“Wajib atas orang berakal untuk menjadikan manusia cinta dengan cara selalu berakhlak baik dan meninggalkan akhlak buruk. Karena akhlak yang baik melebur kesalahan-kesalahan sebagaimana Matahari mencairkan es yang beku. Sesungguhnya akhlak yang buruk pasti akan merusak ilmu sebagaimana cuka merusak madu. Adakalanya pada diri seseorang terdapat banyak akhlak yang kesemuanya baik dan hanya satu akhlak yang buruk, maka akhlak yang buruk itu merusak semua akhlak baik tersebut.”
Memilih Teman
Al-Fudhail bin ‘Iyad Rahimahullah berkata:
“Apabila kamu hendak bergaul, bergaullah dengan orang yang akhlaknya baik, karena dia tidak akan mengajakmu kecuali kepada kebaikan, dan temannya santai daripadanya (dari ganguannya).
Janganlah kamu bergaul dengan orang yang akhlaknya buruk, karena dia tidak akan mengajakmu kecuali kepada keburukan, dan temannya payah daripadanya (dari gangguannya).
Sekiranya seorang fajir (bergelimang dalam dosa) yang akhlaknya baik menemaniku, hal itu lebih aku sukai daripada menemaniku seorang Qari’ (ahli baca Al-Qur’an) yang akhlaknya buruk.
Sesungguhnya seorang yang fasik apabila akhlaknya baik, dia akan hidup dengan akalnya (selalu mempergunakan akal yang sehat), ringan atas manusia (tidak memberatkan orang lain) dan manusia mencintainya.
Sedang seorang yang Ahli Ibadah apabila akhlaknya buruk, dia akan memberatkan manusia sehingga manusia membencinya.”
Mengapa Dibenci Manusia?
Abu Hatim Muhammad Ibn Hibban Al-Busti Rahimahullah berkata:
“Perasaan berat (tidak suka atau benci) dari manusia (terhadap seseorang) terjadi disebabkan dua perkara:
Pertama: Seseorang melakukan hal-hal yang dilarang Allah dari pada dosa-dosa, karena orang yang melanggar perkara-perkara yang diharamkan Allah pasti Allah membencinya, dan barangsiapa yang dibenci Allah pasti dibenci oleh Malaikat, kemudian kebencian itu diletakkan di muka bumi sehingga hampir tidak ada seorangpun yang melihatnya melainkan merasa berat (atasnya) dan membencinya.
Kedua: Seseorang yang melakukan perkara-perkara yang dibenci manusia, karena apabila seseorang melakukan hal yang seperti itu, pasti manusia merasa berat (benci) terhadapnya.”
Abu Hatim Muhammad Ibn Hibban Al-Busti Rahimahullah berkata:
“Diantara sarana terbesar untuk sampai kepada manusia dan mendatangkan cinta mereka adalah berkorban membantu mereka dengan apa yang kita miliki dari pada harta dunia dan sanggup menanggung beban gangguan dari mereka.”
Abu Hatim Muhammad Ibn Hibban Al-Busti Rahimahullah berkata:
“Barangsiapa tidak mempunyai harta (untuk membantu orang lain) maka hendaklah membentangkan wajahnya kepada mereka (dengan berakhlak baik) karena hal itu bisa menggantikan kedudukan membantu dengan harta.”
Abu Hatim Muhammad Ibn Hibban Al-Busti Rahimahullah berkata:
“Ibnul Mubarak Rahimahullah pernah ditanya tentang akhlak yang baik, lalu Beliau menjawab: “Akhlak yang baik adalah wajah berseri-seri, membantu (orang lain) dengan kebaikan dan menahan (diri dari) gangguan (tidak mengganggu orang lain).”mks
Tidak ada komentar:
Posting Komentar