Translate

Sabtu, 02 Mei 2015

Meminta Pertimbangan

"Meminta Pertimbangan"

قال طلحة  بن عبيد الله رضي الله عنه: لا تشاور بخيلاً في صلة، ولا جبانًا في حرب، ولا شابًا في جارية.

"Janganlah minta pertimbangan kepada orang yang pelit, dalam urusan shadaqah.
Janganlah minta pertimbangan kepada orang yang penakut, dalam urusan perang.
Dan janganlah minta pertimbangan kepada anak muda (yang belum menikah), dalam urusan wanita." [S. Thalhah bin Ubaidillah RA]

Allah SWT berfirman:
فاسألوا أهل الذكر إن كنتم ﻻ تعلمون
"Bertanyalah kepada ahli dzikir (ilmu), bila kalian tidak mengetahui" [QS. an-Nahl: 43, al-Anbiya': 7]

Bertanyalah kepada orang yang telah mengetahui!

Orang yang pelit, belum mengetahui manisnya shadaqah. Justru baginya shadaqah itu pahit. Maka janganlah meminta pertimbangan kepadanya dalam urusan shadaqah, karena ia  akan cenderung melarangnya.

Orang yang penakut, belum mengetahui manisnya berperang. Justru baginya berperang itu pahit. Maka janganlah meminta pertimbangan kepadanya dalam urusan berperang, karena ia  akan cenderung melarangnya.

Orang yang belum menikah, belum mengetahui manisnya menikah. Justru baginya menikah itu merepotkan. Maka janganlah meminta pertimbangan kepadanya dalam urusan menikah, karena ia  akan cenderung melarangnya.

Begitu pula dalam urusan Khuruj fii Sabilillah (keluar di Jalan Allah, untuk menda'wahkan agama-Nya), jangan meminta pertimbangan kepada orang yg belum pernah 'khuruj'. Karena ia belum merasakan manfaat 'khuruj'; bahwa dengan 'khuruj' akan memantapkan keyakinan kepada Allah, menjadikan zuhud terhadap dunia, meningkatkan kerinduan pada akhirat, dst...

Walhasil, meminta pertimbangan -dalam segala urusan- itu penting. Tetapi, harus kepada ahlinya. Jangan kepada orang yang belum memahami dan merasakannya!,mks

Tidak ada komentar: